1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serukan Aksi, Ikhwanul Muslimin Abaikan Ancaman

12 Agustus 2013

Para pendukung presiden terguling Mohamed Mursi bersumpah akan berpawai mengelilingi Kairo. Sementara pasukan keamanan Mesir memutuskan menunda pembubaran paksa demonstrasi kelompok Ikhwanul Muslimin.

https://p.dw.com/p/19O0J
Foto: picture-alliance/dpa

Pasukan keamanan, hari Senin (12/8) memutuskan menunda operasi pembubaran aksi duduk demonstran pendukung Mursi, yang awalnya disebut akan dimulai pada Senin pagi.

Sumber pasukan keamanan dan pejabat pemerintah mengatakan polisi akan mengambil tindakan awal untuk mengakhiri aksi duduk yang dilakukan kelompok Ikwanul Muslimin di dua wilayah di Kairo.

Masih belum jelas apakah polisi akan tetap melaksanakan rencana berisiko dan bisa menimbulkan pertumpahan darah dengan membubarkan paksa ribuan pendukung Mursi, presiden terguling yang didukung kelompok Islamis Ikhwanul Muslimin, yang sekaligus tercatat sebagai presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis.

Demonstran bertambah banyak

Utusan Negara-negara barat dan Arab serta beberapa pejabat senior di pemerintahan Mesir telah menekan tentara agar menghindari penggunakaan kekuatan secara paksa dalam upaya untuk mengakhiri krisis yang telah berlangsung selama berpekan-pekan di Negara Arab berpenduduk 84 juta jiwa itu yang kini terbelah karena konflik.

Seorang sumber keamanan mengatakan bahwa aksi atas para demonstran ditunda karena kerumunan yang lebih besar tiba di kamp demonstran setelah terdengar kabar bahwa polisi akan membubarkan paksa demonstrasi kelompok Ikhwanul Muslimin.

Kepala militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang menyingkirkan Mursi, telah mendapat tekanan dari para pejabat militer garis keras untuk membubarkan aksi duduk kelompok Ikhwanul Muslimin di ibukota Negara itu, demikian dikatakan sumber di lingkungan keamanan Mesir.

Hampir 300 orang telah terbunuh dalam kekerasan politik sejak Mursi terguling, termasuk puluhan pendukung Mursi yang ditembak mati oleh pasukan keamanan dalam dua insiden terpisah.

Mesir telah dilanda gejolak politik dan ekonomi sejak pemberontakan tahun 2011 lalu yang mengakhiri 30 tahun kekuasaan diktator Husni Mubarak, dan bangsa itu kini mengalami perpecahan paling dalam selama sejarah Negara itu.

Tetap gelar demonstrasi

Para pendukung Mursi telah bersumpah bahwa aksi duduk di dua lokasi utama di Kairo akan terus dilanjutkan sampai Mursi dikembalikan ke jabatannya. Mereka menyerukan kepada para pendukung Mursi untuk turun ke jalan awal pekan ini.

Kelompok pendukung Mursi termasuk Ikhwanul Muslimin menyerukan seluruh negeri agar menggelar aksi menentang militer. ”Aliansi menyerukan kepada rakyat di semua provinsi agar keluar rumah berpawai pada hari Senin dan berkumpul di semua lokasi,“ demikian isi pernyataan kelompok Islamis tersebut.

Para pejabat keamanan mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa polisi akan memblokade aksi duduk dan menggunakan meriam air untuk membubarkan para demonstran. Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa pembubaran paksa demonstrasi itu akan berakhir dengan pertumpahan darah.

ab/hp (rtr,dpa,ap)