1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ratusan Ribu Berdemonstrasi di Kiev

2 Desember 2013

Ukraina tenggelam dalam krisis politik terbesar sejak Revolusi Oranye. Ratusan ribu demonstran menduduki pusat kota Kiev menuntut pengunduran diri Presiden Yanukovitsch.

https://p.dw.com/p/1ARWs
Foto: Reuters

Tekanan terhadap Presiden Ukraina Viktor Yanukovitsch belum mengendur. Usai menggelar aksi turun ke jalan hari Minggu (01/12/13), ribuan demonstran menduduki Majdan Nesaleschnosti alias Lapangan Kebebasan di pusat kota Kiew. Pengunjuk rasa bermalam di dalam tenda kendati suhu udara mencapai empat derajat Celcius.

Tokoh oposisi dan juara dunia tinju, Vitali Klitschko, sebelumnya mengimbau demonstran agar mempertahankan pendudukan atas ibukota pada malam hari. "Kita harus memobilisasi setiap orang dan tidak kehilangan inisiatif," serunya.

Koalisi Segitiga

Klitschko duduk di pucuk pimpinan partai Udar atau Aliansi Demokratik Ukraina untuk Reformasi dan disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat pada pemilu kepresidenan Maret 2015. Seorang juru bicara oposisi dari partai Udar mengklaim, para demonstran akan mulai memblokir gedung-gedung pemerintahan mulai Senin pagi (02/12/13).

Aksi demonstrasi di Ukraina juga ditukangi oleh sayap ekstrem kanan yang dipimpin Partai Svoboda. Ketua Umum partai, Oleg Tyagnybok, menyebut peristiwa di negerinya saat ini sebagai "revolusi." Ia juga mengancam pemerintah akan menggalang "pemogokan massal secara nasional," katanya dalam wawancara yang disiarkan langsung oleh berbagai stasiun televisi.

Klitschko, Tyagnybok dan Partai All-Ukrainian Union "Fatherland" yang dipimpin bekas Perdana Menteri Yulia Tymoschenko membentuk koalisi segitiga yang disebut dengan Pemberontakan Nasional. Kelompok ini ingin menjatuhkan Yanukovitsch dan kembali membawa Ukraina mendekat ke Eropa. Aksi mogok massal yang digagas bertujuan memaksakan pemilu baru.

Antara Eropa dan Rusia

Kiew Ukraine Protest Regierung 2. Dezember
Demonstran bermalam di lapangan kemerdekaan di pusat kota Kiev. Aksi lanjutan akan dilanjutkan senin ini (2/12)Foto: Reuters

Ukraina saat ini mengalami krisis politik terbesar sejak Revolusi Oranye 2004 silam. Hari Minggu sekitar 100.000 simpatisan kelompok oposisi mengabaikan larangan berdemonstrasi yang berlaku hingga 7 Januari 2014.

Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan menyisakan ratusan korban luka-luka. Sebagian kader Partai Svoboda menduduki gedung pemerintah kota yang sudah dikosongkan. Sementara itu di kota Lviv sekitar 50.000 orang turun ke jalan mendesak pengunduran diri Presiden Yaunkovitsch.

Yanukovitsch sejak lama dikenal pro Rusia. Ia membatalkan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa secara sepihak menyusul ancaman sanksi perdagangan yang dilayangkan Moskow. Tindakan Yanukovitsch memicu unjuk rasa kelompok pro Eropa.

rzn/yf (afp,rtr,ap)