1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Schalke Butuh Semangat Kebersamaan Tim

19 Agustus 2011

Salah satu klub yang musim lalu sempat dijagokan adalah FC Schalke. Namun Schalke gagal menempati urutan atas di Bundesliga dan pelatih Felix Magath dipecat sebelum musim berakhir.

https://p.dw.com/p/12Jb2
Raul dan pelatih Schalke Ralf RangnickFoto: dapd

Putaran sepakbola pada musim yang lalu bagi FC Schalke adalah masa yang penuh pasang surut. Di panggung sepakbola Eropa, Schalke memperlihatkan prestasi yang boleh dibanggakan. Pada putaran Champions League, klub ini berhasil maju sampai semi final. Ini adalah prestasi terbaik dalam sejarah FC Schalke. Di semi final, Schalke harus menyerah pada klub top Inggris Manchester United. Pada kompetisi perebutan Piala Jerman DFB Pokal, Schalke juga tampil cemerlang dan mencapai final. Lalu dalam pertandingan final di Berlin, Schalke mengalahkan Duisburg denga telak 5:0 dan memboyong DFB Pokal.

Tapi di ajang Bundesliga, klub ini malah punya banyak masalah. FC Schalke terus merosot di klasemen dan akhirnya menutup musim pada peringkat ke 14. Masih beruntung, tim ini tidak turun ke liga kedua. Untuk menyelamatkan Schalke, para pengurus klub memanggil pelatih Ralf Rangnick. Tugas utamanya adalah menyusun formasi baru sekaligus menggagas strategi utama untuk bersaing di urutan atas Bundesliga.

Sebenarnya, Schalke punya terlalu banyak pemain. Jadi langkah pertama Rangnick adalah memilih pemain yang benar-benar dibutuhkan untuk menyusun tim tangguh. ”Prasyarat awalnya kita harus memperkecil jumlah kader. Jadi ada tempat lowong dan pada minggu-minggu depan kita bisa mengadakan perubahan di beberapa posisi.” Ada 15 pemain Schalke yang akhirnya pindah klub, termasuk penjaga gawang Manuel Neuer. Tentu tidak mudah menggantikan kiper nomor satu Jerman ini. Kiper baru Schalke sekarang adalah Ralf Fährmann, yang sebelumnya bermain untuk Frankfurt. Beban di pundak Fährmann cukup berat. Manuel Neuer dijual ke FC Bayern dengan harga 25 juta Euro.

Tapi pelatih Ralf Rangnick tidak bisa memakai semua uang ini untuk membeli pemain baru, sebab Schalke masih punya banyak hutang. Jadi Rangnick memanggil beberapa pemain muda. Salah satu pemain baru yang jadi andalan adalah Lewis Holtby yang sebelumnya memperkuat klub Mainz. Holtby sadar, para pendukung Schalke menuntut prestasi prima. ”FC Schalke adalah klub yang besar dengan banyak pendukung. Wajar saja kalau dituntut bertarung di papan atas.”

Pemain muda lain yang masuk Schalke adalah Christian Fuchs. Ia diharapkan dapat memperkuat barisan pertahanan dan membuat garis belakang cukup stabil. Fuchs juga bisa membantu barisan depan dengan bola-bola jauh.

Selain pemain-pemain baru, pelatih Ralf Rangnick tentu juga mengandalkan bintang-bintang lama. Terutama pemain kawakan kelas dunia Raul, bekas pemain utama klub top Spanyol Real Madrid. Bagi pemain baru Lewis Holtby yang berusia 20 tahun, pertemuan dengan Raul tentu menyimpan kesan tersendiri. ”Dulu saya bermain sepakbola di komputer dengan Raul. Sekarang saya benar-benar di lapangan dengan dia. Ini betul-betul hebat.”

Pelatih Schalke sebelumnya, Felix Magath, memang banyak membeli pemain tanpa konsep yang jelas. Sekarang, Ralf Rangnick harus menyusun tim yang kuat dari pemain-pemain yang ada. Ini tugas yang tidak mudah. Tapi Schalke punya banyak pemain tangguh yang bisa diandalkan. Termasuk para bintang muda seperti Benedikt Höwedes, Julian Draxler, dan Lewis Holtby.

Sedangkan para fans Schalke yakin, tim kesayangannya akan menuai sukses. Pada pesta pembukaan musim, 100.000 orang memenuhi stadion Schalke. Pelatih Ralf Rangnick: ”Di Eropa, hanya sedikit klub yang punya pendukung setia seperti di sini. Di Jerman mungkin hanya ada dua klub. Ini betul-betul luar biasa.” Kemampuan individual pemain sangat baik. Yang perlu dibentuk adalah semangat kebersamaan dalam satu tim. Itulah tugas utama Ralf Rangnick.

Thomas Klein / Andy Budiman

Editor : Hendra Pasuhuk