1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Saat Kang Emil Sibuk Mencari Jodoh

3 Januari 2018

Ridwan Kamil yang diunggulkan untuk Pilkada Jabar 2018 kelimpungan memilih cawagub yang diusulkan partai-partai pendukung. Kini dia berusaha memadu asmara dengan PDIP yang juga meminta jatah serupa.

https://p.dw.com/p/2qGx8
Bakal calon gubernur Pilkada Jabar, Ridwan Kamil
Bakal calon gubernur Pilkada Jabar, Ridwan KamilFoto: Imago/Belga

Hari-hari ini semua mata di Jawa Barat tertuju pada sosok Ridwan Kamil. Bekas dosen arsitektur ITB itu sedang mencari jodoh buat menghadapi pasangan Dedy Mizwar dan Ahmad Syaikhu yang diusung koalisi PKS, Demokrat dan PAN di Pemilihan Gubernur 2018. Namun di tengah wara wiri politik jelang Pilpres 2019, Kang Emil kesulitan mencari pinangan yang sesuai.

Golkar yang mencabut dukungan awal Desember silam, kini mengajukan nama Dedi Mulyadi sebagai calon wakil gubernur sebagai syarat dukungan. Celakanya posisi yang sama diperebutkan oleh PKB dan PPP yang lebih dulu mendukung bekas walikota Bandung itu. Pun PDIP yang hingga kini masih menahan diri diyakini bakal meminta jatah serupa untuk mencairkan dukungannya.

Di tengah keruwetan tersebut kang Emil memilih diam. Soal posisi Cawagub, ujarnya, "nanti diserahkan kepada koalisi. Kalau bertanya wakil kepada saya, per hari ini, saya tidak pada posisi yang menentukan," kata Ridwan di Kantor DPP PDIP di Jakarta, Rabu (3/1), seperti dikutip CNN Indonesia.

"Saya ini pengantin yang siap dipasangkan dengan siapapun, saya belajar mencintai dengan mudah dan cepat," imbuhnya.

Pilkada Cerminan Pilpres 2019

Presiden Joko Widodo dikabarkan berkepentingan secara langsung pada karir Ridwan Kamil di Jawa Barat. Ia bahkan mengintervensi langsung saat sang walikota berniat terjun melawan Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2017. "Kalau saya lawan Pak Ahok, Pak Ahok menang, saya nganggur. Atau saya menang, Pak Ahok nganggur. Jadi enggak bermanfaat. Mungkin itu nasihat bijak yang saya pahami," ujar Ridwan Kamil seusai dipanggil Jokowi akhir Februari 2016.

Jokowi memang diisukan tengah mempersiapkan kang Emil jadi gubernur di Jawa Barat. "Posisi kepala daerah cukup menentukan bagi dukungan saat Pilpres," kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Centre (SMRC) Djayadi Hanan, seperti dilansir Tirto.id.

Kesimpulan tersebut bukan tak beralasan. Pada Pemilu Kepresidenan 2014, PKS yang menguasai Jawa Barat berhasil menggalang hampir 60% suara buat Prabowo Subianto. Begitu pula sebaliknya dengan suara Jawa Tengah dan Jawa Timur yang beralih ke Jokowi berkat dukungan kepala daerah.

Kini ketiga daerah kantung suara terbesar di Indonesia itu sedang mempersiapkan kedatangan pemimpin baru lewat Pilkada Serentak pada pertengahan 2018.

Memancing Dukungan Banteng

Saat ini harapan terbesar Ridwan Kamil adalah memadu asmara dengan PDIP. Rabu (3/1) dia menyambangi kantor DPP PDIP di Jakarta buat membahas koalisi jelang Pilkada Jabar. Waktu yang kian mendesak membuat Ridwan Kamil mulai gugup.  

"Saya tidak ada masalah. Tapi posisinya deadlock. Makanya saya sampaikan, ya sudah, saya serahkan ke partai-partai pengusung. Levelnya sudah level Ketua Umum," ujarnya seperti dikutip CNN Indonesia.

Sementara Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Dwi hartono mengakui keputusan soal koalisi Pilkada Jabar baru akan ditentukan pada rapat pleno DPP. "Tugas saya mengkoordinasikan data fakta analisa seobjektif ke pleno. Pleno lah kemudian yang mendiskusikan, memperdebatkan, kemudian mengambil keputusan," tuturnya

rzn/hp (dari berbagai sumber)