1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

9.000 Pengungsi Anak Dilaporkan Hilang di Jerman

29 Agustus 2016

Polisi federal Jerman menyatakan jumlah pengungsi anak-anak yang hilang di Jerman telah meningkat dua kali lipat sejak awal tahun ini. Sebagian besar anak-anak itu berusia antara 14-17 tahun.

https://p.dw.com/p/1JraB
Deutschland Flüchtlingskind
Foto: picture-alliance/dpa/I. Wagner

Kantor Polisi Kriminal Jerman menjelaskan hingga tanggal 1 Juli 2016, tercatat 8991 anak-anak pengungsi tanpa pendamping yang dilaporkan hilang.

Seperti dilansir harian Jerman "Neue Osnabrücker Zeitung" menunjukkan, jumlah migran yang tidak ada lagi kontak dengan pihak berwenang sudah lebih dua kali lipat lebih tinggi daripada tahun lalu, ketika pada Januari 2016, dinyatakan 4.749 pengungsi diketahui menghilang. Sebagian besar dari mereka yang menghilang berusia remaja, 867 dari mereka berusia di bawah 13 tahun.

Di tengah kekhawatiran bahwa para migran muda ini rentan menjadi korban geng-geng kriminal, BKA mengatakan tidak punya bukti nyata hal semacam itu terjadi dalam jumlah besar. "Dalam banyak kasus, tidak seperti anak-anak yang menghilang tanpa rencana, beberapa di antara mereka ingin mengunjungi orang tua mereka, saudara atau teman di kota-kota lain di Jerman atau bahkan negara-negara Eropa lainnya," kata seorang juru bicara polisi.

Otoritas kepolisian mengatakan ada kemungkinan kenaikan jumlah ini terjadi, karena dalam beberapa kasus anak-anak muda tersebut mendaftar lebih dari sekali ke pihak berwenang Jerman, misalnya setelah pindah ke daerah baru.

Polisi mengakui sulit untuk menjaga data penghitungan migran yang tiba karena banyak yang datang tanpa surat-surat identitas dan karena mereka mengeja nama dengan beberapa cara.

Angka melonjak

Pada bulan Februari 2016, lembaga polisi Eropa, Europol memperkirakan sedikitnya 10.000 anak-anak pengungsi hilang setelah tiba di Eropa. Baru-baru ini, menurut mereka, jumlahnya jauh lebih tinggi.

Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) memperingatkan bahwa dalam beberapa bulan yang lalu anak-anak dari zona konflik merupakan " kelompok paling rentan di antara para pengungsi." Mereka dikirim ke Eropa, dengan rencana untuk bergabung dengan orangtua mereka kemudian hari. Dalam perjalanan, mereka dicemaskan menjadi mangsa penjahat.

Tekanan pada pemerintah Jerman

Meskipun menerima banyak kritik, Jerman telah dipuji karena upayanya membantu anak-anak migran mengintegrasikan diri di negera ini.

Badan urusan Migrasi dan Pengungsi Jerman (BAMF) berharap jumlah pencari suaka akan jauh lebih sedikit pada tahun ini dibandingkan dengan tahun 2015.

"Kami sedang mempersiapkan diri menyambut 250.000 hingga 300.000 pengungsi tahun ini," ujar Frank-Juergen Weise, kepala kantor BAMF, kepada harian "Bild am Sonntag".

ap/vlz(bildamsonntag/afp/epd/kna)