1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reformasi Ekonomi di Kuba

3 Agustus 2010

Kuba akan mengijinkan lebih banyak kegiatan wiraswasta. Selain itu, birokrasi akan dirampingkan. Sampai kini, negara masih mengendalikan 90 persen perekonomian.

https://p.dw.com/p/Ob8r
Presiden Kuba Raul Castro, adik pemimpin revolusi Fidel CastroFoto: AP

Harian Spanyol El Pais menulis:

Pimpinan rezim Kuba Raul Castro mengumumkan serangkaian langkah reformasi. Jumlah pegawai negeri akan dikurangi secara drastis. Tiang penyangga sistem ekonomi birokratis di Kuba sekarang mulai retak. Bisa diperkirakan, bahwa pada saat langkah-langkah pembaruan ini mulai diterapkan, rakyat Kuba akan menuntut ruang gerak yang lebih besar lagi bagi sektor swasta. Saat ini, negara masih menguasai 90 persen perekonomian. Rencana perampingan birokrasi diumumkan tidak lama setelah Kuba membebaskan 52 tahanan politik. Bagi Raul Castro, langkah-langkah ini adalah indikasi bahwa rezim di Kuba masih kuat. Tapi pada kenyataannya, posisi pemerintah makin lama makin lemah.

Harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung berkomentar:

Akan ada lebih banyak peluang untuk berwiraswasta. Tapi Kuba tetap tidak akan menerapkan sistem ekonomi pasar, melainkan sistem sosialisme. Hal yang pertama adalah perkembangan yang baik, sektor wiraswasta kecil bisa tumbuh. Hal yang kedua, yaitu dipertahankannya sistem ekonomi berdasarkan komando, patut disayangkan. Kubu komunis tentu saja tidak mau mengambil resiko kehilangan kekuasaan dengan terlalu banyak reformasi. Mereka bersedia membebaskan para disiden dengan maksud agar pihak asing mau berinvestasi. Tapi rakyat Kuba akan melihat keberhasilan negara-negara di Eropa dan Asia, yang sudah meninggalkan komunisme. Mereka jadi lebih bebas dan lebih makmur.

Harian Austria der Standard membandingkan kondisi di Korea Utara dan Kuba:

Tidak banyak lagi negara di dunia yang menerapkan sistem ekonomi terencana, kecuali Kuba dan Korea Utara. Kedua negara dikuasai oleh kelompok elit yang sudah lanjut usia, yang ingin meneruskan kekuasaan kepada dinastinya sendiri. Raul Castro dan Kim Jong Il akan berusaha sedapat mungkin mempertahankan kekuasaan. Tapi strategi yang mereka pilih berbeda. Kuba berharap, dengan langkah liberalisasi kecil ia bisa mendapat kredit dari luar negeri. Kalau kemakmuran meningkat, rakyat akan tetap tenang. Sebaliknya, rezim Korea Utara meningkatkan penindasan dengan menghapus sektor ekonomi swasta. Kedua diktatur sama-sama tidak ingin ada perubahan politik. Namun suatu hari, rakyat akan bangkit dan menagih tanggung jawab para penguasa rezim.

Harian Perancis Liberation menyoroti upaya penangulangan pencemaran minyak di Teluk Mesiko:

Akhirnya, kebocoran minyak di Teluk Meksiko bisa mulai ditutup. Tapi ini bukan alasan untuk cepat-cepat mengumumkan kemenangan. Selama tiga bulan, BP sering mengeluarkan pernyataan yang terlalu optimis atau yang salah. Pelajaran pertama sudah bisa ditarik dari peristiwa ini. Pencemaran minyak ini sangat mahal bagi BP. Itu memang adil. Perusahaan ini sudah mencemari dirinya sendiri. Karena kelalaiannya, ia akan membayar biaya sangat besar untuk jangka waktu panjang. Direkturnya sudah dipecat. Biaya ganti rugi yang harus dibayar akan jauh lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan seandainya ia dulu menaati aturan-aturan lingkungan.

Hendra Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Kostermans