1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Skandal Seks Oxam Bisa Berdampak Luas

14 Februari 2018

Badan amal dikhawatirkan tidak akan mengungkap pelecehan seksual atau kasus eksploitasi, karena takut kehilangan dukungan dana. Hal ini dikemukakan pakar, setelah terungkapnya skandal seks yang melibatkan Oxfam.

https://p.dw.com/p/2sfAE
Oxfam Charity Store
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com

Oxfam kini terancam kehilangan dukungan dana dari pemerintah Inggris, setelah munculnya laporan bahwa anggota stafnya membayar layanan seks pelacur di Haiti, saat bertugas membantu warga pasca bencana gempa bumi tahun 2010.

Menteri urusan bantuan Penny Mordaunt menyatakan, pemerintah Inggris akan mengurangi bantuan keuangan bagi badan amal manapun yang tidak mematuhi rangkaian peraturan baru menyangkut aktivitas di luar negeri. Titik beratnya akan mengarah pada tugas untuk melindungi staf dan orang-orang yang mereka bantu, dari pelanyalahgunaan dan bahaya.

Menteri Inggris Penny Mordaunt menuntut pertanggungjawaban managaer Oxfam
Menteri Inggris urusan Bantuan dan Pembangunan Penny Mordaunt ancam OxfamFoto: picture-alliance/dpa/PA/N. Ansell

"Dukungan harus ditambah, bukan dikurangi"

Menanggapi peraturan baru, sejumlah pakar di bidang amal mengatakan, ancaman dari pemerintah Inggris bisa menyebabkan dampak yang tak diinginkan. Yakni badan amal akan menutupi kasus pelecehan seksual para stafnya, karena takut kehilangan sokongan dari pemerintah, masyarakat dan donor.

"Orang jelas khawatir dana akan dikurangi," demikian dikatakan Andrew MacLeod, jurubicara badan amal Hear Their Cries yang aktiv di bidang pertolongan pelechan seksual oleh staf badan bantuan. Ia menegaskan, kasus Oxfam harus jadi alasan untuk menetapkan sokongan lebih banyak, bukan jadi alasan untuk mengurangi pendanaan. Demikian tutur MacLeod yang pernah jadi petugas kemanusiaan PBB, dan profesor di King's College, London.

Sektor badan amal juga ikut terkena imbas setelah bermunculannya laporan pelecehan seksual, yang disulut sejumlah tuduhan terhadap produser Hollywood Harvey Weinstein. Itu juga menyebabkan menyebarluasnya kampanye #MeToo, dan sejumlah besar orang menyebar kisah pelecehan yang mereka alami di media sosial.

Baca juga: Majalah Time Nobatkan Gerakan #MeToo Sebagai Tokoh Tahun Ini

Baca juga: Tagar "MeToo" - Tingkatkan Kesadaran bagi Kekerasan Seksual

Oxfam bersama sebuah badan amal besar lainnya, Save the Children mengungkap, telah memecat 38 staf karena pelanggaran seksual yang dilakukan tahun lalu. Sementara sejumlah badan PBB menyatakan bertekad bulat untuk meningkatkan upaya mencegah pelecehan dan melindungi korban.

Donasi warga bisa turun drastis

Menteri urusan bantuan Penny Mordaunt memanggil para manajer tertinggi Oxfam untuk meminta pertanggungjawaban Senin (12/02) dan laporan seluruh fakta dari skandal yang terjadi. Apakah Oxfam akan kehilangan sokongan pemerintah, masih belum jelas.

Pemerintah Inggris memberikan bantuan sekitar 44 juta US Dolar kepada Oxfam. Tetapi pendanaan dari pemerintah hanya sekitar 8% dari pemasukan Oxfam seluruhnya tahun lalu. Demikian terungkap dari laporan tahunannya. Yang jadi kekhawatiran lebih besar adalah donasi dari masyarakat yang bisa menurun drastis akibat terungkapnya rangkaian skandal seks itu.

Baca juga: Penduduk Negara Miskin Paling Banyak Jadi Korban Bencana Alam

Bintang film Inggris Minnie Driver menyatakan mundur dari jabatannya sebagai duta Oxfam Selasa malam (13/02). Ia menyatakan terpukul dengan reaksi Oxfam terhadap skandal seks yang melibatkan stafnya. Oxfam menampik tuduhan telah berusaha menutup-nutupi pelanggaran oleh staf seniornya di Haiti, yang menggunakan jasa beberapa pelacur, setelah negara itu dilanda gempa bumi parah tahun 2010.

Baca juga: Aktivis Perempuan Bangun Haiti

Setelah terungkapnya skandal di Haiti pekan lalu, tuduhan lain bermunculan tentang Oxfam yang dinilai tidak menangani dengan benar sebuah kasus pelanggaran seksual yang terjadi di Sudan Selatan.

ml/as (Thomson Reuters Foundation, afp)