1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi di Haiti Semakin Kacau

17 Januari 2010

Sementara korban gempa di Haiti masih menunggu bantuan, situasinya bertambah buruk. Akhir pekan ini Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memulai membagikan bahan bantuan, namun proses penyalurannya berlangsung kacau.

https://p.dw.com/p/LY5R
Warga Hati menunggu dibagikan bahan bantuanFoto: AP

Tim penolong akhirnya berhasil memasuki kawasan di luar ibukota Port-au-Prince. Seorang wartawan AFP melihat di kota Leogane, yang terletak 17 kilometer ke arah barat ibukota, reruntuhan rumah sepanjang jalan. Juru bicara Program Pangan PBB (WFP) menuturkan bahwa di sinilah letak episentrum gempa dan ribuan warga tewas. Hampir semua rumah di kawasan tersebut hancur. Militer memperkirakan angka korban tewas di kawasan tersebut mencapai 30.000 orang.

Di antara korban tewas termasuk seluruh pimpinan Misi Stabilisasi PBB untuk Haiti (MINUSTAH). Sabtu kemarin (16/1) Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon membenarkan, bahwa pemimpin MINUSTAH Hedi Annabi asal Tunesia dan wakilnya Luiz Carlos da Costa serta kepala kepolisian PBB di Haiti yakni warga Kanada Doug Coates, ditemukan tewas tertimbun puing-puing. Senin mendatang (18/1) Dewan Keamanan PBB akan bertemu di New York untuk merundingkan situasi di Haiti, demikian dikatakan Kementerian Luar Negeri Meksiko. Sebelumnya juru bicara PBB menyebut gempa di Haiti sebagai bencana kemanusiaan yang terburuk dalam sejarah PBB.

Mengingat sebagian besar infrastruktur di Haiti rusak parah, belum dapat dipastikan jumlah korban yang sesungguhnya. Sabtu lalu (16/1) Perdana Menteri Haiti Jean-Max Bellerive mengatakan kepada AFP, 25.000 jenazah korban tewas telah dikubur. Menlu Jerman Guido Westerwelle mengatakan Sabtu kemarin (16/1), sedikitnya 3 warga Jerman tewas akibat gempa.

Hari ini (Minggu 17/1) Sekjen PBB akan mengunjungi Haiti untuk mendapatkan gambaran langsung serta menunjukkan solidaritas. Sebelumnya Menlu AS Hillary Clinton mengunjungi Haiti dan menjanjikan pertolongan jangka panjang bagi warga Haiti.

Proses penyaluran bantuan PBB yang dimulai akhir pekan ini dikatakan mulai berjalan lancar. Di tempat pembagian makanan WFP tampak antrian panjang. Kordinator Palang Merah, Mauricio Bustamante mengungkapkan, 15 pesawat dengan membawa barang bantuan berhasil mendarat di Haiti dan 19 helikopter tidak henti-hentinya melemparkan bahan bantuan.

Namun 1,5 juta warga Haiti yang kehilangan rumahnya masih harus bersabar, karena upaya bantuan memerlukan waktu untuk tiba di lokasi. Seorang koresponden AFP memaparkan bagaimana sebuah helikopter AS melemparkan kardus berisi barang bantuan ke arah sebuah stadion yang penuh dengan warga kelaparan. Ia melihat orang-orang menggunakan senjata tajam memperebutkan serta mengamankan ransum. Berdasarkan keterangan PBB, sejumlah warga mencari perlindungan di kawasan lain karena takut akan aksi penjarahan yang semakin meningkat dan bau menyengat akibat mayat membusuk di ibukota.

Di Washington Presiden AS Barack Obama menuturkan, pembagian bahan bantuan merupakan „tantangan luar biasa besar“. Ia melanjutkan, bahwa penyaluran bantuan akan berlangsung beberapa bulan bahkan tahun. AS akan membantu rakyat Haiti yang telah menunjukkan daya tahan yang sangat besar dan mendukungnya dalam pembangunan kembali. Bersama mantan presiden Bill Clinton dan George W. Bush, Obama menyerukan kepada warga AS mengumpulkan dana untuk Haiti. AS dikatakan melancarkan aksi bantuan terbesar dalam sejarahnya.

AN/CS/afpd