1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210312 Russland Syrien

21 Maret 2012

Resolusi ya, tapi jika… Rusia mendukung 6 butir rencana utusan khusus PBB untuk Suriah Kofi Annan. Namun Rusia tetap mempertahankan posisinya.

https://p.dw.com/p/14Onf
Foto: Reuters

Dewan Keamanan PBB menyetujui pernyataan bersama untuk mendukung Kofi Annan dalam upayanya menyelesaikan konflik di Suriah, dikatakan seorang diplomat di DK PBB. Pernyataan bersama DK PBB ini juga didukung Rusia dan Cina. Kedua negara ini sebelumnya menolak dua resolusi yang mengecam tindakan brutal pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar al Assad.

Amerika Serikat menyambut pernyataan ini sebagai „langkah sederhana“ untuk mencapai kesepakatan bersama di Dewan Keamanan mengenai masalah Suriah.

Russlands Außenminister Sergei Lawrow in Syrien
Menlu Rusia Lavrov (kanan) bertemu Presiden Suriah Assad di Damaskus, 7. Feb 12Foto: AP

Rusia tetap pada Posisinya

Namun dengan mendukung pernyataan bersama ini bukan berarti bahwa Rusia akan mengubah posisinya dalam masalah Suriah. Seperti sebelumnya, Rusia akan tetap menolak setiap resolusi yang dapat menekan pemerintah Suriah. Dan setiap kemungkinan intervensi militer harus disingkirkan.

Rusia siap mendukung satu resolusi, yang berdasarkan usulan Kofi Annan, ditekankan Lavrov, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Libanon Mansur. „Namun sedikitnya ada dua syarat. Pertama: usulan Kofi Anna haris dipublikasikan. Ke dua: Dewan Keamanan PBB tidak boleh merumuskan resolusi sebagai satu ultimatum. Harus dipertimbangkan bahwa ini merupakan satu proses. Usulan Annan dapat dijadikan dasar untuk mencapai kesepakatan antara pemerintah Suriah dan seluruh kekuatan oposisi.“

Rusia telah mengatakan mendukung tuntutan Annan kepada Suriah untuk memberikan akses kepada para petugas penyelamat. Pengiriman senjata kepada oposisi Suriah harus dihentikan, juga dituntut Lavrov. Menurutnya pasokan senjata bagi oposisi dapat berakibat situasi di Suriah akan lebih kacau.

Selain itu, Lavrov menyerukan dilakukannya mediasi lebih lanjut oleh Annan. Dalam waktu dekat, Moskow juga akan mengundang utusan khusus PBB ini.

Christina Nagel/afp/rtr/dpa/Yuniman Farid