1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

271011 Sacharow-Preis

28 Oktober 2011

Revolusi dunia Arab tercatat dalam sejarah. Gerakan massa menjatuhkan diktator yang berkuasa sejak lama. Di balik gerakan tersebut, ada satu sosok yang memulainya. Lima orang dihargai atas upaya mereka.

https://p.dw.com/p/130xQ

Suara Jerzy Buzek, ketua Parlemen Eropa terdengar penuh haru, saat ia mengumumkan pemenang penghargaan Sakharov tahun 2011. "Parlemen Eropa menganugerahkan penghargaan tahun ini kepada lima perwakilan tokoh revolusi Arab atas upaya memperjuangkan nilai kebebasan. Almarhum Mohammed Bouazizi dari Tunisia, Asmaa Mahfouz dari Mesir, Ahmed al Zubair dari Libya dan Rasan Saituneh serta Ali Farsat dari Suriah."

Mohamed Bouazizi adalah seorang penjual sayur yang tewas di usia 26 tahun. Desember 2010, polisi merampas dagangannya dan menganiayanya. Bouazizi kemudian menyiram tubuhnya dengan bensin di depan gedung balai kota. Lalu ia menyulut dirinya sendiri. Bouazizi sempat berseru, "Akhiri kemiskinan! Akhiri pengangguran!" Dua minggu kemudian, Bouazizi meninggal. Namun, insiden tersebut memulai aksi protes di seluruh Tunisia yang merambat ke belahan dunia Arab lainnya. 

18 Januari 2011, seorang perempuan muda di Kairo berbicara di hadapan kamera web dan mengutarakan pendapatnya akan situasi di Mesir. Asmaa Mahfouz mengatakan, "Saya menolak korupsi. Saya menolak rezim ini." Ia kemudian mengunggahnya ke akun facebooknya. Tidak ketinggalan dengan tuntutannya agar massa berkumpul di Lapangan Tahrir dan berdemonstrasi. Ratusan ribu orang datang.

Kepada Deutsche Welle, Mafhouz mengatakan, penghargaan Sakharov tidak hanya untuk menghormati perjuangannya sendiri. "Penghargaan ini menganggap diri saya sebagai perempuan yang berani. Tetapi banyak orang Mesir yang lebih berani dari saya. Penghargaan ini untuk mereka. Saya bangga, bahwa saya satu diantara mereka dan tinggal di negara ini."

Parlemen Eropa juga memberikan penghargaan kepada disiden Libya Ahmed al Zubair Ahmed al Sanusi. Pria berusia 77 tahun ini adalah tahanan politik Libya yang paling lama. 31 tahun ia mendekam di penjara rezim Gaddafi. Kini, al Sanusi kembali aktif di dunia politik bersama jajaran pimpinan kelompok pemberontak. Akhir pekan lalu, Libya menyatakan dirinya merdeka setelah 42 tahun di bawah kediktatoran. 

Kebebasan masih dinantikan kedua aktivis Suriah yang juga mendapat penghargaan Sakharov. Pengacara Razan Zaitouneh sejak berbulan-bulan hidup tersembunyi. Blognya 'Syrian Human Rights Information Link' melaporkan pelanggaran HAM pemerintah Suriah dan warga yang dinyatakan hilang. Ia menuntut agar Presiden Bashar al Assad diajukan ke pengadilan kejahatan internasional.

Kartunis Ali Farzat mengungkapkan protes melalui karyanya. Al Assad tidak luput dari celaannya. Hal yang mendapat hukuman berat. Media asing melaporkan Farzat berada di rumah sakit dengan luka parah di kepala dan patah tangan. Ini karena Farzat menggambar karikatur Presiden al Assad berdiri dengan koper di pinggir jalan, mengacungkan jempol mencari tumpangan dan meminta Muammar al Gaddafi untuk membawanya.

Stefanie Duckstein / Vidi Legowo-Zipperer                                                                      Editor: Hendra Pasuhuk