1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Udara di Suriah Musnahkan Bantuan

20 September 2016

Gencatan senjata di Suriah bubar. Serangan udara kembali dilancarkan ke Aleppo. Sedikitnya 32 orang tewas, termasuk sejumlah pekerja bantuan kemanusiaan. Juga 18 Truk pembawa bantuan hancur.

https://p.dw.com/p/1K5Gi
Truk bantuan musnah akibat serangan udara
Truk bantuan musnah akibat serangan udaraFoto: Reuters/A. Abdullah

Aleppo kembali digempur serangan udara mematikan, beberapa jam setelah militer Suriah di bawah Presiden Bashar al Assad menyatakan berakhirnya gencatan senjata, yang diupayakan AS dan Rusia.

Organisasi pemantau hak asasi manusia yang bermarkas di Inggris menyatakan Senin kemarin, sedikitnya 12 orang tewas akibat serangan terhadap konvoi truk yang membawa bantuan dan bahan pangan bagi warga Aleppo yang sangat membutuhkan.

PBB membenarkan dilancarkannya serangan terhadap konvoi bantuan. Dari 20 truk 18 terkena serangan, sehingga bahan pangan dan bantuan yang dibawa rusak atau musnah. Beberapa organisasi bantuan, termasuk Bulan Sabit Merah Suriah (SARC) mengatakan, konvoi itu membawa bantuan bahan makanan dan obat-obatan buat warga kota Aleppo dan sekitarnya.

PBB kutuk serangan

Ingy Sedky, juru bicara Komite Internasional Palang Merah mengatakan, mereka telah menerima kabar menyedihkan dari salah satu bagian SARC yang menderita serangan. Situasi di sekitar Aleppo kacau-balau dan Palang Merah merasa terpukul bahwa pekerja kemanusiaan dan misi kemanusiaan kembali ikut jadi korban konflik brutal ini.

Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengecam keras serangan tersebut. Konvoi kemanusiaan ini adalah hasil dari proses perundingan yang panjang dan alot, dengan persiapan sulit dan permintaan ijin berbelit untuk membawa bantuan bagi warga sipil yang terputus dari jalur bantuan apapun, demikian Staffan de Mistura.

Sementara Kepala Badan Bantuan Kemanusiaan PBB Stephen O'Brien menuntut dilakukan penyelidikan atas serangan. "Saya nyatakan tegas, jika serangan keji ini terbukti diarahkan untuk memusnahkan bantuan kemanusiaan, ini adalah kejahatan perang," demikian O'Brien. Ia menekankan juga, sebuah gudang milik SARC dan sebuah klinik juga terkena serangan.

Pemerintah Suriah menuduh pemberontak jadi pangkal ambruknya gencatan senjata. Damaskus menyebutkan kaum pemberontak melanggar kesepakatan sebanyak 300 kali. Rusia yang mendukung Presiden Assad juga menuduh pemberontak yang bersalah. Sementara pemberontak menuduh pemerintah yang bertanggungjawab, dan melanggar kesepakatan gencatan senjata lebih dari 250 kali.

AS tetap upayakan gencatan senjata

Menteri Luar Negeri AS John Kerry tetap berusaha menjalin kesepakatan gencatan senjata. Ia mengemukakan, "Kita belum mengalami tujuh hari damai dan penyaluran bantuan kemanusiaan."

Departemen Luar Negeri AS menyatakan sebenarnya sudah siap untuk melanjutkan gencatan senjata, dengan harapan akhirnya bisa mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk bekerjasama secara militer melawan organisasi teror yang menyebut diri Islamic State (ISIS) dan kelompok lain yang berkaitan dengan al Kaeda.

Koalisi anti ISIS yang dipimpin AS disalahkan dalam kasus tewasnya lebih dari 60 tentara Suriah akibat serangan udara AS. Washington menyatakan penyesalan, dan menyebut markas ISIS sebagai sasaran sesungguhnya. Sementara Presiden Assad menyebut insiden itu sebagai "agresi AS" terhadap negaranya. Insiden ini menyebabkan tambah sulit tercapainya kesepakatan gencatan senjata baru.

ml/as (AP, AFP, dpa)

Menlu AS John Kerry
Menlu AS John KerryFoto: Reuters/P. Albouy
Aleppo yang luluh lantak akibat serangan udara
Aleppo yang luluh lantak akibat serangan udaraFoto: Getty Images/AFP/K. Al-Masri