1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan

22 Mei 2014

Sikap Rusia melunak dan mulai menarik pasukannya dari perbatasan ke Ukraina. Situasi di kawasan timur masih tetap tegang. Separatis pro Rusia menyerbu pos militer, beberapa serdadu tewas.

https://p.dw.com/p/1C4ZB
Foto: Viktor Drachev/AFP/Getty Images

Rusia mulai melakukan penarikan pasukan dari perbatasan ke Ukraina. Sekretaris Jendral NATO, Anders Fogh Rasmussen hari Kamis (22/05) membenarkan, sudah "mulai terlihat ada gerakan" penarikan pasukan.

"Hari Rabu malam terlihat kegiatan pasukan Rusia di perbatasan ke Ukraina. Kelihatannya ini persiapan penarikan pasukan", kata Rasmussen.

Ia menambahkan: "Ini adalah langkah pertama Rusia memenuhi komitmen internasionalnya, terutama menjelang pemilihan presiden pada hari Minggu." NATO memperkirakan, Rusia menempatkan sekitar 40.000 pasukan di perbatasan ke Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menerangkan, penarikan pasukan dilakukan sesuai perintah Presiden Vladimir Putin. Penarikan pasukan itu melibatkan peralatan transportasi berat, rangkaian kereta api dan pesawat pengangkut.

Situasi tetap tegang

Separatis pro Rusia dilaporkan menyerbu pos militer Ukraina sekitar 30 kilometer dari kota Donetsk. Beberapa serdadu tewas dan belasan lainnya luka-luka.

Kementerian Pertahanan Ukraina membenarkan terjadinya serangan, namun tidak memberi keterangan tentang jumlah korban.

Di kota Horlivka, seorang komandan pemberontak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

"Kami menghancurkan satu pos penjagaan. Ini senjata-senjata yang berhasil kami rebut", katanya kepada wartawan sambil menunjukkan puluhan senapan otomatis, jaket anti peluru dan senjata pelontar granat.

Persiapan pemilu presiden

Presiden interim di Kiev Oleksandr Turchynov menerangkan, menjelang pelaksanaan pemilu 25 mei mendatang, pasukan Ukraina akan menggelar "fase akhir" operasi antiteror di Donetsk dan Luhansk.

Perdana menteri Arseniy Yatsenyuk menyatakan, dialog meja bundar tetap akan dilanjutkan sampai pemilu presiden. Namun ia tetap menolak keterlibatan kelompok separatis bersenjata dalam dialog itu.

Yatsenyuk juga menuduh Rusia telah "merusak sistem keamanan Eropa dan melanggar hukum internasional" dan terus melakukan destabilisasi di negaranya. Ia sekali lagi menandaskan bahwa aneksasi Krimea tidak dapat diterima.

Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Rusia sehubungan dengan krisis di Ukraina. Hubungan barat dan Rusia mencapai titik terendah sejak berakhirnya era perang dingin.

hp/ap (afp, rtr, dpa)