1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

121011 Nigeria Literatur

Edith Koesoemawiria16 Oktober 2011

Menembus pasar buku Eropa, itulah yang dicita seorang penerbit muda asal Nigeria. Dengan sekoper buku ia membuka stand di Pameran Buku Frankfurt (12/10-16/10).

https://p.dw.com/p/12sLZ
MC Lagos BücherFoto: DW

Afrika memiliki tradisi bercerita yang kaya. Dari Nigeria, penulis Wole Soyinka dan Chinua Achebe merupakan nama-nama termasyhur. Pun terdapat sederetan penulis muda yang kreatif. Meski begitu, novel dan puisi Nigeria jarang sekali bisa ditemukan di Eropa. Bibi Bakare Yusuf ingin mengubah hal ini. Di Pameran Buku Frankfurt, ia berusaha menunjukkan betapa menariknya sastra Nigeria.

MC Lagos Sefi Atta 1
Penulis Sefi Atta, dengan bukunya „Everything Good Will Come“ („Sag allen, es wird gut“)Foto: DW

Untuk publik Bibi Bakare Yusuf, "Saya tinggal di Lagos, ibukota tua Nigeria. Di sana selalu sibuk dan ramai, juga lewat tengah malam. Orang-orangnya, tertawa sambil berbicara. Saya suka tinggal di sini. Ayah saya seorang perawat di klinik Universitas. Ibu bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel. Sebelumnya dia punya bengkel kecil di dekat rumah."

Ini adalah cerita Timi. Sebuah cerita istimewa di mana peranan tokoh-tokoh utamanya berbeda dengan yang sering terlihat dalam maysarakat. Cassava Republic Press di Abuja menerbitkan kisah Timi di Nigeria dan meraup kritik keras untuknya.

Bibi Bakare-Yusuf adalah pendiri penerbitan itu. Ungkapnya, "Ada beberapa kepala sekolah yang marah soal itu. Mereka menyangkal bahwa perempuan bisa menjadi ahli mesin, dan lelaki bisa bekerja sebagai perawat. Tapi bagi saya penting merombak peran-peran sosial yang tradisional. Dengan begitu, anak-anak akan melihat bahwa mereka bisa memilih keahlian apapun dan bisa bercita-cita menjadi perawat, supir truk atau ahli mesin. Komik atau buku bergambar bisa menunjukkan kemungkinan ini."

Penerbit Cassava Republic juga menampilkan karya-karya sastra dan ilmu pengetahuan. Sejak 2006, bersama mitranya Jeremy Weate 33 buku telah diterbitkan dan telah menjadi menjadi salah satu penerbit utama di Afrika.

Melalui buku pembaca di seluruh dunia bisa melakukan perjalanan imajiner ke Afrika. Tapi hingga kini kesempatan serupa tak dimiliki pembaca Nigeria. Padahal, negara dengan penduduk terpadat di Afrika itu memiliki banyak penulis kenamaan. Misalnya, Wole Soyinka, yang tahun 1986 menerima hadiah Nobel untuk Sastra dan Chinua Achebe, pemenang 2002 piagam perdamaian Ikatan Penerbit Jerman.

Chinua Achebe
Chinua AchebeFoto: picture-alliance/dpa

Novel Achebe yang pertama "Things Fall Apart", yang pertama diterbitkan tahun 1958 merupakan salah satu karya utama sastra Afrika dan diterbitkan juga dalam bahasa Jerman. Tahun 60-an, kedua penulis ini juga mendirikan banyak penerbitan. Namun kebanyakan terpaksa gulung tikar akibat krisis ekonomi. Situasi ini meninggalkan bekasnya hingga kini.

Dosen Sastra Inggris di Universitas Bayero di Kano, Ismail Bala prihatin, "Seringkali halaman sastra dalam koran-koran lokal merupakan satu-satunya cara untuk menerbitkan tulisan fiksi. Agak sulit untuk menilainya sebagai hal yang serius. Naskah-naskah yang diterima akan terbit hanya bila ada cukup tempat. Tapi juga tidak ada yang mengeditnya."

Karena itu banyak penulis yang mengimpikan bahwa karya mereka, baik itu novel, cerpen maupun puisi bisa terbit di Eropa atau Amerika Serikat. Mimpi ini berhasil diraih oleh Chimananda Ngozi Adichie. Novelnya "Half of A Yellow Sun" - Separoh Matahari Kuning mengenai perang Biafra juga mendapat nama di Jerman. Sebuah novel yang mengharukan, puji Chinelo Onwualu, salah seorang editor penerbit Cassava Republic.

Buchcover: Soyinka - Ausleger

Apakah seluruh karya sastra Nigeria akan menarik untuk dibaca khalayak internasional? Menurut Chinelo Onwualu, "Ada sejenis sastra Afrika yang digemari di Amerika Serikat. Amat disayangkan bahwa biasanya buku-buku ini tentang perang, bencana dan penyakit. Tentu saja ada juga buku-buku yang bagus diantaranya. Tapi tema seperti itu juga memperkuat citra klise mengenai Afrika."

Ini harus berubah. Pendiri Cassava Republic Press, Bibi Bakare-Yusuf tahun ini untuk pertama kalinya berpartisipasi di Pameran Buku Frankfurt. Dengan kopernya yang penuh buku, ia ingin menunjukkan betapa banyak tema lain yang diangkat oleh penulis-penulis Afrika, bahkan hingga ke cerita anak-anak. Ia juga ingin menunjukkan bahwa bukan hanya Afrika yang perlu membeli produk jadi Eropa. Tapi, sebaliknya juga.

"Saya baru menyadari bahwa penerbit Eropa menjual hak ciptanya ke Afrika. Di pihak lain, mereka tidak mau membeli membeli hak cipta dari Afrika. Dengan begitu supremasi Barat masih menonjol. Saya kira, kita harus mendobraknya. Tapi itu hanya mungkin apabila penulis-penulis Afrika menempatkan di kami hak cipta yang berlaku untuk seluruh dunia. Dan kamilah yang bisa menawarkannya ke penerbit lain", demikian ungkap penerbit yang mengupayakan tampilnya karya penulis-penulis Afrika, di Afrika dan di seluruh dunia.

Alexander Göber/ Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk