1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Separuh Kekayaan Thaksin Disita

26 Februari 2010

Mahkamah di Bangkok hari Jumat (26/02) memutuskan untuk menyita 1,4 milyar dolar harta mantan PM Thailand, Thaksin Shinawatra yang selama ini dibekukan. Harta yang dimilikinya sebelum 2001 dikembalikan.

https://p.dw.com/p/MD5F
Mantan PM Thailand, Thaksin Shinawatra terbelit kasus korupsiFoto: AP

Di halaman gedung Mahkamah Bangkok ditempatkan 600 polisi, meskipun sejak pagi hari Jumat (26/02) hanya terlihat segelintir pendukung mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra berbaju merah di luar batas penjagaan. Sementara di seputar kota ribuan pasukan keamanan dikerahkan. Pihak berwenang kali ini berusaha memastikan agar usai pembacaan keputusan pengadilan, tidak terjadi kerusuhan.

Sembilan orang hakim membacakan keputusan mengenai nasib harta keluarga Thaksin Shinawatra yang bernilai 2,3 milyar dolar. Dalam pembacaan keputusan yang berlangsung selama 7 jam itu, Mahkamah di Bangkok memutuskan untuk menyita 1,4 milyar dolar harta Thaksin Shinawatra.

Harta yang sejak penggulingan Thaksin dibekukan itu, termasuk hasil penjualan perusahaan telekomunikasi milik Thaksin, Shin Corp pada tahun 2006 kepada badan usaha pemerintahan Singapura, Temasek Holdings. Transaksi penjualan itu bermasalah karena dibebaskan dari pembayaran pajak.

Kerugian yang dialami pemerintah Thailand akibatnya, memicu protes masyarakat dan berakhir dengan kudeta militer. Thaksin yang sejak 2008 berada dalam pengasingan, tidak hadir dalam sidang hari Jum'at (26/02) yang menimbang pelanggaran hukum oleh pejabat negara. Kepada siaran BBC, Somkiat Thangkitvanich dari Lembaga Penelitian Perkembangan Thailand mengatakan:

“Ini merupakan kasus bersejarah yang bukan saja akan menentukan masa depan politik Thailand, tapi juga bagaimana sektor ekonomi akan berinteraksi dengan politik di masa depan.”

Menurut konstitusi Thailand, seorang pejabat pemerintah hanya boleh memiliki 5% saham suatu perusahaan dan Thaksin dituduh menutup-nutupi mayoritas saham yang dimilikinya dalam Shin Corp, yang dialihkan kepada keluarganya. Selain itu, Thaksin sebelumnya dituduh mempengaruhi sejumlah kebijakan pemerintah guna memperkaya dirinya.

Thailand Urteil Thaksin Shinawatra Flash-Galerie
Pendukung Thaksin Shinawatra meneriakkan slogan-slogan di depan Mahkamah di Bangkok, 26 Frabruari 2010Foto: AP

Sebelumnya sejumlah analis sudah memperkirakan Mahkamah Agung Thailand akan melakukan kompromi. Mahkamah Bangkok ingin menghindari pencitraan bahwa pengadilan yang berlangsung bersifat politis dan bukan masalah korupsi yang dilakukan Thaksin. Disebutkan akan tidak adil, apabila harta yang dimilikinya sebelum menjabat Perdana Menteri juga disita.

Sebelum menjabat Perdana Menteri, Thaksin Shinawatra adalah seorang pengusaha yang sukses. Selama ini, Thaksin selalu berkilah bahwa kekayaan yang dimilikinya bukan hasil korupsi, melainkan hasil jerih payah berdagang.

Menurut kantor berita Reuters, para investor pasar uang akan lebih menyambut kompromi ini. Ahli investasi Thailand, Prapas Tonpibulsak menilai, hal itu mengurangi ancaman terjadinya krisis yang lebih besar, karena kedua pihak bisa merasakan kemenangan. Meski begitu, keputusan Mahmakah di Bangkok tetap bisa memicu krisis politik yang lebih jauh di Thailand.

Belum diketahui reaksi pendukung Thaksin. Sebelumnya mereka, menyatakan akan berunjuk rasa 14 Maret mendatang, apabila Thaksin dikalahkan di pengadilan.

EK/HP/rtr/dpa