1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Dinas Rahasia di Luksemburg

10 Juli 2013

Perdana Menteri Jean-Claude Juncker terancam posisinya karena skandal dinas rahasia. Luksemburg bisa mengalami krisis pemerintahan dan pemilu baru.

https://p.dw.com/p/194tS
Luxembourg's Prime Minister Jean-Claude Juncker, December 13, 2012
Jean-Claude JunckerFoto: GEORGES GOBET/AFP/Getty Images

Jean-Claude Juncker dituduh tidak serius mengurus berbagai penyimpangan di dinas rahasia Luksemburg. "Perdana Menteri harus memutuskan sendiri, apakah ia akan mengajukan mosi tidak percaya ke parlemen atau mengundurkan diri", kata jurubicara pemerintah Guy Schuller. Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn menanggapi singkat: "Semuanya mungkin".

Sebuah komisi di parlemen sejak lama melakukan penyelidikan tentang berbagai penyimpangan dinas rahasia Luksemburg, SREL. Setelah melakukan 50 kali pertemuan, komisi menyimpulkan bahwa Jean-Calude Juncker mengemban "tanggung jawab politis" atas tindakan dan kegiatan SREL.

Komisi pemeriksa dibentuk enam bulan lalu setelah ada laporan tentang penyimpangan di SREL. Laporan akhir komisi itu memberatkan Jean-Claude Juncker, yang sudah 18 tahun menjadi Perdana Menteri. Mitra koalisi Juncker, Partai Sosial Demokrat, mendukung laporan akhir itu. Koalisi pemerintahan terancam bubar.

Penyimpangan Dinas Rahasia

Juncker yang berusia 58 tahun dituduh membiarkan berbagai penyimpangan yang terjadi dalam dinas rahasia "Service de renseignement de l'Etat luxembourgeois" (SREL). Setelah mendapat informasi tentang penyimpangan itu, Juncker juga jarang atau terlambat menyampaikan hal itu kepada komisi pengawas di parlemen.

SREL berulangkali melakukan penyadapan terhadap politisi. Bahkan Juncker tahun 2007 pernah menjadi korban penyadapan. Ketika itu, Direktur SREL Marco Mille merekam percakapan dengan Juncker melalui sebuah jam tangan khusus.

Selain itu, Marco Mille terlibat dalam praktek jual beli mobil milik negara. Ia pernah melakukan kampanye untuk mencemarkan nama baik seorang jaksa dan pernah berusaha menyogok Ketua Badan Pengawas Keuangan. Tahun 2010, Marco Mille pindah ke perusahaan Siemens.

Perdana Menteri Juncker Terdesak

Hari Rabu (10/07/13) parlemen Luksemburg menggelar sidang pleno membahas skandal ini. Jean-Claude Juncker meminta waktu bicara sampai 120 menit untuk menyampaikan pembelaannya. Kemungkinan besar, koalisi pemerintahan akan pecah. Jika itu terjadi, berarti Luksemburg harus melaksanakan pemilihan umum baru. Jadwal pemilu sebenarnya adalah pertengahan tahun 2014.

Jean Claude Juncker sudah menjabat sebagai Perdana Menteri selama 18 tahun. Ia menjadi politisi yang disegani di Eropa setelah menjabat sebagai Ketua Zona Euro dari 2005 sampai 2013.

hp/vlz (dpa, afp)