1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

211209 Pakistan Taliban

21 Desember 2009

Operasi ofensif yang terus dilancarakan pemerintah Pakistan terhadap pejuang Taliban menunjukkan tekad Pakistan untuk menumpaskan musuh negara ini. Tapi masih banyak pertanyaan mengenai tekad ini.

https://p.dw.com/p/L9zT
Patroli tentara Pakistan di wilayah WaziristanFoto: AP

Kepala staf angkatan bersenjata Amerika Serikat Michael Mullen beberapa hari lalu mengujungi Islamabad. Ia menyampaikan tanggapan yang positif terhadap operasi militer yang dilancarkan Pakistan terhadak kelompok Taliban selama ini. "Operasi direncanakan dengan baik, lancar dan efektif," dikatkan Michael Mullen.

Pujian seperti itu tidak selalu disampaikan Amerika Serikat terhadap operasi militer yang dilakukan tentara Pakistan. Awal tahun lalu, ketika Pakistan melakukan perundingan perdamaian dengan kelompok Taliban di Lembah Swat, negara-negara Barat menyampaikan keterkejutannya. Tapi sejak itu keadaannya berubah. Mula-mula tentara menyingkirkan kelompok militan, dan sekarang memasuki kawasan suku-suku di perbatasan dengan wilayah Afganistan .

Gregor Ernste, Kepala perwakilan Yayasan Jerman Heinrich Böll di Lahore, Pakistan mengatakan, "Ini merupakan serangan militer yang sungguh-sungguh. Dan tentara Pakistan juga mengetahui, bahwa musuh tidak hanya terdapat di luar, melainkan juga dalam tubuhnya sendiri. Sesuatu yang pahit bagi para jenderal."

Bulan Oktober lalu, tentara Pakistan mulai melancarkan serangan militer terhadap kelompok Taliban di bagian selatan Warizistan. Mantan jenderal dan pakar keamanan, Talat Masood, menyebut operasinya sebagai berhasil. Ia juga menandaskan, tentara Pakistan dengan teliti memisahkan anggota Taliban yang akan diperangi.

Bila tentara Pakistan dapat semakin membedakan antara kelompok Taliban Afganistan dengan Pakistan, ini merupakan perubahan yang bernilai. Warga Pakistan, diperkirakan mendukung operasi militer yang dilancarkan, meskipun kelompok Taliban melakukan segala cara untuk melakukan serangan, juga di pusat-pusat kota.

Talat Masood mengatakan, "Tindak kekerasan terhadap warga yang tidak bersalah, akan memberikan hasil yang sebaliknya. Itu hanya akan membulatkan tekad pihak militer. Dan warga semakin menunjukkan perlawanan terhadap kelompok ekstremis."

Sementara kelompok Taliban menilainya lain. Bila mereka terus melancarkan serangan bunuh diri di kota-kota , maka pada suatu hari kelak warga akan mengatakan, bahwa harga yang harus dibayar akibat serangan militer sangat tinggi. Karena itu Gregor Ernste masih belum meyakini, bahwa sikap warga yang mendukung operasi militer akan bertahan.

"Karena perang melawan kelompok Taliban tidak akan berakhir dalam enam bulan. Perang ini akan berlangsung bertahun-tahun. Sama seperti halnya di Sri Lanka. Dan warga Pakistan harus siap untuk itu."

Seperti yang sering terjadi dalam sejarah Pakistan, kesemuanya kembali tergantung kepada pihak militer. Tidak hanya bagi negaranya sendiri, melainkan juga untuk negara-negara Barat.

Kai Küstner/Asril Ridwan

Editor: Dyan Kostermans