1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sindrom Tourette Fenomena Global

Gudrun Heise1 Februari 2013

Mengapa ia berteriak begitu? Mungkin ia gila! Bukan begitu, dia menderita sindrom Tourette. Sebuah penyakit saraf, dengan penyebab yang belum diketahui.

https://p.dw.com/p/17WEC
Foto: Fotolia/anmaro

Mencibir, mengernyitkan wajah, menghentakkan kaki atau meludah, tiba-tiba berteriak keras. Hal-hal yang disebut 'tics' ini adalah kelemahan atau kebiasaan. Tourette adalah gangguan saraf psikiatris, yang kebanyakan muncul menjelang masa puber dan akan kembali hilang di usia dewasa.

Penderitanya tidak dapat berbuat sesuatu melawan 'tics', yang selalu muncul tiba-tiba. "Itu seperti bulu yang dicabut. Dan semakin banyak bulu yang tercabut, semakin banyak tics terjadi. Itu seperti paksaan". ujar Ben Bruhns seorang penderita 'tics" .

Di sela kata-katanya Ben Bruhns selalu saja berteriak, kadang-kadang ia meludah atau satu kakinya menendang ke depan tanpa terkontrol. Padanya sindrom tourette yang diidapnya didiagnosa ketika ia masih anak-anak. Kini ia berusia 34 tahun dan tahu, bagaimana orang lain bereaksi terhadap tics-nya. Yakni tidak mengerti, kebingungan sebagian bahkan memandangnya seperti merasa jijik..

Makian dan Kata-kata Kotor

Banyak orang menduga, bahwa pasien sindrom tourette terus menerus meneriakkan kata-kata makian yang kotor. Tapi "hanya sekitar 20 persen, mungkin maksimal 30 persen dari semua orang yang menderita sindrom tourette, mengalami tekanan untuk mengeluarkan kata makian yang kotor." Demikian dijelaskan Kirsten Müller-Vahl, Profesor pada Universitas Kedokteran Hannover.

Tourette Syndrom Motorik Gesicht Frau Ticstörung Tic nervöse Störung Gesundheit Krankheit
Penderita tourette tidak bisa mengontrol diri dan sering melontarkan makian kotorFoto: picture alliance / Arco Images GmbH

Mengapa selalu diteriakkan kata-kata kotor dan bukannya kata misalnya kucing atau roti, selama ini tidak ada jawaban yang jelas untuk itu.

"Ada spekulasi bahwa kita dalam otak punya apa yang bisa dikatakan pusat untuk hal-hal yang cabul. Pada penderita tourrete, pusat "pornografi" di otak ini kemungkinan sulit diredam. Tapi penyebabnya secara tepat sampai sekarang tidak diketahui," tutur pakar kesehatan itu.

Banyak Pertanyaan Sedikit Jawaban

Apa yang terjadi dalam otak penderita sindrom tourette? Untuk itu sudah banyak dilakukan pemeriksaan. Diketahui untuk melakukan gerakan yang terkontrol, diperlukan kerjasama yang tepat antara jaringan-jaringan di otak yang amat kompleks. Ibaratnya sirkuit elektronik. Pada pasien sindrom tourette, koordinasi itu tidak berfungsi baik seperi pada lazimnya manusia yang sehat.

Gangguan ini juga berkaitan dengan produksi berlebihan unsur pembawa pesan dia antara sel-sel saraf atau neurotransmiter dopamin. Pada manusia dengan sindrom tourette, kadar dopaminnya tidak seimbang. Kerjasama berbagai pusat saraf di otak mengalami gangguan.

Obat dan Alat Pacu Otak

"Sebagai pilihan pertama, diberikan obat Neuroleptika. Obat jenis ini mengandung substansi yang mempengaruhi senyawa dopamin, atau juga memblokir reseptor dopamin", kata Jens Kuhn, Profesor di Rumah Sakit Universitas Köln.

Parkinson
Implant otak pengidap tourette berfungsi mirip seperti peredam gemetar penderita parkinsonFoto: picture alliance/dpa

Dalam kasus tics yang hebat pada usia dewasa, hal yang seringkali membantu adalah stimulasi otak. Proses itu sudah dikenal sejak hampir 30 tahun dan dikembangkan untuk perawatan penyakit Parkinson.

"Dalam proses ini, pada otak pasien dipasang implant berupa dua elektroda, lewat sebuah operasi kecil ," tutur Prof. Kuhn. "Elektroda yang dicangkokkan di otak ini dihubungkan ke sebuah generator yang memberikan impuls listrik.

Prinsip kerja generator ini mirip seperti halnya alat pacu jantung, yang diimplantasi di bagian dada." Pada penyakit parkinson, alat pacu otak ini dapat membantu mengatasi gerakan gemetar pada pengidap Parkinson dan pada tourette meredam tics.

Ketakutan Terhadap Orang Lain

Ben Bruhns adalah pasien dari Jens Kuhn. Alat pacu otaknya diimplantasi lewat operasi di Universitas Köln, pada tahun 2006. Mula-mula tics-nya menurun 70 sampai 80 persen. "Sungguh luar biasa, perasaan yang menyenangkan."

Tapi kegembiraan itu tidak lama. Suatu saat dia terjatuh dengan bagian kepala lebih dulu. Elektroda yang diimplantasi itu bergeser. Dilakukan operasi berikutnya. Sementara ini tics-nya sudah menurun separuhnya. "Dengan 50 persen saya sudah bisa merasa puas," ujar Bruhns.

Tourette-Patient Ben Bruhns
Pengidap tourette Ben Bruhns berusaha mengurangi sindrom penyakitnya dengan memelihara kucingFoto: DW/G. Heise

Pada Bruhns simptoma tourette tidak menghilang pada usia dewasa. Dengan selang waktu yang tidak dapat diduga, ia tiba-tiba berteriak keras, bahkan di tengah-tengah pembicaraan. Kadang ia harus meludah, sering kali kepalanya dihentakkan ke belakang.

Sudah sejak di bangku sekolah Bruhns diejek teman-temannya. "Orang yang benar-benar tolol, julukan yang sering diberikan untuknya dan itu tentu saja mempengaruhi hidup saya. Mereka juga mengancam memukuli saya dan mencoba menekan saya."

Selalu saja ia pindah sekolah. Setelah lulus sekolah menengah, Ben Bruhns sebetulnya ingin mengambil pendidikan ahli tata usaha di bidang penjualan. Tapi di sana ia juga di-mobbing.

Fenomena Global

"Ada prediski, bahwa 10 persen, bahkan sampai 15 persen semua murid sekolah dasar untuk fase sementara, mengalami tics ringan," dijelaskan Müller-Vahl dari Universitas Kedokteran Hannover.

"Tapi itu belum ada kaitannya dengan penyakit tourette yang serius. Diagnosa seseorang menderita sindrom tourette, harus setidaknya terbukti mengalami satu gangguan motorik vokal dan dua gangguan tics motorik, dan itu berlangsung selama minimal satu tahun", tambah dia.

Pakar kesehatan itu memperkirakan, 0.7 sampai 1 persen semua anak dan remaja di Jerman memiliki sindrom tourette. Mengenai penyebaran simptoma tourette di dunia, hanya ada data kira-kira. "Secara umum orang berasumsi, bahwa sindrom tourette terjadi di seluruh dunia dan dengan prevalensi yang sama." Masalahnya, tidak semua negara memiliki laporan menyangkut penelitian fenomena itu.