1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Snowden Dalam Perjalanan ke Ekuador

24 Juni 2013

Bekas anggota dinas rahasia AS Edward Snowden yang selama ini bersembunyi di Hongkong mendapat suaka politik di Ekuador.

https://p.dw.com/p/18usj
A plane believed to carry Edward Snowden lands in Moscow's Sheremetyevo airport, June 23, 2013.
Snowden Pesawat ke MoskowFoto: Reuters

Menteri Luar Negeri Ekuador Ricardo Patino membenarkan, Edward Snowden sudah mengajukan permohonan suaka ke Ekuador. Ia dibantu oleh seorang pendukung situs pembocor rahasia Wikileaks. Menurut laporan kantor berita, Snowden sudah meninggalkan Hongkong dan saat ini berada di bandar udara Moskow untuk transit.

Snowden bisa meninggalkan Hongkong dan terbang ke Rusia sekalipun ia tidak memiliki paspor. Amerika Serikat menyatakan paspornya tidak berlaku lagi. Sebelumnya, AS meminta Hongkong untuk menyerahkan Snowden yang dituduh membocorkan rahasia negara, namun pemerintah Hongkong menolak hal itu. Washington menyebut sikap Hongkong "mengecewakan".

Dua minggu lalu, Snowden mulai membocorkan penyadapan besar-besaran yang dilakukan oleh badan keamanan nasional NSA dengan program PRISM. Snowden menyerahkan dokumen-dokumen rahasia kepada media, antara lain harian Inggris "Guardian". Penyadapan data-data internet itu mendapat kecaman luas.

Permohonan AS Ditolak

Pemerintah AS menuduh Snowden membocorkan rahasia negara dan meminta aparat keamanan Hongkong menangkapnya. Namun Hongkong menolak permintaan itu dengan alasan, permohonan itu tidak memuat informasi yang cukup, dan karena itu tidak punya dasar hukum yang kuat untuk mencegah Snowden pergi ke luar negeri.

AS sekarang meminta Rusia agar menahan Snowden. Juru bicara penasehat keamanan, Caitlin Hayden menyatakan, ia berharap Rusia akan melarang Snowden meninggalkan Moskow. "Kami berharap pemerintah Rusia menguji segala kemungkinan untuk menyerahkan dia kepada Amerika Serikat, agar dia dapat bertanggung jawab terhadap kejahatan yang dituduhkan terhadapnya," kata Hayden.

Dalam wawancara dengan harian "South China Morning Post" Snowden memberitakan, NSA juga menyadap jutaan data percakapan telepon Cina. Selain itu, para peretas AS sempat menyerang perusahaan Pacnet di Hongkong. Pacnet mengoperasikan jaringan kabel internet terbesar untuk kawasan Asia dan Pasifik. Kantor berita resmi Cina Xinhua mengecam langkah itu dan menyebut AS sebagai "penjahat besar" dalam spionase internet.

Program Penyadapan Inggris

Harian Inggris "Guardian" juga melaporkan aksi penyadapan yang dilakukan dinas rahasia Inggris GCHQ. Menurut dokumen-dokumen Snowden, aksi penyadapan yang dilakukan Inggris bahkan masih lebih besar daripada yang dilakukan oleh Amerika Serikat.

Inggris setiap hari merekam sekitar 600 juta kontak telepon. Selain itu, surat elektronik dan data-data pribadi dari jaringan sosial seperti Facebook disimpan selama 30 hari. Progam penyadapan Inggris yang dinamakan TEMPORA lebih lengkap dari program penyadapan AS.

Di Jerman, laporan tentang aksi penyadapan Inggris memancing kecaman luas. Menteri Kehakiman Jerman Sabine Leutheusser-Schnarrenberger mengatakan: "Jika laporan itu benar, ini adalah bencana".

Pimpinan Fraksi Partai Hijau di parlemen Jerman Bundestag, Jürgen Trittin, menuntut klarifikasi secara menyeluruh tentang program penyadapan internet Inggris TEMPORA. Perang melawan terorisme tetap tidak membenarkan penyadapan sistem komunikasi secara sistematis dan menyeluruh, baik oleh dinas rahasia Jerman maupun Amerika atau Inggris, katanya.

hp/ab (rtr, dpa, afp)