1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

200711 Cameron Anhörung

21 Juli 2011

Perdana Menteri Inggris David Cameron membantah terlibat dalam skandal penyadapan yang dilakukan tabloid News of the World. Sementara pemerintah Australia bersiap untuk mengambil langkah yang sama dengan Inggris.

https://p.dw.com/p/120mQ
PM Inggris dalam sesi tanya jawab di parlemenFoto: picture alliance/dpa

Pemerintah Australia akan memperketat perlindungan hak pribadi yang diatur secara hukum. Ini membuka jalan bagi warga Australia untuk menuntut organisasi media atas pelanggaran serius. Langkah ini diambil setelah taipan media Rupert Murdoch berhadapan dengan anggota parlemen Inggris. Murdoch terpaksa menutup tabloid News of the World setelah skandal penyadapan kotak suara telepon secara ilegal. Di Australia hukum yang mengatur kejahatan kriminal berkaitan dengan penyalahgunaan hak pribadi telah ada, namun tidak ada undang-undang mengenai hak seseorang untuk menuntut ke pengadilan. Sebelumnya, perdana menteri Australia Julia Gillard telah memperingatkan perpanjangan tangan News Corp milik Murdoch di negaranya, News Limited, bahwa mereka harus melewati sesi tanya jawab seperti di Inggris. Beberapa menteri senior Australia menuduh harian Daily Telegraph yang juga milik Murdoch, bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan koalisi Gillard. Murdoch antara lain menguasai 75 persen harian regional dan metropolitan Australia.

Di Inggris, skandal penyadapan memanas setelah Rabu kemarin (21/7) giliran perdana menteri Inggris David Cameron yang harus berhadapan dengan parlemen. Cameron dianggap harus mempertanggungjawabkan keputusannya mengangkat mantan pemimpin redaksi News of the World Andy Coulson sebagai juru bicaranya. Coulson kini termasuk salah satu tersangka dalam kasus penyadapan. Cameron mengaku salah mengambil keputusan personalia. "Setelah mengetahui semua yang terjadi, memang saya seharusnya tidak menawarkan pekerjaan ini kepadanya. Dan jika tahu situasi sekarang, saya rasa ia juga tidak akan menerimanya. Tetapi keputusan tidak diambil karena apa yang diketahui kemudian, melainkan bergantung pada situasi saat itu."

Pihak oposisi ingin menekan Cameron karena mempekerjakan Coulson. Ketua partai Buruh Ed Miliband berpendapat, kesalahan Cameron harus mendapat konsekuensi. "Ia telah diperingatkan tetapi mengabaikannya. Jika ia serius dalam memimpin negara ini, mengapa ia hanya meminta maaf setengah hati karena telah membawa Andy Coulson ke Downing Street."

David Cameron menolak untuk meminta maaf. Menurutnya, Andy Coulson masih berada di bawah prinsip praduga tidak bersalah. Jika kemudian hasil penyidikan polisi membuktikan Coulson bersalah, maka ia akan meminta maaf. Demikian Cameron. Ia juga mengumumkan akan memperluas penyelidikan skandal penyadapan. Tidak hanya metode kerja harian saja yang akan diperiksa, melainkan juga stasiun radio dan televisi. Cameron menegaskan, skandal News of the World telah mengguncang warga Inggris dan tidak boleh terjadi lagi. Tetapi perlu diingat, hal yang biasa terjadi dalam politik Inggris, proses penyidikan adalah cara politisi untuk mengelak dari tema-tema pelik. Karena kelak, dalam setiap pertanyaan menyangkut skandal penyadapan, perdana menteri hanya perlu mengatakan bahwa proses penyidikan masih berjalan. Proses penyidikan tentang kebenaran di balik perang Irak yang dimulai di tahun 2009 misalnya, hingga kini belum membuahkan hasil.

Stephan Lochner / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk