1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaktor Nomor 3 Fukushima Terancam

14 Maret 2011

Ledakan kedua terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dan terjadi kegagalan sistem pendingin pada reaktor nomor 3.

https://p.dw.com/p/10YlT
Blok III Fukushima DaiichiFoto: Kyodo News/AP/dapd

Insiden ini menyusul ledakan sebelumnya yang terjadi pada reaktor nomor 1, Sabtu (12/03). Dalam insiden yang terjadi Senin (14/03), sedikitnya 11 orang mengalami cidera. Kepala juru bicara pemerintah Jepang, Yukio Edano mengatakan, "Ledakan itu hampir sama dengan ledakan di blok 1 yang terjadi Sabtu lalu. Kami sudah mengevakuasi semua orang di zona bahaya."

Masalah di blok reaktor nomor 3 ini sudah tercium sejak hari Minggu (13/03). Di reaktor ini terdapat bahan bakar plutonium yang sangat berbahaya.

Sebelumnya, ledakan terjadi akibat penumpukan uap hidrogen di bagian atas bangunan reaktor nomor 3. Pejabat setempat mengungkapkan meski terjadi ledakan, wadah yang mengelilingi reaktor atom nomor 3 masih utuh dan tidak ada kenaikan tingkat radiasi.

Dilaporkan kini sistem pendngin reaktor nomor 2 mengalami gangguan.

Pemanfaatan Air Laut

Mengutip ucapan pejabat operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power TEPCO, kantor berita Jiji Press melaporkan, para petugas sedang mempertimbangkan untuk membuat lubang di dalam bangunan reaktor nomor 3, guna mengalirkan hidrogen.

Para petugas berjuang keras mengantisipasi kemungkinan terjadinya lelehan, dengan menginjeksi air laut ke dalam sistem reaktor untuk mendinginkannya. Para pakar atom mengungkapkan langkah antisipasi ini mungkin yang pertama kalinya dilakukan dalam puluhan tahun terakhir. Hal ini menunjukan bahwa ini merupakan insiden yang serius. Karena jika upaya mengalami kegagalan, wadah inti reaktor dapat meleleh, bahkan meledak, dan melepaskan material radioaktif ke atmosfir.

Selain di Fukushima, terdapat dua pembangkit listrik lainnya yang situasinya pun sempat dikhawatirkan yaitu di Tokai. Di PLTN ini, sistem pendinginnya mengalami kegagalan, namun situasinya masih dikendalikan. Pembangkit listrik lainnya terdapat di Onagawa, yang juga sempat dilaporkan mengalami kenaikatn tingkat radiasi.

Warga Butuhkan Bantuan

Di tengah upaya mencegah radiasi nuklir, pejabat berwenang mengumumkan zona evakuasi hingga radius 20 km dari pembangkit tenaga nuklir dan telah mengevakuasi lebih dari 210 ribu penduduk. Masih tersisa di wilayah itu, sekitar 750 orang yang terdiri dari pasien, lanjut usia dan para perawat di tiga rumah sakit.

Di utara Jepang, hampir dua juta rumah tangga bertahan tanpa pasokan listrik dan 1,4 juta keluarga hidup tanpa aliran air. 10 ribu orang dilaporkan masih belum ditemukan.

Sektor Ekonomi Terpukul

Kepala analis Credit Suisse, Hiromichi Shirakawa mengungkapkan, diperkirakan kerugian mencapai sekitar 180 milyar Dollar AS atau lebih dari 1500 trilyun Rupiah, itupun hanya di kawasan yang terkena bencana. Gempa bumi dan tsunami yang menghantam negeri matahari terbit itu, menyebabkabkan banyak perusahaan terpaksa menunda produksi mereka. Saham-saham di lantai bursa berguguran, diantaranya Toyota Corp yang sahamnya jatuh hingga hampir 8%.

Benjamin Braden/Ayu Purwaningsih/rtr/afp

Editor: Luky Setyarini