1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Satu Tentara untuk Seribu Tahanan

18 Oktober 2011

Gilad Shalit tiba di tanah airnya hari Selasa (18/10), setelah lima tahun ditahan Hamas. Kebebasannya ditukar dengan seribu tawanan Palestina. PBB berharap perundingan damai dapat dilanjutkan.

https://p.dw.com/p/12uI8
Tayangan di televisi Mesir menunjukkan Tentara Israel Gilad Shalit di suatu tempat di perbatasan Gaza-Mesir, Selasa 818/10).Foto: dapd

Kegembiraan sama-sama dirasakan kedua musuh bebuyutan. Di Israel, spanduk dan poster bertulis 'selamat datang di rumah' terlihat di sudut-sudut jalan, dan orang-orang menonton pertukaran tahanan yang disiarkan di televisi. Gilad Shalit merupakan tentara Israel pertama dalam 26 tahun terakhir yang diculik dan dipulangkan dalam keadaan hidup.

Selama ini Shalit populer digambarkan sebagai "putra semua orang". Ia berusia 19 tahun dan tengah berpatroli di perbatasan Gaza, ketika ditangkap Juni 2006 oleh militan dari tiga kelompok yang bermarkas di Gaza, termasuk Hamas.

Keluarganya hidup di tenda protes di Yerusalem selama 16 bulan dan berhasil menggalang dukungan luas untuk menekan pemerintah Israel agar memperjuangkan kebebasannya. Warga Israel yang juga mengirim putra mereka untuk ikut wajib militer, sangat paham akan penderitaan keluarga Shalit.

Eltern Freilassung Gilad Schalit Soldat Israel
Noam Shalit (kanan), dan Aviva Shalit (ketiga dari Kanan) menuju helikopter yang akan membawa mereka untuk bertemu Gilad, putra mereka, Selasa (18/10).Foto: dapd

Satu untuk seribu

Pemulangan tentara, hidup atau mati, sejak lama merupakan tema yang emosional bagi rakyat Israel. Jajak pendapat menunjukkan, mayoritas warga Israel mendukung keputusan menukar kebebasan Shalit dengan seribu tahanan Palestina, meskipun banyak yang terkejut akan tingginya harga yang harus dibayar Israel. Banyak dari tahanan Palestina yang dibebaskan, dihukum seumur hidup karena membunuh warga Israel dengan bom dan peluru.

Ini adalah keputusan tersulit yang diambil PM Benyamin Netanyahu selama masa pemerintahannya, kata juru bicaranyal Mark Regev, Selasa (18/11) kepada CNN.

"Kami ingin membawanya pulang. Di pihak lain Anda tidak bisa menyetujui tuntutan Hamas untuk membebaskan seluruh teroris ini kembali ke jalan dan membiarkan mereka membunuh lebih banyak warga Israel. Kami meminimalisir resiko bagi warga Israel. Dan dengan begini saya harap kita menemukan keseimbangan yang tepat. Tetapi ini keputusan yang rumit, sulit," kata Regev.

Airmata untuk pahlawan

Karena itu, tak semua tahanan Palestina bisa pulang ke rumah. Dari 477 tahanan yang dibebaskan Selasa ini, 200 lebih dikirim ke Jalur Gaza yang diblokade ketat oleh Israel. Sekitar 40 tahanan, antara lain yang dianggap paling berbahaya, dikirim ke Suriah, Qatar, Turki dan Yordania. Sebanyak 550 tahanan lain akan dibebaskan dalam dua bulan.

Freilassung Gilad Schalit Soldat Israel
Shalit dalam tayangan di televisi Mesir, Kamis (18/10) dalam wawancara yang direkam sebelumnya.Foto: dapd

Bagi rakyat Palestina, inilah saat untuk merayakan apa yang dielu-elukan Hamas sebagai kemenangan. Para tahanan yang dibebaskan disambut layaknya pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan negara Palestina. Para lelaki menangis saat memeluk saudara dan anak lelaki mereka, sementara para perempuan, beberapa berselimutkan bendera Palestina, tersedu-sedu.

Harapan perdamaian

Tetapi masih ada yang lebih penting, demikian juru runding Palestina Saeb Erekat memperingatkan.

"Kita harus menormalisasi hubungan dan hal itu tidak akan tercapai jika pendudukan Israel dibiarkan. tIni saatnya untuk menghentikan pendudukan, ini saatnya bagi perdamaian. Saat Netanyahu mengumumkan pembebasan 1.000 tahanan Palestina sebagai pertukaran, ia juga mengumumkan pembangunan lebih dari 3.000 unit rumah di Yerusalem Timur. Sayang seklai, pemerintah Israel merongrong solusi dua negara dan mengabaikan masa depan", kata Erekat.

Di layar televisi, dalam wawancara pertamanya sejak menghirup udara bebas, Gilad Shalit mengatakan, "Saya berharap kesepakatan ini membantu mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina."

Harapan serupa disampaikan Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon.

Israel Palästinenser Gaza Vorbereitung Gefangenaustauch Gilad Schalit palästinensische Häftlinge
Warga Palestina bersiap menanti kepulangan anggota kelaurga yang dibebaskan dari penjara Israel, Selasa (18/10).Foto: dapd

"PBB senantiasa menyerukan diakhirinya penahanan Gilad Shalit yang tak dapat diterima, dan pembebasan semua warga Palestina yang hak asasinya dianiaya selama ini," kata Ban.

Kontribusi Jerman

Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut pembebasan tentara Israel Gilad Shaliat dari tahanan Hamas dan meuji peran Mesir dalam pertukaran tahanan sebagai "menentukan".

"Kerjasama yang sukses antara Israel dan Mesir dalam masalah ini memberi dasar bagi harapan bahwa ketegangan baru-baru ini antara mereka akan reda demi hubungan yang baik", demikian kata Merkel, seperti disampaikan jurubicaranya di Berlin.

Merkel tak menyinggung mediasi yang dilakukan dinas intelijen Jerman BND dalam penetapan pertukaran, tetapi Menlu Guido Westerwelle mengatakan, "Saya gembira jemran dapat berkontribusi bagi pembebasan Gilad Shalit."

Renata Permadi/ap/dpa/rtr

Editor : Hendra Pasuhuk