1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sarkozy Dorong Penggunaan Luas Energi Atom

9 Maret 2010

Industri nuklir Perancis berada di papan atas dunia dan melihat banyak calon pelanggan potensial di luar negeri. Presiden Sarkozy gigih berpromosi dalam konferensi di Paris.

https://p.dw.com/p/MO8i
Symbolbild Frankreich Flagge mit Atom Symbol Copyright: AP Graphics/DW Fotomontage
Foto: AP Graphics/DW Fotomontage

Nicolas Sarkozy menemukan kata-kata yang jelas. Dunia, kata Presiden Perancis itu pada pembukaan konferensi di Paris, membutuhkan renaisans energi atom.

"Energi nuklir untuk tujuan sipil, menurut hemat Perancis adalah perekat solidaritas internasional. Setiap pihak membutuhkan pihak lain untuk maju“, kata Sarkozy.

Pernyataan ini disambut gembira para pelobi dari industri nuklir Perancis, juga para menteri dari 65 negara yang sudah atau hendak menggunakan energi nuklir. Dalam dua dekade mendatang diperkirakan akan dibangun 450 reaktor nuklir baru.

Yordania sudah bertahun-tahun harus memenuhi kebutuhan energinya yang terus bertambah. Negara itu tak memiliki gas ataupun minyak bumi, tapi punya uranium.

Areva, perusahaan atom Perancis, akan dengan senang hati berbisnis dengan Yordania. Tapi negara itu tak punya uang. Baik Bank Dunia maupun Bank Eropa tidak memberi kredit untuk pembangunan instalasi nuklir.

Sarkozy menanggapi, "Sebuah skandal. Lembaga-lembaga internasional ini tidak mau membiayai proyek nuklir sipil. Mereka menghukum negara-negara untuk membayar sumber energi yang lebih mahal dan lebih banyak mengotori lingkungan. Bagus sekali hasilnya!“

Bagi Sarkozy, energi nuklir adalah energi yang ramah lingkungan. Perkara karbondioksida, yang muncul dari proses pembuatan uranium, tidak ia singgung. Karena itu ia menuntut agar pendapatan dari perdagangan emisi karbon kelak juga mencakup energi nuklir.

Dan agar seluruh dunia bisa menarik keuntungan dari pengetahuan Perancis, dalam waktu dekat Sarkozy ingin membangun sekolah tinggi internasional untuk energi atom, di Paris.

Alasan Sarkozy, "Kita punya persoalan besar dengan pendidikan tenaga ahli nuklir. Seluruh dunia kekurangan insinyur dan teknisi di bidang ini.“

Sementara ini terdapat 58 pembangkit tenaga nuklir di Perancis, terbanyak di Eropa. Di pihak lain, penduduk Perancis punya lebih sedikit masalah dengan reaktor nuklir daripada tetangganya di Jerman.

Tetapi, pada pembukaan konferensi para pelobi, kelompok anti energi nuklir mengedarkan dokumen internal pengawas atom. Dokumen itu menyebutkan, reaktor air bertekanan, yang baru saja dibangun perusahaan atom Areva di terowongan Inggris, sangat berbahaya.

Didier Anger dari jaringan kerja anti nuklir Crilan mengatakan, "Menurut informan kami, ada bahaya pemanasan yang terlalu tinggi pada reaktor itu. Jika ada kecelakaan, reaktor tidak bisa lagi dimatikan. Pengelola mengambil resiko yang tidak bisa diperhitungkan, hanya agar investasinya menguntungkan."

Perusahaan listrik Perancis Electricité de France, EDF, membantah berbagai kekuatiran. Areva juga menepis semua celaan. Betapapun, di sela-sela konferensi perusahaan nuklir itu ingin berbisnis dengan negara-negara yang berpotensi menjadi pelanggan.

Christoph Wöß/ Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk