1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan di Kabul Tewaskan 17 Orang

29 Oktober 2011

13 warga AS dan satu tentara Kanada termasuk dalam sedikitnya 17 orang yang tewas akibat serangan Taliban terhadap konvoi NATO di Kabul. Pada hari yang sama, tiga pelatih tentara Australia tewas di provinsi Uruzgan.

https://p.dw.com/p/131jl
Afghan security men stand near the site of a suicide car bomber in Kabul, Afghanistan, Saturday, Oct. 29, 2011. A suicide car bomber struck a NATO convoy on the outskirts of Kabul on Saturday, causing casualties among the NATO service members and Afghan civilians, the U.S.-led coalition said. Afghan officials said three civilians and one policeman were killed. (Foto:Muhammed Muheisen/AP/dapd)
Aparat keamanan Afghanistan di dekat lokasi ledakan bom di Kabul (29/10)Foto: dapd

Serangan hari Sabtu (29/10) di Kabul adalah yang terparah sejak awal perang Afghanistan tahun 2001 yang dipimpin Amerika. Dengan sebuah kendaraan, pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya pada pagi hari di sebelah barat kota Kabul di depan konvoi pasukan ISAF.

Kelompok radikal Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dan menyatakan bahwa kendaraan pelaku membawa sekitar 700 kilo bahan peledak.

Jurubicara ISAF, Brigjen Carsten Jacobsen mengungkapkan, "Memang kita semua mendengar pernyataan Taliban yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Tetapi kami harus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui siapa yang sebenarnya bertanggung jawab. Ini adalah hari yang dramatis."

US soldiers carry a body from the site of a suicide car bomber in Kabul, Afghanistan, Saturday, Oct. 29, 2011. A suicide car bomber struck a NATO convoy on the outskirts of Kabul on Saturday, causing casualties among the NATO service members and Afghan civilians, the U.S.-led coalition said. Afghan officials said three civilians and one policeman were killed. (Foto:Ahmad Jamshid/AP/dapd)
Serdadu AS mengangkat korban ledakan hari Sabtu (29/10) di KabulFoto: dapd

Ledakan hebat di lokasi kejadian

Sebelumnya, otoritas Afghanistan mengatakan, tiga warga sipil dan seorang polisi Afghanistan juga tewas dalam serangan yang terjadi di salah satu jalan utama di dekat bekas istana Raja Darulaman di pingiran kota Kabul.

"Bagian selatan cukup lama merupakan wilayah, di mana kelompok perlawanan berupaya memasuki kota. Kebanyakan upaya gagal, namun hari ini satu kendaraan bermuatan bahan peledak tampaknya berhasil menerobos masuk", kata Jacobsen.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa bom meledak dengan kekuatan yang besar. Asap terlihat membubung di atas lokasi serangan, sementara regu pemadam kebakaran berupaya memadamkan kendaraan-kendaraan yang terbakar. Dua helikopter NATO mendarat untuk mengangkut korban. Sementara korban terluka dirawat langsung di atas tandu di pinggir jalan. Para serdadu kemudian menutup lokasi kejadian.

An Afghan military helicopter fires on a building which is occupied by Taliban insurgents during a coordinated assault in Kabul, Afghanistan, on Tuesday, Sept. 13, 2011. Taliban insurgents fired rocket-propelled grenades and assault rifles at the U.S. Embassy, NATO headquarters and other buildings in the heart of the Afghan capital Tuesday while suicide bombers struck police buildings. The U.S. Embassy and NATO reported no casualties. (Foto:Musadeq Sadeq/AP/dapd)
Foto: dapd

Korban tewas lainnya di selatan Afghanistan

Sementara itu, tiga serdadu Australia juga tewas dalam pertempuran di selatan Afghanistan. Seorang pria yang mengenakan pakaian seragam polisi Afghanistan, tiba-tiba menembaki serdadu. Pelaku serangan berhasil ditembak mati. Demikian diumumkan ISAF.

Seorang jurubicara militer Afghanistan mengatakan bahwa sedang dilakukan pemeriksaan apakah pelaku serangan memang seorang polisi atau seorang ekstremis yang memakai seragam polisi.

Di Berlin Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mengutuk keras serangan itu dan menyampaikan belasungkawa Jerman kepada keluarga dan kerabat korban. Ia menambahkan, Jerman dan aliansinya tetap berpegang pada rencana pengambilalihan tanggung jawab keamanan dari pasukan internasional kepada otoritas Afghanistan, dan mendukung proses rekonsiliasi internal di negeri itu.

Christa Saloh (dpa, afp, rtr)

Editor: Luky Setyarini