1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150811 Mubarak Prozess

15 Agustus 2011

Sidang terhadap mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dilanjutkan. Hakim menjelaskan, Mubarak dan mantan Mendagri al Adli harus mempertanggungjawabkan kematian para demonstran. Sidang akan dilanjutkan 5 September 2011.

https://p.dw.com/p/12GxB
Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak
Mantan Presiden Mesir Hosni MubarakFoto: dapd

Sidang kedua terhadap mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, Senin kemarin (15/08) berlangsung selama dua jam. Meski sebenarnya lebih banyak diwarnai suara ribut para hadirin.

Hakim ketua Ahmed Rifaat berupaya menenangkan para hadirin. Lebih dari seratus pengacara diperbolehkan menghadiri sidang. Banyak yang terlibat adu mulut atau pun mengeluarkan protes keras.

Mubarak, sejak sidang pertama dua minggu lalu, dihadirkan di ruang sidang di atas ranjang. Hampir selama sidang berlangsung, Mubarak terlihat terbaring di ranjang itu dengan mata tertutup. Sementara kedua putranya, yang juga menjadi terdakwa, selalu berupaya menutupi Mubarak dari kamera televisi.

Hakim ketua Ahmed Rifaat akhirnya memutuskan persidangan Mubarak akan digelar secara tertutup dari peliputan media, terutama televisi. "Untuk kepentingan bersama, pengadilan memutuskan untuk tidak mengizinkan lagi kamera televisi meliput sidang," kata hakim.

Bekas demonstrasi di Lapangan Tahrir usai dibubarkan oleh polisi.
Bekas demonstrasi di Lapangan Tahrir usai dibubarkan oleh polisi.Foto: dapd

Keputusan hakim berlaku saat itu juga, dan hingga vonis hukuman dijatuhkan. Lebih lanjut Rifaat mengatakan bahwa sidang berikutnya dilaksanakan 5 September mendatang, saat sidang akan menghadirkan saksi-saksi penting. Hakim menyebut nama-nama jenderal yang bertanggung jawab dalam tindakan pengamanan selama gerakan perlawanan rakyat berlangsung. Beberapa aktivis HAM bereaksi menentang. Menurut mereka, jenderal-jenderal itu harusnya juga dimejahijaukan.

Tim pembela Mubarak juga mengusulkan agar jenderal komando lapangan, Hussein Tantawi, juga dihadirkan. Namun masih belum diputuskan apakah Tantawi akan diundang sebagai saksi. Tantawi pernah menjabat menteri pertahanan Mesir selama pemerintahan Mubarak. Beberapa pengamat memperkirakan, tim pembela Mubarak berencana menjadikan Tantawi sebagai kambing hitam.

Lebih lanjut hakim sidang memutuskan, "Sidang terhadap Mubarak dan mantan menteri dalam negeri Habib Al Adly akan dijadikan satu pada 5 September, dari yang sebelumnya berlangsung paralel."

Mubarak dan Tantawi dituding bertanggung jawab atas kematian sekitar 850 demonstran selama revolusi Mesir. Sidang tersebut menjawab permintaan tim pengacara korban. Sebelumnya tim pengacara korban mengeluhkan bahwa tidak mungkin mendengarkan ratusan saksi yang dihadirkan dua kali.

Jürgen Stryjak/Luky Setyarini

Editor: Carissa Paramita