1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Raja Hutan Tewas di Rumahnya Sendiri

30 Juli 2011

Sebuah video tentang kematian tragis seekor Harimau Sumatera dirilis oleh organisasi lingkungan hidup, Greenpeace. Satwa terancam punah itu terjebak dalam perangkap manusia di akwasan Riau.

https://p.dw.com/p/126ov
Harimau SumatraFoto: picture-alliance/dpa

Baru-baru ini, seekor harimau Sumatera ditemukan dalam kondisi kelaparan dan kehausan, terperangkap di sebuah hutan yang beralih fungsi menjadi perkebunan di Riau. Serta merta, Greenpeace mengecam perkebunan yang dimiliki anak perusahaan PT APP, yang memproduksi kertas dan bubur kertas. Ketika tim Balai Konsevasi menemukan harimau naas tersebut bersama masyarakat dan Greenpeace, harimau itu akhirnya tewas tak tertolong. Ia kehilangan rumahnya, habitatnya, yang kini berubah fungsi menjadi perkebunan. Tersingkirkan dari habitatnya sendiri, harimau itu terperangkap dan akhirnya tewas. Saat ini harimau Sumatera hanya tinggal tersisa sekitar 400 ekor. Apabila pemerintah tak bertindak tegas, maka kepunahan harmau Sumatera mungkin tak akan terhindarkan.

Tiger im Zoo von Sydney
Seekor harimau SumateraFoto: picture-alliance/ dpa

Menurut Greenpeace, dampak penghacuran hutan yang dilakukan oleh PT APP tidak hanya menyengsarakan harimau sumatera tetapi juga mengancam keseimbangan iklim. Penghancuran hutan alam secara terus menerus memaksa harimau sumatera dan satwa liar lainnya yang hidup di dalam hutan semakin terdesak mendekat ke pemukiman masyarakat. Berikut wawancara dengan aktivis kampanye perlindungan hutan Greenpeace, Zulfahmi.

Ayu Purwaningsih

Editor : Marjory Linardy