1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220709 König Marokko

Anggatira Anggatira23 Juli 2009

Segera setelah naik jabatan, Raja reformis Mohammed VI dijuluki raja pemberani. Ia memberikan wajah baru kepada Maroko.

https://p.dw.com/p/Ivqv
Raja Mohammed VIFoto: AP

Tidak banyak yang diketahui tentang Raja Mohammed VI. Orang tahu, ia suka bepergian, misalnya ke Paris, ke Swiss atau ke Amerika Serikat. Tetapi ia jarang muncul di pertemuan-pertemuan puncak. Di televisi ia sering muncul kalau sedang meresmikan panti-panti cacata tau badan-badan sosial lainnya. Itulah sebabnya orang Maroko memberinya gelar “Raja Orang Miskin”.

Raja Mohammed VI disukai rakyatnya. Di bawah pemerintahannya, Maroko menjadi negara yang lebih liberal daripada pada masa kekuasaan ayahnya, Raja Hassan II. Dulu pihak oposisi selalu ditekan dan pemerintah menjalankan rezim yang keras.

Ahmed Benchemsi, pimpinan Harian Mingguan “TelQuel“ yang berpengaruh, menceritakan situasi di Maroko. “Sekarang ini orang bertanya, tema apa saja yang dilarang. 10 tahun yang lalu pertanyaannya, tema apa yang diizinkan. Ada perubahan cukup besar dalam kebebasan pers, kebebasan berpendapat dan juga dalam hak mengadakan pertemuan. Situasinya sudah jauh lebih membaik.“

Tetapi Benchemsi juga kenal sisi lain dari pemerintahan Raja Mohammed VI. Karena sebuah artikel yang mengkritik pidato sang raja, Benchemsi diinterogasi dan dituntut pihak istana. Proses pengadilannya akan dimulai dan ia diancam hukuman penjara sampai lima tahun.

Mengkritik seorang raja masih merupakan tindakan yang melanggar hukum di Maroko. Namun begitu, dalam beberapa tahun terakhir, negara ini mengalami masa kejayaan budaya. Banyak musium yang dibuka, dunia film berkembang pesat dan banyak kelompok musik hip hop yang bermunculan. Banyak musisi, sutradara dan penulis yang mulai mengangkat tema-tema tabu di Maroko.

Sekarang ini ada suasana di masyarakat yang memungkinkan banyak hal. Komentar André Azoulay, penasehat sang raja: ”Raja Mohammed VI yang mulia berhasil melakukan banyak hal yang hebat. Semua aspek positif yang ia temukan di Maroko dioptimalkan, distabilisasi dan diperkuat. Sekarang tantangan bagi Maroko adalah, semakin baik situasinya, semakin banyak yang direformasi, semakin jauh kita melangkah, semakin tinggi juga harapannya. Ini hal yang logis.”

Raja Mohammed VI juga memodernisasi infrastruktur Maroko: banyak jalan raya yang dibangun, persediaan gas dan air menjadi lebih baik dan sambungan internet menjadi lebih cepat. Ini juga berkat sumbangan dari Uni Eropa yang jumlahnya tidak sedikit. Dengan uang ini, Uni Eropa ingin memajukan demokrasi dan hukum. Tetapi dalam bidang ini, Maroko masih kurang maju. Menurut banyak pengamat, Maroko bukanlah negara demokrasi. Memang banyak partai politik dan ada parlemen dengan kepala pemerintahan. Tetapi nyatanya politik Maroko dikendalikan oleh istana. Di sini raja mempunyai keuasaan mutlak.

Raja Mohammed VI menguasai Maroko tidak hanya secara politis. Dengan berbagai perusahaan dan saham, ia adalah bankir, pengusaha dan penanggung jawab terpenting di Maroko. Menurut majalan AS ”Forbes”, Maroko merupakan kerajaan terkaya ke-7 di dunia, jauh lebih kaya dari Kerajaan Inggris. Tetapi dalam bidang konstitusional, Maroko masih jauh ketinggalan dari Kerajaan Inggris atau Spanyol.

Marc Dugge / Anggatira
Editor: ASril Ridwan