1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Referendum Yunani Picu Kontroversi

Jannis Papadimitriou/rtr/dpa1 Juli 2015

Referendum di Yunani picu kontroversi terkait konstitusi dan dituding banyak kejanggalan di latar belakangnya. Rakyat hanya punya waktu seminggu untuk putuskan masa depannya dan dampak panjang hingga beberapa generasi.

https://p.dw.com/p/1Fr83
Griechenland Athen Schuldenkrise Vorbereitung Referendum
Foto: picture-alliance/dpa/S. Pantzartzi

Pemerintahan radikal kiri dari PM Alexis Tsipras mencatat rekor baru dalam sejarah Yunani terkait referendum yang bisa menyebabkan negara itu didepak dari zona Euro. Rakyat hanya diberi waktu seminggu untuk mempersiapkan diri dan memutuskan masa depan negaranya, termasuk dampak jangka panjang yang akan diderita generasi mendatang dalam sebuah penentuan pendapat rakyat Minggu (5/7).

"Masa kampanye dan persiapan hanya 8 hari, bukan hanya ganjil tapi juga melanggar konstitusi Yunani," ujar politisi yang juga pakar hukum Evangelos Venizelos di Athena. "Pemilih tidak punya cukup waktu untuk mendapat informasi dengan selayaknya dan membentuk pendapat sendiri, tambah mantan ketua fraksi sosialis di parlemen Yunani itu.

Realitanya, kebanyakan rakyat masih kebingungan dengan referendum ini. Pemerintahan dari PM Alexisi Tsipras tidak menjelaskan secara eksplisit apakah referendum ini terkait usulan dari donor Troika mengenai renegosiasi utang atau penentuan pendapat rakyat untuk keluar dari zona Euro?

Pertanyaan referendum sengaja tidak jelas

Selain waktu persiapan yang mepet, pertanyaan dalam referendum yang rumit dan tidak jelas juga picu kontroversi lainnya. Rakyat Yunani pada prinsipnya hendak diminta memutuskan, apakah usulan terbaru dari donor Troika Eropa diterima atau ditolak. Tapi pemerintah saat ini merancang formulasinya menjadi sangat rumit dengan melampirkan berbagai analisa ke depan.

Pakar konstitusi dari Athena Nikos Alivizatos menduga, ada kesengajaan di balik pertanyaan referendum yang samar-samar dan tidak jelas itu. Sebab jika pertanyaan dalam referendum cukup tegas dan jelas, bahwa rakyat harus memilih antara menolak usulan renegosiasi yang berarti keluar dari zona Euro atau menerima yang berarti ada kemungkinan dapat kucuran kredit baru, bisa dipastikan bahwa rakyat akan menjawab "ya" dan pemerintah saat ini akan kalah.

Rakyat Yunani yang saat ini berada dalam situasi tegang bahkan panik, terlihat cenderung mendukung pemerintahan Tsipras. Jajak pendapat menunjukkan, mayoritas tipis pemilih akan menolak usulan regenosiasi dari donor Troika Eropa yang terdiri dari Bank Sentral Eropa, Dana Moneter Internasional dan Komisi Uni Eropa. Walau begitu, kebanyakan pemilih juga tidak tahu dampaknya, jika hasil referendum mayoritasnya menolak, berarti rakyat Yunani memilih didepak dari zona Euro.

Saat ini sekitar 10 juta kartu suara untuk referendum hari Minggu (5/7) sudah dibagikan ke seluruh pelosok Yunani. Para pengritik juga menemukan kejanggalan berikutnya dalam kartu referendum, yakni kolom pilihan "tidak" ada di atas kolom pilihan "ya". Selain itu sekitar dua juta warga Yunani yang bermukim di luar negeri, tidak diikutkan dan referendum.