1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Seberapa Bahaya Bisphenol A?

Marcus Lütticke13 Februari 2013

Dilarang terkandung dalam botol bayi sejak 2011, namun masih ditemukan pada kontainer makanan. Bisphenol A yang diduga mengakibatkan cacat tubuh kini dilarang di Swedia.

https://p.dw.com/p/17cpT
Foto: AFP/Getty Images

Bisphenol A (BPA) dihujani kritik selama bertahun-tahun. Zat ini adalah zat kimia dasar yang digunakan dalam banyak produk sehari-hari - CD, kertas termal untuk bon, ponsel, helm sepeda motor dan botol plastik. Namun sejumlah studi menunjukkan adanya kaitan antara BPA dengan beragam penyakit dan cacat tubuh.

BPA dikembangkan tahun 1930-an, saat para peneliti mencari materi sintetis yang dapat menyerupai sifat hormon seksual perempuan, estrogen. Meski tak lama setelah itu terlihat bahwa efek estrogenik pada BPA tergolong lemah, tapi untuk aplikasi terapeutik dan obat-obatan lainnya terbukti lebih cocok.

BPA dikonsumsi bareng makanan

Bisphenol A umum digunakan pada botol bayi sebelum dilarang tahun 2011
Bisphenol A umum digunakan pada botol bayi sebelum dilarang tahun 2011Foto: maxppp

BPA menemukan penggunaan alternatif dalam industri kimia sebagai bahan dasar untuk plastik dan resin. Produsen menyukai BPA karena multiguna, kuat, isolator listrik yang baik dan tidak mudah terbakar.

Namun efek hormonal BPA masih mendatangkan masalah. Partikel-partikel BPA dapat terlepas dari produk dan tertelan oleh tubuh manusia, terutama melalui makanan. Studi menunjukkan bahwa Bisphenol A dapat larut dalam air panas. Meski tanpa sumber panas pun, sejumlah lapisan plastik pada kemasan makanan yang mengandung BPA dapat mencemari  makanan.

Ancaman cacat janin

Unsur mirip Estrogen pada BPA yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu sistem hormon manusia. Sejumlah studi menemukan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Dampak negatif terhadap seksualitas juga mungkin terjadi. Penggunaan BPA juga dapat berujung pada cacat tubuh pada janin.

Uni Eropa oleh karena itu memutuskan pada tahun 2011 untuk melarang kandungan BPA pada botol bayi. Untuk produk lainnya, Komisi Uni Eropa hanya memberi ambang batas konsentrasi BPA yang dapat diterima. Perancis berencana melarang penggunaan zat ini pada semua kemasan makanan mulai tahun 2015.

Lena Ek ingin BPA dilarang sepenuhnya
Lena Ek ingin BPA dilarang sepenuhnyaFoto: Karim Jaafar/AFP/Getty Images

Upaya yang paling radikal kini datang dari Swedia. Menteri Lingkungan Lena Ek berniat melarang total zat kimia tersebut, demikian tertulis dalam artikelnya untuk surat kabar 'Svenska Dagbladet.'

Dengan melakukan hal ini, ia membuka pintu bagi permintaan serupa yang datang dari asosiasi-asosiasi lingkungan. "Jerman harus mencontoh Swedia," tegas Ann-Katrin Sporkmann dari Asosiasi Perlindungan Alam dan Lingkungan Jerman (BUND). Karena Bisphenol A dalam dosis terendah pun memiliki efek negatif, tidak masuk akal untuk menetapkan batasan, tambahnya dalam sebuah wawancara dengan DW.

Studi dengan kesimpulan berbeda

Namun Geneviewe de Bauw dari Koalisi BPA, sebuah aliansi perusahaan kimia produsen BPA, mengkritik inisiatif Swedia: "Tak lama lagi kami akan memiliki laporan detail mengenai keamanan BPA terkait makanan, yang saat ini tengah dipersiapkan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA)." Menurutnya Ek menarik kesimpulan secara prematur menyangkut hasil studi, yang tidak membantu bagi konsumen dan kalangan bisnis.

Sporkmann ragu bahwa kajian EFSA akan membawa kejelasan ke dalam debat menyangkut potensi bahaya BPA: "EFSA lebih mengkaji studi kalangan industri, yang berkesimpulan bahwa Bisphenol A tidak bermasalah."

Bagaimanapun Ek berhasil mencapai salah satu targetnya. Semua orang tampaknya kembali membicarakan ancaman bahaya Bisphenol A.