1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Qatar – Kekuatan Sepak Bola Yang Sedang Bangkit?

18 Januari 2011

Ditunjuknya Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022 telah menyulut kontroversi. Di dunia sepak bola, memang Qatar belum memiliki nama. Tapi sebagai penyelenggara ajang olahraga akbar, Qatar tidak diragukan lagi.

https://p.dw.com/p/zz6i
Tim nasional Qatar, yang mengandalakan pemain naturalisasiFoto: picture alliance / dpa

Bulan Desember 2010, Qatar, negara kecil di Teluk, sempat menjadi berita utama di dunia sepak bola. Pertama, negara ini ditunjuk FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022. Berita ke dua adalah, Yayasan Qatar menjadi sponsor pertama yang membayar klub raksasa Spanyol, FC Barcelona, dalam sebuah kesepakatan senilai 165 juta Euro. Kemudian muncul selentingan, bahwa satu perusahaan Qatar berniat untuk membeli klub raksasa Eropa lainnya asal Inggirs, Manchester United.

Di Eropa sendiri, fokus perbincangan sepak bola masih mengenai fakta terpilihnya negara di gurun ini sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Tentu saja, untuk mendukung penyelenggaraan ajang sepak bola terbesar ini, Qatar telah menjanjikan investasi milyaran Euro bagi stadion, sarana transportasi dan akomodasi. Akan tetapi, beberapa pihak masih belum sepenuhnya memahami keputusan Komite Eksekutif FIFA.

Namun, mantan pelatih timnas Irak dan Oman, Bernd Stange, beranggapan bahwa Qatar akan mampu menjadi tuan rumah yang baik, walaupun dalam Piala Dunia 2022, di lapangan, tampaknya Qatar belum akan menunjukkan satu prestasi. "Menurut saya, dalam Piala Dunia nanti bagaimanapun Qatar tidak akan tampil sebagai satu kekuatan di lapangan. Qatar belum siap untuk itu. Melihat kenyatan ini, Qatar akan fokus pada penyelenggaraan saja," disampaikan Bernd Stange.

Eropa masih beranggapan, jika kita berbicara mengenai sepak bola ppasti berkisar pada Liga Champions dan pada liga-liga akbar seperti Liga Inggris, Spanyol, Jerman dan Italia. Akan tetapi Piala Dunia merupakan satu ajang global dan FIFA sendiri berusaha untuk terus menyebarluaskan permainan ini ke seluruh penjuru dunia, walaupun memang pasti ada pertimbangan lainnya. Dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia bisa dikatakan, berarti ini merupakan Piala Dunia Timur Tengah.

Kejuaran Piala Asia AFC 2011 menjadi satu ujicoba kesiapan Qatar dalam menyelenggarakan even sepak bola besar. Memang sebelumnya, Qatar juga telah menyelenggarakan ajang olahraga besar lainnya, seperti Asian Games 2006. Akan tetapi, turnamen sepak bola dunia memiliki skala yang berbeda.

Qatar bukan salah satu negara sepak bola papan atas di Asia. Akan tetapi presiden Konfederasi Sepak Bola Asia yang berasal dari Qatar, Mohamed bin Hamman, merupakan elemen kunci di dunia sepak bola, di Asia dan di dunia. Dan ia berharap melihat negaranya tumbuh sebagai pusat sepak bola internasional.

Setelah persiapan penyelenggaran selesai, Qatar masih harus mempersipakan tim sepak bola mereka. Kendala utama yang dihadapi Qatar adalah mencari pemain. Dari 1,7 juta orang yang tinggal di Qatar, hanya sekitar 200 ribu orang saja yang merupakan warga asli Qatar. Dan pemain naturalisasi asal Afrika dan Amerika Selatan, yang kini memperkuat timnas di bawah asuhan pelatih Bruno Metsu, belum mampu membuat satu langkah yang menggembirakan.

Jurnalis sepak bola Dave Robert beranggapan, Qatar tidak memiliki pilihan lain. Sebagai negara yang memiliki hanya sedikit penduduk asli, memang ini perupakan langkah yang tepat yang harus diambil Qatar dalam membentuk timnasnya.

Hingga tahun 2002 Qatar memiliki tugas berat, di lapangan dan di luar lapangan. Qatar masih harus terus mempersipakan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia yang baik dan untuk berusaha menunjukkan bahwa suatu saat Qatar akan menjadi negara yang juga patut diperhitungkan di lapangan.

Arunava Chaudhuri/Yuniman Farid

Editor: Hendra Pasuhuk