1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapa Khalid Masood, Pelaku Serangan London?

24 Maret 2017

Polisi telah mengidentifikasi pria yang diduga menyerang para pejalan kaki di Westminster Bridge, London, dan menusuk seorang polisi dalam serangan mematikan Rabu (22/03) di luar Gedung Parlemen Inggris.

https://p.dw.com/p/2Zs7Z
Großbritannien Trauer nach dem Terroranschlag in London
Foto: Getty Images/C. Court

Pria tersebut diduga adalah seorang mantan terpidana berusia 52 tahun, Khalid Masood. Ia dikenal punya berbagai nama ‘alias'. Polisi Metropolitan London mengatakan Khalid pernah menjalani berbagai hukuman karena serangkaian pelanggaran, namun tidak satupun dari pelanggaran itu terkait dengan aksi terorisme.

Pria kelahiran tahun 1964 di Kent, tenggara Inggris itu tinggal di West Midlands, kawasan yang menjadi target razia polisi sejak serangan iterjadi. 

Warga Negara Inggris

Polisi menegaskan,  Khalid Masood adalah warga negara Inggris.  Dia dibesarkan oleh orang tua tunggal di kota Rye, pantai selatan Inggris, demikian menurut  laporan The Times.

Selama dua dekade, Masood tercatat telah melakukan beberapa tindak kriminal, diantaranya penyerangan, kepemilikan senjata dan pelanggaran ketertiban umum, papar kepolisian. Pelanggaran-pelanggaran itu dilakukan antara tahun 1983 dan 2003.

Disebutkan kantor berita AFP, Perdana Menteri Inggris  Theresa May mengatakan, Khalid Massod pernah satu kali diselidiki oleh dinas intelijen MI5 "berkaitan dengan kekhawatiran atas kekerasan  ekstrem ".   

Pelanggaran sebelumnya tak terkait terorisme

Tapi Masood tidak pernah dihukum karena kejahatan terorisme dan "bukan merupakan subjek penyelidikan," demikian penjelasan  polisi Inggris, dengan menambahkan bahwa  "tidak ada laporan intelijen sebelumnya tentang niatnya untuk meelakukan serangan terorisme".

Para pengamat mengatakan, tidak biasanya pria seumur Khalid yakni 52 tahun, melakukan aksi serangan teror. Biasanya para pelaku serangan teror serupa berusia  jauh lebih muda dari itu.

Meskipun polisi meyakini bahwa Masood bertindak sendirian dalam serangan tersebut,  organisasi ‘Islamic  State' ISIS mengklaim Khalid sebagai salah satu dari "prajuritnya" yang bekerja di negara-negara yang bertempur melawan kelompok jihadis di Irak dan Suriah.

Guru yang tak mengajar di sekolah negeri

Dalam aksinya,  Masood menyewa mobil yang digunakan untuk melakukan  serangan dari salah satu cabang agen penyewaan mobil di Solihull, pinggiran Birmingham.  Menurut laporan BBC, Khalid Massod  mengatakan kepada  perusahaan penyewaan  mobil itu, bahwa profesinya adalah  seorang guru.

Seorang juru bicara untuk kementerian pendidikan Inggris mengatakan kepada AFP, Masood bukan guru yang berkualitas dan oleh karenanya ia tidak mengajar di sekolah negeri.

Menurut tabloid The Sun, Masood bermalam di sebuah hotel di pinggiran Brighton, sebuah kota pantai di selatan London, pada malam sebelum serangan terjadi.

Polisi Metropolitan London tidak memberikan konfirmasi atas laporan media bahwa  penyidik ​​pergi ke hotel,  setelah  menemukan tanda terima dalam penyewaan mobil.

Kemarahan Warga Atas Serangan di London

Relijius dan sopan

Media Inggris menggambarkan Masood sebagai seorang mualaf. Salah satu  narasumber  dalam laporan  Sky News menggambarkan Khalid Massod sebagai pria yang  "sangat relijius dan sopan”.

"Anda tidak bisa pergi ke rumahnya di Birmingham pada hari Jumat karena ia akan beribadah," kata narasumber tersebut  yang oleh media  Sky dikatakan bertemu Masood dalam kapasitas profesional.

"Dia adalah seorang pria baik. Saya sering melihat dia berkebun," ujar Iwona Romek, seorang tetangga Khalid, kepada media  Birmingham Mail. "Dia punya istri, seorang perempuan Asia yang masih muda  dan dia juga punya anak kecil yang masih sekolah," tambahnya. Sementara media lain melaporkan Khalid adalah  seorang ayah dari tiga anak.

Iwona Romek mengatakan, keluarga Khalid pindah secara tiba-tiba dan tanpa berpamitan, dari rumah mereka di Winson Green, Birmingham Barat, sekitar akhir Desember lalu. Namun  Romek mengatakan, dia tidak bisa membayangkan bahwa Khalid  melakukan serangan: "Sekarang saya takut bahwa seseorang seperti dia, tinggal berdekatan dengan saya".

Diduga, baru-baru ini Masood mungkin telah tinggal di sebuah apartment di samping restoran Persia dan restoran pizza kecil di lingkungan kelas atas, Edgbaston, demikian menurut laporan tersebut. 

Tetangga yang tinggal di kawasan itu mengatakan kepada  Koran The Telegraph,  takut setelah kejadian hari ini: "Ini membuat saya sangat takut dan saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada  anak-anak.  Dia  seperti kebanyakan pria baisa lainnya. Ia selalu menyunggingkan senyum di wajahnya."

ap/as (afp)