1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sejauh Mana Pengaruh Industri Farmasi atas WHO?

21 Mei 2012

Menteri kesehatan dari 194 negara anggota WHO mengikuti Sidang Majelis di Jenewa pekan ini. WHO dikritik karena tudingan semakin dipengaruhi industri farmasi.

https://p.dw.com/p/14zUR
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (ddp images/AP Photo/Anja Niedringhaus)
Logo WHOFoto: AP

Dengan 8000 karyawan, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO merupakan organisasi khusus PBB yang terbesar. Tugas utamanya adalah memerangi penyakit dan mendukung layanan kesehatan untuk semua orang di dunia. WHO berhasil memerangi penyakit-penyakit infeksi dan mengurangi konsumsi tembakau di seluruh dunia. Namun keberhasilan ini tidak dapat menutupi krisis berat yang menghantui WHO saat ini

"Peoples Health Movement", sebuah jaringan organisasi kesehatan non-pemerintah dari sekitar 70 negara mengkritik pengaruh industri farmasi terhadap WHO dan peningkatan ketergantungan WHO terhadap pedonor swasta. Ketika dibentuk tahun 1948, WHO didanai hanya oleh kontribusi dari negara anggotanya yang kini mencapai 194 negara. Namun sekitar 30 persen dari hibah bagi anggaran WHO 2011/12 sebesar 4, 9 milyar dollar AS berasal dari pedonor swasta atau kucuran sukarela dari sejumlah negara. Terutama dari negara-negara, di mana perusahaan farmasi internasional terbesar berlokasi.

Pengaruh terhadap Strategi dan Target Permasalahan:"Pemberian-pemberian itu ada kaitannya. Melaluinya, pedonor ingin mempengaruhi langsung kerja WHO", kritik Thomas Gebauer, pemimpin organisasi bantuan sosial medis "Medico International", anggota dari "Peoples Health Movement". Konsekuensinya tidak hanya terbatas pada hilangnya proses pengambilan keputusan yang demokratis. Menurut jaringan ini meningkatnya pengaruh pemangku kepentingan komersial ini telah mengubah target dan strategi WHO, misalnya yang terlihat pada Yayasan Bill Gates. Dengan sumbangan sebesar 220 juta US dollar, yayasan ini merupakan pedonor kedua terbesar bagi anggaran WHO saat ini, setelah Amerika Serikat dan Inggris pada posisi ketiga. Pemasukan utama Yayasan Bill Gates berasal dari aset kekayaannya. "Sebagian besar dari 25 milyar dollar yang diinvestasikan Gates dalam berbagai program kesehatan di dunia selama sepuluh tahun terakhir, berasal dari laba perusahaan di sektor kimia, farmasi dan pangan. Praktik bisnis perusahaan-perusahaan ini acap kali bertentangan dengan upaya kesehatan secara global", kritik Gerbauer.

ARCHIV - Die dreijährige Siama Marjan spielt in Nairobi hinter einem Moskitonetz (Archivfoto vom 24.04.2008). Die Infektionskrankheit Malaria tötet in 109 Ländern jährlich mehr als 750 000 Menschen. Am schlimmsten betroffen ist Afrika südlich der Sahara. Ein Gedenktag wurde erstmals 2001 als Afrika-Malaria-Tag begangen. Er erinnerte an eine Erklärung afrikanischer Staaten vom 25. April 2000 zur Bekämpfung der Krankheit. 2007 rief die Weltgesundheitsorganisation (WHO) den Welt- Malaria-Tag ins Leben, um auf das Problem aufmerksam zu machen. Foto: Stephen Morrison (zu dpa-Hintergrund und Korr. vom 24.04.2009) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Seorang anak di balik kelambu malaria di NairobiFoto: picture-alliance/ dpa

Program Vaksinasi Mahal Selain itu Gates mengeruk keuntungan dengan mempertahan hak harta intelek. Yayasannya kini memakai obat-obatan dan vaksinasi dengan hak paten ketimbang mendukung penggunaan produk generik yang lebih murah dan bebas diakses. "Bila Gates mengarahkan WHO kepada program vaksinasi dengan hak paten semacam itu, produsen bahan kimia tersebut dan para pemilik sahamnya, yaitu Yayasan Gates juga yang beruntung", demikian disimpulkan medico international. Dan ini membebani rakyat miskin di negara belahan selatan yang sering tidak dapat mengikuti program vaksinasi mahal itu.

ARCHIV - Microsoft-Gründer Bill Gates und seine Frau Melinda, aufgenommen bei einer Pressekonferenz ihrer Stiftung in New York (Archivfoto vom 26.06.2006). Ein deutscher Aidsforscher und sein Team am Fraunhofer-Institut für Biomedizinische Forschung in St. Ingbert (Saarland) werden von der Bill und Melinda Gates Stiftung für ihre Arbeit gefördert. Aus Stiftungskreisen wurde am späten Donnerstag (20.07.2006) bestätigt, dass die Deutschen 7,5 Millionen Dollar (sechs Millionen Euro) für ihren Einsatz an der Entwicklung eines Aids-Impfstoffes erhalten sollen. Foto: Justin Lane (zu dpa 0034) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Bill dan Melinda GatesFoto: picture-alliance/ dpa

Berkurangnya Pengawasan Secara Demokratis

Alison Katz yang bertugas sejak 18 tahun terakhir di WHO, Jenewa mengkritik bahwa situasi diperburuk melalui dihapusnya pengawasan terpusat dari negara anggota WHO atas kehatan publik dan pendanaannya di WHO pada akhir tahun 1990-an. "Misalnya Globale Fonds (Dana Global) yang dibentuk untuk memerangi tiga penyakit mematikan di dunia, yaitu AIDS, TBC dan Malaria. Di sini WHO yang bertanggung jawab terhadap semua warga negara anggotanya, tidak terwakili."

Dana ini menggunakan produk farmasi dan peralatan medis dalam menangani penyakit tersebut ketimbang kebijakan preventif. Demikian kritik yang dilontarkan orang dalam. Tujuannya jelas: "Kebijakan preventif tidak membawa keuntungan bagi perusahaan swasta."

Usulan Reformasi yang Bersifat PolesanNegara-negara berkembang anggota WHO yang miskin juga mendesak untuk melakukan perubahan. Karena negara-negara ini tergantung pada dukungan WHO dalam upaya melaksanakan kebijakan preventif dan konsolidasi sistem kesehatan di negerinya.

ARCHIV - Blick in eine Versammlung der Weltgesundheitsorganisation (WHO) im Hauptquartier der UN in Genf (Archivfoto vom 14.05.2007). Seit nunmehr 60 Jahren kämpft die WHO für das Wohl der Menschheit. Am 7. April 1948 trat die Verfassung der UN-Organisation in Kraft. Foto: Salvatore di Nolfi (zu dpa-Korr. "60 Jahre Weltgesundheitsorganisation - Erfolge, aber kein Jubel" vom 04.04.2008) +++(c) dpa - Bildfunk+++***Zu Zumach, 60 Jahre WHO***
Sidang WHO di JenewaFoto: picture-alliance/ dpa

Namun menurut pengkritik WHO, pada saat ini tidak akan dilakukan perubahan kebijakan. Pasalnya, gagasan reformasi yang diajukan oleh Dirjen WHO Margareth Chan pada majelis, dinilai "Peoples Health Movement" sebagai "murni polesan kosmetik semata". Usulan itu tidak akan mengurangi ketergantungan WHO kepada pedonor swasta dan industri farmasi.

Andreas Zumach/Christa Saloh-Foerster

Editor: Ayu Purwaningsih