1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Hentikan Pemasokan Gas

16 Juni 2014

Perusahaan Rusia Gazprom menghentikan pemasokan gas ke Ukraina setelah masa ultimatum berakhir. Gazprom menuntut agar Ukraina membayar dimuka kalau ingin mendapat gas.

https://p.dw.com/p/1CJAV
Foto: Reuters

Perusahaan gas Rusia Gazprom mengumumkan, mulai pukul 8.00 hari Senin (16/06) Waktu Eropa Tengah (MET) penjualan gas kepada Ukraina hanya akan dilakukan dengan pembayaran dimuka. Rusia sebelumnya menetapkan ultimatum sampai Senin pagi kepada Ukraina agar melunasi utangnya. Namun Ukraina menuntut agar dilakukan perundingan tentang harga gas.

Sebelumnya, upaya penengahan yang dilakukan Uni Eropa dalam sengketa gas gagal membuahkan hasil. Rangkaian pembicaraan dilakukan langsung dengan Perdana Menteri Ukraina, Arseniy Yatzenyuk, Direktur Utama Gazprom Alexei Miller dan Komisaris Uni Eropa Günther Oettinger.

Menurut Gazprom, pemasokan gas ke Uni Eropa yang menggunakan jaringan pipa di Ukraina tetap dilakukan tanpa gangguan atau pengurangan volume. Hal itu dibenarkan oleh pihak Ukraina.

"Kami mendapat informasi bahwa pemasokan gas ke Ukraina diturunkan sampai nol, dan hanya gas yang ditujukan ke Uni Eropa yang disalurkan", kata Menteri Energi Ukraina Yuriy Prodan.

Sengketa harga gas

Rusia sebelumnya menuntut agar Ukraina melunasi utangnya senilai 1,95 milyar dolar dan memberi batas waktu sampai Senin pagi. Jika tidak, Rusia hanya akan menyalurkan gas dengan pembayaran dimuka. Ancaman ini sekarang menjadi kenyataan.

Sengketa gas juga menyangkut harga penjualan yang ditetapkan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menuntut harga 385 dolar per 1000 kubik meter gas, tapi Ukraina menolak tuntutan itu karena menganggapnya terlalu mahal. Uni Eropa mengusulkan harga 300 dolar sebagai kompromi, namun Rusia menolak.

Ukraina mengimpor 50 persen kebutuhannya gasnya dari Rusia. Sedangkan Eropa mengimpor 15 persen gasnya dari Rusia melalui jaringan pipa di Ukraina. Komisaris Uni Eropa Günther Oettinger mengatakan, Ukraina saat ini masih punya cadangan gas untuk tiga bulan ke depan.

Pengamat OSCE masih disandera

Dua tim pengamat OSCE masih disandera sejak akhir Mei di Ukraina timur. Menurut laporan media, salah satu anggota tim pengamat itu adalah seorang perempuan asal Jerman berusia 44 tahun. Ia diduga disandera kelompok separatis pro Rusia di kota Luhansk. Selain itu, tim pengamat OSCE yang lain disandera di kawasan Donetsk. Mereka berasal dari Swiss, Denmark, Turki dan Estonia.

ketegangan ukraina dengan rusia mengingkat, setelah pemberontak menembak jatuh pesawat pengangkut militer yang akan mendarat di bandara Luhansk. Pesawat itu jatuh dan terbakar, 49 tentara Ukraina diberitakan tewas. Presiden Petro Poroshenko mengancam akan melakukan langkah balasan.

Ukraina menuduh Rusia memberikan dukungan logistik dan peralatan kepada kelompok separatis dan mengancam akan membekukan hubungan diplomatik kedua negara. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Holande mendesak Putin agar segera menghentikan pemasokan senjata dan personal ke Ukraina timur lewat perbatasan Rusia.

hp/ab (afp, dpa, rtr)