1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Uji Coba Rudal Korut Tuai Kecaman

Julian Ryall3 Desember 2012

Sabtu (01/12), Korea Utara mengumumkan akan meluncurkan rudal jarak jauh tahun ini juga setelah upaya mereka gagal pada bulan April.

https://p.dw.com/p/16uiI
Foto: AP

Pemerintah Korea Selatan, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat mengecam rencana Korea Utara dengan mengatakan, peluncuran rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Hari Sabtu (01/12), Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Victoria Nuland dalam pernyataan tertulis mengatakan, “Peluncuran ‘satelit' Korea Utara akan menjadi tindakan yang provokatif yang mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan.“

Menanggapi rencana Korea Utara, pemerintah Jepang telah menyiagakan sistem pertahanan dan angkatan bersenjata mereka. Hari Senin (03/12), media Jepang melaporkan, Tokyo berencana untuk mengirimkan kapal tempur ke perairan negara tetangga. Dilaporkan, pemerintah Jepang juga menunda pembicaraan dengan Korea Utara yang sedianya akan berlangsung pekan ini.

Cina, mitra terbaik Korea Utara, juga mengungkapkan kekhawatirannya akan rencana Pyongyang ini, demikian menurut media pemerintah. Sementara Rusia meminta pemerintah Korea Utara untuk mempertimbangkan kembali keputusan peluncuran roket. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri Rusia.

Protest in Seoul gegen den Raketenstart in Nordkorea
Rencana Korea Utara untuk meluncurkan roket pada April 2012 mengobarkan protes di Seoul, Korea SelatanFoto: Reuters

Korea Utara bersikeras untuk meluncurkan rudal miliknya untuk membawa satelit komunikasi ke antariksa. Pekan lalu, foto yang ditampilkan situs web DigitalGlobe Inc menunjukkan, adanya peningkatan signifikan akan aktivitas di stasiun peluncuran roket Kora Utara di Laut Kuning. “Aktivitas di sana sejalan dengan persiapan peluncuran, seperti terlihat sebelum kegagalan peluncuran Unha 3 pada 13 April 2012 yang membawa satelit Kwangmyongsong 3.“ Para pakar mengatakan, melihat tingkat aktivitas yang ada, Korea Utara kemungkinan dapat melakukan peluncuran dalam tiga minggu ke depan.

“Saya pikir, kemungkinan besar Korea Utara tetap akan meluncurkan roket, meski protes dan peringatan masyarakat internasional,“ dikatakan Toshimitsu Shigemura, dosen Universitas Waseda Tokyo, kepada DW. “Tidak lama lagi merupakan peringatan satu tahun kematian Kim Jong Il, dan putra dan ahli warisnya ingin menggelar beberapa acara besar untuk menandai peringatan ini,“ ditambahkan Shigemura.

Kim Jong Un, yang kini memerintah Korea Utara, dianggap menghadapi masa sulit di tahun pertama kekuasaannya dan ia perlu menunjukkan satu kemenangan. “Jika berhasil meluncurkan rudal pada hari peringatan kematian ayahnya, akan menjadi cara yang mengesankan untuk melakukan hal itu,“ dikatakan Toshimitsu Shigemura.