1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290610 Russland USA Reax

30 Juni 2010

Pihak berwenang Amerika Serikat mengungkapkan telah membongkar jaringan mata-mata Rusia. Rusia menanggapi pernyataan ini dengan skeptis. Tidak tertutup kemungkinan, Rusia akan melakukan tindakan balasan.

https://p.dw.com/p/O6rC
Petugas biro penyelidik federal AS FBI memerikasa kediaman salah seorang tersangka mata-mata RusiaFoto: AP

Dalam suatu wawancara radio, Michail Ljubimov, bekas pegawai KGB, dinas rahasia zaman Uni Soviet dulu, menegaskan sebaiknya jangan terlalu cepat menarik kesimpulan, "Harus ada bukti sebelum kami dapat mengambil sikap. Saya termasuk orang yang membutuhkan bukti. Kami menunggu keputusan pengadilan dan keterangan para saksi, seperti yang umum dilakukan di Amerika Serikat:"

Sementara, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang sedang melawat Israel, mengeluhkan kurangnya informasi mengenai penangkapan tersangka mata-mata Rusia di Amerika Serikat ini. "Tidak ada yang menjelaskan, apa masalahnya. Saya berharap, kami akan mendapat informasi lebih lanjut. Yang jelas, waktu yang dipilih untuk membongkar kasus ini sangat spesifik."

Dari sudut pandang Rusia, bukan kebetulan bahwa jaringan mata-mata Rusia dibongkar hanya beberapa hari setelah kunjungan Presiden Rusia Dmitri Medvedev ke Amerika Serikat. Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin menyampaikan, peristiwa ini tidak akan mempengaruhi perkembangan positif yang berhasil dicapai Rusia dan Amerika Serikat dalam hubungan keduanya di waktu terakhir ini.

Pihak berwenang AS menegaskan, dinas rahasia sudah bertahun-tahun mengawasi agen yang diduga memegang paspor palsu AS, Kanada, Peru dan Rusia. Sepuluh tersangka yang ditahan di AS dan seorang lagi yang ditangkap di Siprus dituduh mengumpulkan informasi bagi dinas rahasia Rusia, antara lain terkait politik AS di Afghanistan, Iran dan sikap pemerintah sehubungan politik perlucutan senjata bilateral. Menurut hukum AS, kegiatan mata-mata ini bisa diganjar hukuman penjara sampai lima tahun.

Sebagian agen rahasia tersebut juga dituduh melakukan pencucian uang. Untuk tindak kriminal ini hukuman maksimalnya adalah penjara 20 tahun. Michail Ljubimov, bekas agen dinas rahasia Uni Soviet KGB mengaku, "Tuduhan ini agak aneh menurut saya. Dinas rahasia kami tak biasanya terlibat hal seperti ini. Kurang realistis kalau mereka dituduh mencuci uang untuk anggaran negara Rusia."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Nesterenko Selasa (29/06) menandaskan, tuduhan kantor kejaksaan AS tidak beralasan. Ini lebih menyerupai histeria spionage yang umum saat Perang Dingin.

Gudkov, wakil ketua komisi keamanan dalam Duma, parlemen Rusia menduga, tuduhan provokatif ini didalangi kalangan di AS yang menolak sikap pro-Rusia Presiden AS Barack Obama. Analisa Gudkov didukung bekas agen KGB Michail Ljubimov, "Mungkin ada kaitannya. Ini logis karena terlalu banyak orang di AS menolak perbaikan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat. Ini adalah saat yang tepat untuk menggangu proses pendekatan ini."

Sementara itu, Rusia mempertimbangkan tindakan balasan. Kolesnikov dari kantor kejaksaan Rusia menyatakan, di masa depan Moskow mungkin mengajukan agen AS yang tertangkap di Rusia ke pengadilan. Selama ini, mata-mata asing hanya dideportasi. Desakan lebih keras lagi terdengar, seperti misalnya untuk mengusir semua insinyur AS yang bekerja di Rusia.

Esther Hartbrich/Ziphora Robina

Editor: Hendra Pasuhuk