1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Separatis Ukraina Gelar Pemilu

24 September 2014

Kendati mendapat perluasan otonomi, kelompok separatis Ukraina bersikeras menggelar pemilihan umum sendiri, cuma sepekan setelah pemilu legislatif Ukraina.

https://p.dw.com/p/1DJT2
Ostukraine Krise 27.08.2014 Donezk
Foto: Reuters

Kelompok separatis pro Rusia secara sepihak akan menggelar pemilihan umum November mendatang, sepekan setelah pemilu legislatif Ukraina. "Kami akan memilih majelis agung dan kepala pemerintahan republik pada tanggal dua," ujar Alexander Zakharchenko, pemimpin Republik Rakyat Donestk.

Adapun jiran "Republik Rakyat Luhansk," juga menggelar pemilu di hari yang sama, kata pemimpin kelompok separatis setempat Alexei Karyakin. Kedua kelompok bersenjata itu sejak awal sudah mengancam tidak akan membiarkan penyelenggaraan pemilu legislatif Ukraina di wilayah timur.

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko sebelumnya mengumumkan pemilu digelar pada 26 Oktober.

Penarikan Senjata Berat

Parlemen Ukraina pekan lalu menelurkan undang-undang yang menjamin perluasan otonomi untuk wilayah timur. Selain itu parlemen juga memberikan wewenang bagi pemerintah lokal untuk menggelar pemilu daerah pada 7 Desember mendatang.

Selain pemilu kelompok separatis Ukraina juga mengumumkan soal penarikan mundur senjata. "Kami telah menarik Artileri dari wilayah-wilayah, di mana militer Ukraina juga melakukan hal yang sama," ujarZakharchenko.

Menurut PBB, pertempuran antara serdadu pemerintah dan kelompok separatis pro Rusia sejauh ini telah menelan 3.543 korban jiwa. Jumlahnya bisa bertambah jika melibatkan rentetan insiden terakhir, kata Ivan Simonovic, Asisten Sekretaris Jendral PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Korban Sipil

Angka kematian bertambah sebanyak 950 korban jiwa sejak PBB melakukan penghitungan 29 Agustus silam.

Jumlah tersebut sudah termasuk korban insiden Malaysia Airlines yang ditembak jatuh bulan Juli silam dan menewaskan sedikitnya 298 penumpang dan awak kapal. Simonovic mengklaim, setiap hari sepuluh orang tewas sejak gencatan senjata awal September.

Namun begitu jumlah tersebut masih jauh lebih rendah ketimbang rata-rata korban tewas sebanyak 42 orang per hari sebelum gencatan senjata. Simonovic memperkirakan, antara 500 sampai 800 orang masih disandera oleh kelompok separatis.

Simonovic mengklaim, kelompok pemberontak menyandera dan menyiksa penduduk atau tentara yang tertangkap untuk kerja paksa.

rzn/ab (dpa,rtr)