1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ratusan Ribu Orang Kembali Turun ke Jalan

22 Juli 2011

Ratusan ribu pendukung oposisi kembali menggelar unjuk rasa menentang penguasa seusai salat Jumat, meski pengerahan aparat keamanan secara besar-besaran. Oposisi melaporkan jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil.

https://p.dw.com/p/1222p
Demonstran mengusung spanduk anti rezim Assad dan bendera Suriah di pinggiran kota Damaskus.
Demonstran mengusung spanduk anti rezim Assad dan bendera Suriah di pinggiran kota Damaskus.Foto: dapd

Ratusan ribu orang berunjuk rasa hari Jumat (22/07) di sejumlah kota di Suriah, lebih dari empat bulan setelah dimulainya pergerakan menentang Presiden Bashar al Assad. Lebih dari sejuta orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa di kota Deir Essor dan Hama, demikian dilaporkan lembaga pengawas HAM Suriah yang berpusat di London.

Ketua lembaga pengawas HAM Suriah di London, Rami Abdel Rahman mengatakan, massa di Deir Essor menyerukan pemerintah untuk mundur dan menyatakan solidaritas terhadap warga di Homs. Dalam lima hari belakangan ini, kota ketiga terbesar Suriah itu terjadi penembakan dan razia yang menewaskan sedikitnya 50 orang. Tidak ada konfirmasi mengenai kabar tersebut karena jurnalis independen tidak diizinkan bekerja di Suriah dalam beberapa waktu ini.

Kekerasan Kembali Terjadi di Aleppo dan Homs

Di Homs pada hari yang sama dua demonstran ditembak aparat keamanan, demikian dilaporkan Abdel Karim Rihaui dari Liga HAM Suriah. Seperti yang dilaporkan stasiun televisi Al Jazeera mengutip pernyataan sejumlah aktivis, di kota itu terjadi bentrokan antara sekitar seratus orang desertir dan aparat keamanan. Sementara itu oposisi melaporkan, dua demonstran ditusuk pendukung Assad. Dilaporkan pula puluhan orang terluka dan banyak lainnya yang ditangkap. Aksi kekerasan juga terjadi di Damaskus dan Kfar Ruma. Di dua kota itu sedikitnya empat orang tewas.

Perancis mengecam aksi kekerasan terhadap demonstran di Homs. Jurubicara kementerian luar negeri Bernard Valero mengatakan di Paris bahwa "Teror menguasai Homs". Lebih lanjut Valero menambahkan bahwa pemerintah Perancis "sangat prihatin" dan mengecam "penindasan berkepanjangan yang dilakukan aparat Suriah".

Kementerian Luar Negeri Jerman Menyatakan Khawatir

Kamis (21/07), Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan prihatin terhadap tindakan yang dilakukan pemerintah Suriah. Pemerintah di Berlin menyimak berita mengenai kekerasan berkepanjangan terhadap warga di Suriah, terutama terhadap warga di kota Homs "dengan penuh kekhawatiran". Dikatakan, Suriah pada akhirnya harus memperhatikan hak dasar manusia dan warga, yang wajib pula menegakkan hak rakyat.

Pendukung oposisi tidak gentar menghadapi banyaknya aparat keamanan dan patroli yang dikerahkan. Menurut laporan para aktivis, ribuan orang turun ke jalan di Damaskus, Laktakia, Provinsi Idlib, Deir el Sur dan kota Daraa. Di kota Qamishli yang berpenduduk mayoritas Kurdi, ratusan polisi menghadang demonstran dengan pentungan dan gas air mata, demikian dilaporkan saksi mata. Para demonstran di kota itu berunjuk rasa menuntut kebebasan politik dan diakhirinya diskriminasi terhadap etnis minoritas Kurdi.

Gerakan Perlawanan terhadap Assad Berkembang

Dalam empat bulan terakhir ini gerakan perlawanan terhadap rezim Assad terus berkembang. Jumat pekan lalu (15/07) digelar aksi protes terbesar di negara itu. Dilaporkan ratusan ribu orang turun ke jalan. 32 orang tewas dibunuh aparat keamanan dan separuhnya di Damaskus.

Sejak dimulainya gerakan protes medio Maret lalu, lebih dari 1400 warga sipil tewas akibat tindakan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan di Suriah, demikian keterangan sejumlah organisasi non pemerintah. Ribuan warga Suriah ditangkap. Pemerintah di Damaskus menyangkal keterangan itu dan menuding kelompok bersenjata dan ekstremis agama yang bertanggung jawab atas kerusuhan di negerinya.

Reinhard Kleber (afp,dpa,dapd,rtr)/Luky Setyarini

Editor: Christa Saloh