1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ratusan Demonstran anti-Putin Ditangkap

6 Desember 2011

Polisi Moskow mengaku menangkap 250 pengunjuk rasa hari Selasa (06/12) guna membubarkan aksi protes yang disebut illegal. Aksi yang berlangsung di 50 kota itu mengritik pemilu´parlemen yang disebut penuh kecurangan.

https://p.dw.com/p/13Nx9
Demonstrasi menolak hasil pemilu dan meminta Putin mundurFoto: dapd

Rusia menepis kritik Amerika atas pemilihan parlemen di Rusia. Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin hari Selasa (06/12) menegaskan, kritik itu tidak bisa diterima. Ia mengingatkan Amerika Serikat yang pernah bermusuhan dengan Rusia, agar tidak melakukan kritik serupa di masa depan.

Sejak berakhirnya perang dingin, hubungan hubungan kedua negara sering mengalami pasang surut. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, Selasa (06/12) pagi mengkritik pemilu Rusia “Kami menguatirkan jalannya pemilihan lalu. Partai-partai politik indepeden seperti, Parnas, dilanggar haknya untuk mendaftar. Dan laporan-laporan awal OSCE menunjukan sejumlah kasus manipulasi kotak suara, daftar pemilih dan berbagai praktek lain yang menguatirkan.”

Sementara di Moskow, protes meledak hari Senin (05/12), setelah Komisi Pusat Pemilu Rusia mengumumkan kemenangan partai Rusia Bersatu dari Perdana Menteri Vladimir Putin dan Presiden Dmitri Medvedev. Ribuan orang turun ke jalan. Mereka menuding pemerintah melakukan manipulasi dan menuntut dibentuknya pemerintahan yang tidak melibatkan Perdana Menteri Vladimir Putin.

Di antara 300 orang yang diciduk hari Senin itu terdapat Blogger Alexei Navalny “Apa sih yang dilakukan Putin selama beberapa tahun ini? Ia mengontrol Duma dan mengeruk keuntungan dari tingginya harga minyak bumi. Tapi sekarang kita melihat, tidak ada yang ia lakukan, tidak ada reformasi kepolisian, reformasi militer maupun pemberantasan korupsi“

Demonstrasi yang diorganisir melalui internet ini mengejutkan pemerintah Rusia, karena merupakan aksi oposisi terbesar selama beberapa tahun terakhir.

Ausschreitungen und Proteste gegen Wahl in Moskau Russland
Foto: dapd

Ketika ratusan warga masih menggelar aksi serupa pada hari Selasa (05/12), polisi bertindak keras. Kementrian dalam negeri Rusia mengerahkan polisi untuk membubarkan demonstran. "Sekitar 250 orang ditahan,“ begitu jelas jurubicara kepolisian Moskow. Menurut dia, para demonstran dipindahkan ke kantor-kantor polisi untuk didata. Di antara yang ditahan adalah mantan menteri Boris Nemtsov yang kini berbalik mengritik pemerintah. Nemtsov segera dibebaskan setelah didakwa di kantor polisi.

Kepolisian Rusia melaporkan, telah menangkap sekitar 200 demonstran di kota kelahiran Putin, Saint Petersburg. Disebutkan, aksi protes berlangsung di sekitar 50 kota.

Moskau Militärfahrzeuge im Stadtzentrum
Pasukan polisi di MoskowFoto: DW

Pemilihan parlemen Rusia dari awal sudah dibayangi tuduhan manipulasi. Satu-satunya kelompok pengamat independen Rusia Golos melaporkan, para pengamat dan anggota komisi pemilu dihalangi untuk memeriksa segel kotak suara. Situs internet mencatat lebih dari 5.400 pelanggaran pemilu dan ada tampilan video yang menunjukan kotak suara yang sudah hampir penuh sebelum TPS dibuka.

Namun, Presiden Dmitri Medvedev menepis tudingan adanya kecurangan dalam Pemilu "Rusia Bersatu telah meraih apa yang seharusnya. Tidak lebih dan tidak kurang. Ini membuktikan bahwa pemilu Rusia berlangsung jujur, adil dan demokratis.”

rtr/afp/dpa/Koesoemawiria
Editor: Andy Budiman