1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rosetta Mencapai Komet

6 Agustus 2014

Pertemuan bersejarah wahana penjelajah ruang angkasa Rosetta dengan komet, mencapai klimaksnya hari Rabu (06/08), demikian dinyatakan Badan Antariksa Eropa ESA.

https://p.dw.com/p/1CpdG
Foto: picture-alliance/dpa

"Kita berada di komet," kata manajer operasi penerbangan Rosetta, Sylvain Lodiot, dalam webcast dari ruang kontrol misi tersebut di Darmstadt, Jerman. Ini adalah pertama kalinya sebuah wahana luar angkasa memasuki orbit yang mengelilingi sebuah komet.

Pengembaraan ini membentuk wawasan mengenai bagaimana planet terbentuk. Pada bulan November, sebuah laboratorium ilmiah berupa robot yang disebut Philae akan diluncurkan ke permukaan Churyumov-Gerasimenko.

Misi ambisius ESA

Pertemuan Rosetta dengan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dikonfirmasi pada pukul 09.29 GMT, pada jarak 400 juta km dari Bumi, demikian menurut sinyal yang diterima di stasiun bumi.

Direktur ESA Jean-Jacques Dordain memuji prestasi tersebut sebagai buah keberhasilan selama 20 tahun misi ini dilakukan. Mulai dari merancang misi, membangun dan meluncurkan pesawat ruang angkasa seberat tiga ton dan mengarahkannya ke target sasaran.

"Hal itu membuat tahun 2014 sebagai tahun Rosetta," katanya. "Rosetta adalah misi yang unik dengan tujuan ilmiah," kata Dordain. "Memahami asal usul kita tentu cara terbaik untuk memahami masa depan kita."

Melalui proses hibernasi

Diluncurkan ke ruang angkasa Maret 2004, roket penyelidik Philae dan pesawat Rosetta mempelajari komet 67P/Churyumov–Gerasimenko, misi paling ambisius yang pernah dilakukan ESA.

Sebelum kontak dengan komet dapat dilakukan, roket penyelidik Philae harus melalui proses reaktivasi secara bertahap. Dalam 30 bulan terakhir Philae dan Rosetta ‘tidur' untuk menghemat energi.

Apabila semuanya berjalan lancar, mulai November mendatang Philae akan menghabiskan 4-6 bulan di permukaan komet untuk mempelajari komposisi materinya. Sementara Rosetta telah berhasil dibangunkan bulan Januari lalu.

Es dan debu kuno

Komet ini diyakini oleh para astrofisikawan sebagai es dan debu kuno yang tersisa dari susunan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.

Puing-puing kosmik ini adalah material tertua di lingkungan bintang kita. Memahami identitas kimiawi dan komposisi fisikanya akan memberikan wawasan mengenai bagaimana planet-planet bergabung, setelah semburan matahari.

ap/rzn(afp/ap/dpa/rtr)