1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Gelar Latihan Pertahanan Sipil Besar-besaran

6 Oktober 2016

Latihan pertahanan sipil besar-besaran di Rusia libatkan 40 juta warga. Latihan ini merupakan antisipasi berbagai macam bencana, termasuk ancaman nuklir atau kimia.

https://p.dw.com/p/2QxSl
Russland Militärmanöver der Baltischen Flotte
Foto: picture-alliance/dpa/ITAR-TASS/V. Nevar

Awal Oktober 2016, Rusia  menggelar  latihan pertahanan sipil besar-besaran  dengan melibatkan 40 juta orang di negaranya.  Latihan  yang berlangsung selama empat hari itu dimaksudkan untuk menguji koordinasi antara otoritas  federal, regional dan lokal untuk keadaan darurat. Militer, perusahaan dan organisasi massa pun ikut serta dalam latihan.

Setiap wilayah Rusia yang terlibat, berlatih menanggapi situasi darurat lewat  simulasi potensi risiko bencana. Misalnya, kota Bryansk diuji coba untuk  menanggulangi kecelakaan kereta api, wilayah Krasnodar di selatan Rusia – mendapatkan latihan dengan simulasi banjir.

Rusia Gelar Latihan Anti Bencana Besar-besaran

Antisipasi bencana  gempa bumi yang diikuti kekakaran di  bangunan tempat tinggal, juga akan menjadi bagian dari sistem uji coba.  Merka juga melatih sistem koordinasi layanan darurat dalam pencegahanan dan pengendalian kecelakaan kimia.

The Independent menulis,  latihan  ini juga digelar untuk mengantisipasi ancaman nuklir, kimia dan senjata biologi.

Sekitar dua ratus ribu petugas spesialis penanggulangan bencana  dengan melibatkan 40 juta warga yang tersebar  di Rusia mengikuti latihan yang digelar oleh  kementerian pertahanan sipil, darurat dan pencegahan bencana alam (EMERCOM).   Dalam situs website-nya, EMERCOM menulis: "Unit reaksi  akan ditugaskan untuk memonitor unsur radiasi, kimia dan biologi  di wilayah bencana. Sementara jaringan kontrol laboratorium akan siap siaga.

Simulasi penyelamatan dan pertahahan diri dari kemungkinan perang bom atom tersebut terkait dengan serangan militer Rusia di Suriah, untuk mendukung Presiden Bashar Al- Assad. Duukungan Rusia itu telah banyak menuai kritik internasional.

Selain menggelar latihan pertahanan sipil besar-besaran, Rusia juga ingin membuat sistem perlindungan bawah tanah di Moskow, sebagai bagian dari antisipasi ancaman nuklir.