1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rekonsiliasi Pemerintah Afghanistan dengan Taliban

29 September 2010

Demi tercapainya perdamaian di Afghanistan, pemerintah negara itu mengusahakan rekonsiliasi dengan anggota Taliban yang moderat. Rencana tersebut didukung masyarakat internasional dan pasukan NATO di Afghanistan, ISAF.

https://p.dw.com/p/PPEA
Warga Afghanistan membaca peringatan dari Taliban untuk tidak ikut dalam pemilu 18 September lalu, yang ditempatkan di depan sebuah mesjid (09/09).Foto: AP

Sembilan tahun setelah digulingkannya Taliban di Afghanistan, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melihat tanda-tanda pertama untuk pembicaraan perdamaian antara kelompok radikal Islam itu dengan pemerintah di Kabul.

Komandan pasukan NATO di Afghanistan (ISAF), David Petraeus, mengatakan kepada kantor berita AFP Selasa, 28 September, bahwa beberapa kelompok Taliban telah mengontak pemerintah dan pasukan ISAF. Namun seorang juru bicara Taliban menampik keterangan Petraeus tersebut.

Perundingan Belum Terlaksana

USA Afghanistan General David Petraeus Porträt
Panglima ISAF Jenderal David PetraeusFoto: AP

Kepada AFP Petraeus mengatakan, setidaknya 20 kelompok kecil dari seluruh Afghanistan telah memberikan penawaran. Jenderal asal AS itu mengaitkan perkataannya dengan program rekonsiliasi yang dibuat Presiden Hamid Karzai. Menurut program itu, anggota Taliban yang bersedia meletakkan senjata akan diberi pekerjaan. Tetapi Petraeus juga menekankan, kontak yang berlangsung selama ini belum terlalu dalam, sehingga perundingan juga belum dapat terlaksana. Itu masih berupa diskusi taraf pertama.

Menurut Petraeus, anggota Taliban yang moderat memulai kontak dengan pemerintah Afghanistan dan dengan pasukan ISAF di bawah pimpinannya, yang terdiri dari 150.000 orang. Pada saat bersamaan Petraeus mengatakan, rekonsiliasi dengan Taliban adalah urusan pemerintah Afghanistan sendiri. Ia menyatakan, Presiden Karzai telah menetapkan langkah-langkah yang jelas dan pihaknya mendukung rencana Karzai.

NO FLASH Taliban in Pakistan
Taliban yang bersenjata berat berpatroli di dekat Lembah Swat, Pakistan (11/04/2009)Foto: picture alliance/dpa

Taliban Menampik

Semua perkataan Petraeus ditampik Taliban. Jurubicaranya Sabihullah Mujahid menyatakan kepada kantor berita AFP, keterangan Petraeus tidak berdasar dan salah. Ia menambahkan, tidak satupun pejuang Taliban bersedia berunding baik dengan penyerang asing maupun dengan bonekanya.

Baru dua pekan lalu Presiden Hamid Karzai menyerukan kepada pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar untuk merundingkan perdamaian dan mengakhiri perlawanan mereka. Itu disampaikannya dalam pidato pada akhir bulan Ramadhan, yang sudah menjadi tradisi. Selasa kemarin (28/09) Karsai kembali menyampaikan pidato yang emosional.

Seruan Emosional

Sambil menangis Karzai meminta Taliban untuk meletakkan senjata. Ia mengatakan, "Saya bersumpah, saya merasakan kepedihan ini. Saya takut. Saya takut bahwa anak saya mungkin akan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dan menjadi orang asing. Demi Tuhan, berhentilah berperang."

Afghanistan Angriff Friedens-Dschirga Kabul Taliban Karzai
Presiden Afghanistan Hamid KarzaiFoto: AP

Karzai mengatakan, ia ingin agar putranya, Mirwais, yang lahir tahun 2007 bersekolah di Afghanistan dan dibimbing guru yang berasal dari Afghanistan. Ia ingin anaknya besar di negara sendiri dan menjadi dokter untuk membantu rakyat Afghanistan.

Syarat Kedua Belah Pihak

Selama ini, Taliban selalu menjadikan penarikan tentara asing dari Afghanistan sebagai syarat untuk ikut berunding. Sedangkan pemerintah Afghanistan dan AS menuntut dari Taliban, antara lain, untuk mengakhiri kekerasan dan memutuskan hubungan dengan jaringan teror Al Qaida.

Rencana rekonsiliasi yang diajukan Karzai dalam konferensi Afghanistan pertengahan Juli lalu di Kabul mendapat dukungan masyarakat internasional, yang akan membiayai rencana tersebut. Program itu ditujukan bagi anggota Taliban yang bersedia meninggalkan kekerasan, juga bagi orang-orang yang ikut dalam gerakan itu karena alasan ekonomi dan bukan ideologis. Syarat untuk resosialisasi anggota Taliban itu adalah, mereka tidak boleh mempunyai hubungan dengan jaringan teror internasional dan menerima konstitusi Afghanistan.

No Flash Internationale Afghanistan-Konferenz in Kabul
Politisi yang hadir dalam Konferensi Afghanistan(20/07/2010). Tampak di tengah, Presiden Hamid Karzai, yang berdiri di antara Sekjen PBB Ban Ki Moon (kiri) dan Menlu AS Hillary Clinton. Menlu Jerman Guido Westerwelle berdiri di belakang Karzai.Foto: dpa

Dewan Perdamaian

Selasa (28/09) Karzai juga mengangkat 68 orang yang menjadi anggota apa yang disebut "Dewan Tinggi Perdamaian". Mereka bertugas mendorong pembicaraan dengan gerakan radikal Islam Taliban.

Di antara 68 orang itu juga terdapat dua mantan presiden Afghanistan, sejumlah pemimpin suku dan sedikitnya tiga mantan anggota rejim Taliban yang digulingkan akhir 2001 lalu. Sejumlah besar orang yang dulu menentang Taliban juga menjadi anggota badan itu, serta sedikitnya delapan perempuan. Dua anggota berikutnya masih akan diangkat.

Marjory Linardy/afp/dpa

Editor: Agus Setiawan