1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi AS Atas Moratorium Nuklir Pyongyang

1 Maret 2012

Pembicaraan bilateral antara Amerika Serikat dan Korea Utara mendorong Pyongyang mengumumkan penghentian program atomnya. AS berjanji memberikan bantuan pangan.

https://p.dw.com/p/14CKz
U.S. envoy on North Korean Affairs Glyn Davies, center, speaks to embassy staff, before heading to the nuclear talk between the US and North Korea, at a hotel in Beijing, China, Thursday, Feb. 23, 2012. The U.S. and North Korea reopen nuclear talks on Thursday that will provide a glimpse into where Pyongyang's opaque government is heading after Kim Jong Il's death and test its readiness to dismantle nuclear programs for much-needed aid. (Foto:Andy Wong/AP/dapd)
Pembicaraan AS-Korea utara di BeijingFoto: AP

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyebutnya sebagai sebuah „langkah sederhana ke arah yang benar“. Jay Carney, juru bicara Gedung Putih menjelaskan, langkah pertama untuk perlucutan nuklir secara total dan dapat diuji di Semenanjung Korea ini“ harus diikuti tindakan konkrit. Perjanjian bilateral itu dari sisi Korea Utara adalah penghentian uji coba atom, tidak melakukan penembakan rudal jarak jauh maupun pengayaan uranium, serta ijin kunjungan para inspektur IAEA ke reaktor Yongbyon. "Ini tidak berarti bahwa pembicaraan enam negara besok segera berlangsung," dijelaskan Bruce Klingner dari Heritage Foundation kepada DW.

Klingner adalah mantan anggota dinas rahasia CIA yang bertanggung jawab menilai situasi militer di Korea Utara. Perjanjian saat ini lebih memperbesar kemungkinan pembicaraan bilateral berikutnya antara Korea Utara dengan AS, untuk memulai kembali pembicaraan enam negara. Demikian dikatakan Klingner. Perundingan masalah senjata nuklir Korea Utara dengan Korea Selatan, Cina, Jepang, Rusia dan AS sejak 2009 terhenti, setelah Korea Utara meninggalkan meja perundingan.

Secretary of State Hillary Rodham Clinton testifies on Capitol Hill in Washington Wednesday, Feb. 29, 2012, before the House Foreign Affairs Committee hearing "Assessing U.S. foreign policy priorities amidst economic challenges: The Foreign Relations Budget for Fiscal Year 2013". (AP Photo Manuel Balce Ceneta)
Menlu AS Hillary ClintonFoto: dapd

Isyarat Siap Berunding Setelah Kim Jong Il Meninggal

Perundingan untuk memulai pembicaraan sudah ada tahun lalu, masih di bawah pemerintahan mantan diktator Kim Jong Il. Yang agak mengejutkan pemerintahan AS adalah ketika sesaat setelah meninggalnya Kim Jong Il, datang isyarat dari Pyongyang untuk segera dimulainya kembali perundingan. Diharapkan adanya kontinyuitas, disampaikan juru bicara Gedung Putih Jay Carney. Carney menekankan, politik pemerintah Amerika Serikat sejak dipimpin Presiden Barack Obama tidak berubah.

AS memainkan peran utama dalam perundingan enam negara, dan antara lain Cina juga mendesak Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan. Dipaparkan Evans Revere dari Brookings Institute. Revere lama bekerja sebagai pakar Asia pada kementerian luar negeri AS dan berpengalaman dalam perundingan dengan Korea Utara. "Tapi Amerika Serikat selalu menegaskan bahwa harus dijanjikan kemajuan atau paling tidak harapan untuk kemajuan agar mereka mau melakukan pembicaraan."

Dikatakan Revere, perjanjian saat ini secara tepat menggugah harapan ini. Dengan demikian sekarang tercapai kembali situasi seperti tiga tahun lalu. AS menurut keterangannya sendiri bertindak sesuai kesepakatan erat dengan negara-negara lainnya.

Bantuan Humaniter Bukan Imbal Balik

Meski demikian sikap Korea Utara beberapa tahun terakhir semakin dipandang dengan kecemasan di Amerika Serikat. Dikatakan Revere, "sejak penenggelaman kapal perang Korea Selatan Cheonan dan serangan artileri ke pulau Yeonpyeong (milik Korsel) tahun 2010, kekhawatiran di AS bahwa Korea Utara akan mengambil risiko tindakan provokasi seandainya tidak berlangsung pembicaraan cukup besar."

A giant offshore crane salvages portion of the sunken South Korean naval ship Cheonan off Baengnyeong Island, South Korea, Saturday, April 24, 2010. South Korea lifted remaining half of its warship Saturday in waters near the disputed sea border with North Korea, a month after it sank following a mysterious explosion that left 46 sailors dead or missing.(AP Photo/Yonhap, Jin Sung-chul) **KOREA OUT**
Kapal Perang Cheonan yang ditenggelamkan Korea UtaraFoto: AP

Bagi Amerika Serikat ini impuls penting untuk kembali memulai perundingan. AS menekankan bahwa janji bantuan 240 ribu ton bahan makanan bukan imbal balik untuk kesediaan Korea Utara terkait program atomnya. Bantuan humaniter dari AS itu kini memungkinkan, karena Korea Utara menarik kembali dua tuntutannya, demíkian dijelaskan pejabat departemen luar negeri AS. Korea Utara tidak lagi meminta pasokan beras dan gandum, yang ditolak dikirim oleh Amerika Serikat karena curiga pasokan itu dapat diberikan kepada kelompok elit militer atau politik. Selain itu Korea Utara kini mengijinkan pengawasan pembagian bahan makanan.

Korut Yang Tentukan Kecepatan

Rencana bahan makanan yang dikirim AS antara lain minyak nabati, biji polong dan makanan khusus untuk bayi dan anak-anak yang kurang gizi. Tapi diperkirakan bahwa Korea Utara memiliki kepentingan besar agar barang bantuan segera tiba. Kelaparan yang menjadi masalah kritis di Korea Utara juga diakui penguasa negara tersebut.

Pihak AS kini berharap agar pihak Korea Utara mendekati Badan Energi Atom Internasional untuk membicarakan langkah selanjutnya. Kecemasan yang ada cukup besar bahwa Korea Utara, seperti yang sering terjadi di masa lalu, dapat mendadak membatalkan diri. Tahun 2005 negara itu sudah mewajibkan diri menghentikan program atomnya, tapi kesepakatan itu tidak pernah diterapkan.

South Korean protesters hold banners during a rally against North Korea's missile launch near the U.S. Embassy in Seoul, South Korea, Sunday, April 5, 2009. North Korea fired a rocket over Japan on Sunday, defying Washington, Tokyo and others who suspect the launch was cover for a test of its long-range missile technology. President Barack Obama warned the move would further isolate the communist nation. The banner read " Kim Jong Il Out." (AP Photo/Lee Jin-man)
Uji coba rudal Korea UtaraFoto: AP

Meskipun semua upaya yang dilakukan pemerintah AS, akhirnya Pyongyang-lah yang menentukan kecepatan. Dijelaskan Evans Revere, "Jika Korea Utara tidak ingin melakukan barter, tidak ingin melakukan pembicaraan atau perundingan, maka pemerintah AS tidak dapat berbuat banyak untuk mendesaknya bertindak cepat."

Bukan Taktik Pemilu

Hal itu juga membantah teori bahwa pemerintah Obama mencari pembicaraan dengan Korea Utara, sehubungan pemilihan presiden tahun ini. Tentu saja diupayakan mencegah terjadinya eskalasi, kata Bruce Klingner dari Heritage Foundation. "Tapi jika berbicara dengan anggota pemerintahan Obama, mereka tidak begitu optimis bahwa mereka dapat mencapai keberhasilan politik luar negeri dengan Korea Utara, " demikian dikatakan Klingner. Karena seandainyapun terjadi pembicaraan enam negara, hampir tidak ada yang percaya bahwa Korea Utara benar-benar mau menghentikan program atomnya.

Pakar Korea Utara Scott Snyder dar Council on Foreign Relations dalam sebuah e-mail menulis: „Ada alasan untuk pesimis, bahwa pembicaraan enam negara dengan target menghentikan nuklearisasi Korea Utara dapat dicapai dengan imbalan normalisasi hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat."

Christina Bergmann/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk