1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Setelah Penembakan Las Vegas, Pengamanan Hotel Jadi Sorotan

4 Oktober 2017

Di banyak negara Asia, pengamanan hotel adalah isu penting karena seringnya serangan teror. Di Amerika Serikat, banyak hotel masih enggan mengganggu privasi para tamu.

https://p.dw.com/p/2lCLl
USA Nevada Las Vegas Strip
Foto: Imago/Westend61

Pemeriksaan berlapis di hotel-hotel mahal, dengan barikade mobil, detektor logam dan mesin pemindai sinar X, adalah pemandangan umum di Indonesia dan banyak negara Asia. Tapi di Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, hal ini masih tidak lumrah, karena alasan biaya dan privasi para tamu.

Pakar keamanan mengatakan, aksi penembakan yang menewaskan hampir 60 orang di Las Vegas mungkin bisa dicegah seandainya ada lebih banyak kamera pengaman dan staf yang terlatih.

Kenyataan bahwa penembak di Las Vegas menyimpan 23 senjata dan persediaan amunisi yang luar biasa di kamar hotelnya lantai 32 Mandalay Bay kini menyulut perdebatan baru tentang pengaman di hotel-hotel mahal. Stephen Paddock dapat menyiapkan aksinya dengan cukup leluasa dan cukup lama memuntahkan rentetan tembakan tanpa terdeteksi.

"Dugaan saya adalah, kita akan melihat lebih banyak kamera keamanan di banyak hotel dan lebih banyak pemantauan orang-orang yang membawa banyak paket besar ke kamar hotel," kata Bjorn Hanson, profesor perhotelan dan pariwisata di New York University.

USA Massenmord in Las Vegas
Hotel Mandalay Bay: Penembak melakukan aksinya dari kamar di lantai 32Foto: Reuters/M. Blake

Hanson juga percaya bahwa hotel-hotel, yang mungkin didesak oleh operator asuransi mereka, akan meningkatkan pelatihan staf untuk bisa mengenal perilaku tidak wajar atau bahan-bahan mencurigakan yang disimpan di dalam kamar.

Jeffrey Price, pakar keamanan di Metropolitan State University of Denver, mengatakan bahwa karyawan yang membersihkan kamar seharusnya melaporkan kepada atasan jika mereka melihat senjata. Atau melihat tamu membawa banyak tas besar, suatu pemandangan yang tidak terlalu biasa di Las Vegas. Tapi tidak mungkin memeriksa semua tamu.

"Ini akan menjadi mimpi buruk logistik, jika semua orang yang masuk dan keluar dari kamar hotel harus diperiksa, belum lagi menghabiskan miliaran dolar," kata Price. "Ada juga alasan menyangkut hak privasi."

Hanson dan Price mengatakan, para pengunjung acara-acara publik besar harus mempersiapkan tindakan pencegahan mereka sendiri, termasuk mengetahui di mana letaknya pintu darurat, memiliki rute pelarian dan lokasi untuk berkumpul lagi dengan teman jika mereka berpisah.

Asosiasi Hotel dan Rumah Penginapan AS mengatakan, hotel-hotel di Las Vegas kini bekerja sama dengan penegak hukum setempat untuk meningkatkan  pengamanan.

USA Las Vegas Trauer nach Massenschießerei
Warga dan pengunjung memperingati korban dalam sebuah acara khusus dekat Mandala BayFoto: Getty Images/AFP/R. Beck

"Hotel punya prosedur keselamatan dan keamanan yang ditinjau secara teratur, diuji dan diperbarui seperti prosedur tanggap darurat mereka," kata ketua asosiasi Katherine Lugar. "Kita akan terus bekerja sama dengan penegak hukum untuk mengevaluasi langkah-langkah ini."

Beberapa hotel sudah menerapkan langkah-langkah keamanan seperti meminta para tamu menunjukkan kunci kamar mereka di lobi, dan membatasi akses ke beberapa lantai hanya kepada mereka yang memiliki kartu kunci.

Tetapi Amerika Serikat memang tidak memiliki banyak pengalaman - dalam frekuensi atau keganasan - serangan teror ke hotel seperti di banyak negara Asia.

Dalam beberapa kasus, langkah keamanan khusus juga tidak cukup.

Pada tahun 2009, penyerang di Indonesia menyelundupkan bahan peledak melewati petugas keamanan dan detektor logam lalu memicu ledakan di hotel Marriott dan Ritz-Carlton di Jakarta dan menewaskan delapan orang. Enam tahun sebelumnya, sebuah bom mobil di hotel Marriott Jakarta menewaskan 12 orang.

Di India pada tahun 2008 para ekstrimis menyerang dua hotel mewah, sebuah stasiun kereta api dan restoran dalam aksi selama 60 jam di kota Mumbai. Lebih 160 orang tewas dalam serangan teror yang dilakukan beberapa pelaku itu.

Rantai hotel yang beroperasi di India, antara lain Accor, Hyatt dan Marriott, kini menggunakan detektor logam dan pemindai sinar-X untuk memeriksa bahan peledak. Hotel kelas atas Lemon di bandara New Delhi sudah  menggunakan sistem pengenalan wajah untuk melacak pengunjung.

Indonesia dan India telah memperkuat keamanan hotel, kata Mario Hardy, CEO Pacific Asia Travel Association. Kendaraan masuk diperiksa, banyak hotel memindai barang bawaan dengan sinar-X, dan dipasang lebih banyak kamera pengaman.

"Sebagai konsumen, kita kadang-kadang melihat ini sebagai gangguan, tapi saya pikir, kejadian seperti Las Vegas ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan pengamanan," katanya.

hp/yf (ap, afp, rtr)