1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rajapakse Menangkan Pemilu Sri Lanka

27 Januari 2010

Komisi pemilu mengumumkan, Rajapakse meraih sekitar 58 persen suara. Saingannya, mantan panglima militer Fonseka yang mewakili kubu oposisi, mendapatkan kurang dari 40 persen suara.

https://p.dw.com/p/Li73
Presiden Mahinda Rajapaksa (kiri) dan Sarath Fonseka (kanan) saat kampanye pemiluFoto: AP

Sebelum pengumuman hasil pemilu di Sri Lanka, seorang juru bicara kepresidenan sudah mengatakan, presiden merasa sangat gembira dan berterima kasih kepada para pendukungnya. Hasil pemilihan presiden yang dimenangkan Rahinda Rajapakse disambut dengan perayaan oleh para pendukungnya di jalan-jalan ibukota Colombo.

Menurut keterangan komisi pemilihan, lebih dari 70 persen dari 14 juta warga Sri Lanka yang mempunyai hak pilih memberikan suaranya. Para pengamat sebelumnya memperkirakan akan terjadi persaingan ketat antara Mahinda Rajapakse dan Sarath Fonseka.

Rajapakse menetapkan pemilu yang diajukan November 2009 lalu, ketika ia tengah berada di puncak popularitasnya. Di kalangan mayoritas penduduk Singhala, Rajapaksa dan Fonseka dianggap sebagai pahlawan kemenangan atas kelompok pemberontak Tamil, Mei 2009. Kemudian mereka terlibat persaingan hebat. Sementara 20 kandidat lainnya sejak babak awal tidak memiliki peluang untuk menang.

Sementara itu juga diberitakan, tentara bersenjata lengkap mengepung hotel di ibukota Colombo, di mana Fonseka dengan pendukungnya berada. Seorang juru bicara militer menyebutkan, aksi tersebut dialakukan karena diantara 400 orang yang berada di hotel mewah tersebut juga terdapat pelaku desersi militer. Sebelumnya pihak pemerintah menuduh Fonseka membentuk milisi pribadi yang terdiri dari para pelaku desersi militer.

Menjelang pembukaan TPS hari Selasa (26/01), di kota Jaffna, yang mayoritas dihuni warga Tamil, terjadi sejumlah ledakan. Menurut keterangan pengamat pemilu, ledakan itu terjadi akibat serangan granat terhadap kantor salah satu fungsioner partai pemerintah. Sementara seorang anggota parlemen warga Tamil menyalahkan aparat keamanan yang menembakkan artileri ke laut untuk menakut-nakuti pemilih warga Tamil.

DK/AR/rtr/dpa/DW