1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sosok Kontroversial Jose Mourinho

4 Juni 2013

Pelatih asal Portugal Jose Mourinho yang menyebut dirinya sebagai "The Special One" resmi kembali ke Inggris untuk mengasuh klub lamanya FC Chelsea. Ia dianggap sebagai sosok karismatik sekaligus kontroversial.

https://p.dw.com/p/18jMX
Foto: AFP/Getty Images

Jose Mourinho mengatakan, ia kembali ke FC Chelsea sebagai pelatih yang "lebih dewasa" dan pada "momen terbaik" di karirnya. "Kami siap bersatu dan meraih sukses kembali," ujar Mourinho kepada Chelsea TV Senin (03/06/13) setelah klub mengumumkan penandatanganan kontrak selama empat tahun. Kembalinya Mou ke Inggris disambut dengan sukacita oleh media Inggris. Pria berusia 50 tahun ini tahu cara mengendalikan ruangan yang penuh dengan wartawan. Mourinho mungkin salah satu pelatih yang omongannya paling sering dikutip oleh media.

Mentor dan Sahabat

Modus operandi khas Mourinho lainnya adalah kemampuannya untuk memiliki hubungan erat dengan para pemainnya. Walau ia “mengabaikan” beberapa pemain bintang di Real Madrid, Mou menginspirasi lebih banyak pemain lagi di semua bekas klub yang pernah bekerja bersamanya.

Saat ia meninggalkan Inter Milan di tahun 2010, kamera televisi merekam momen menyentuh saat pemain Itali Marco Materazzi memeluk Mourinho sambil menangis. Ini menunjukkan hubungan yang sangat mendalam antara dirinya dan para pemain di San Siro.

Fußball Real Madrid Meistertitel Trainer Jose Mourinho
Mourinho dibenci sekaligus dicintai para pemainFoto: REUTERS

Kondisi ini mirip dengan yang dialaminya saat melatih Chelsea antara tahun 2004 dan 2007. Para pemain tidak hanya menganggapnya sebagai seorang mentor tapi juga seorang sahabat.

Dalam wawancara dengan harian Inggris Guardian, Dieder Drogba, mantan striker Chelsea yang kini bermain untuk Galatasaray, mengaku ia meratapi kepergian Mourinho dari Inggris tahun 2007. “Kami memanggilnya Daddy,” ungkap Drogba.

Pelatih Kontroversial

Hubungan Mourinho dengan para pelatih klub lain dan wasit pertandingan tidak selalu mulus dan harmonis. Satu kejadian yang tidak bisa dilupakan, saat Super Cup Spanyol 2011, Mourinho mencolok mata Tito Vilanova yang waktu itu masih menjabat sebagai asisten pelatih Barcelona. Atau sebelumnya, tahun 2005 setelah pertandingan Liga Champions Chelsea lawan Barcelona, Mourinho menuduh pelatih Barca saat itu Frank Rijkaard menemui wasit Anders Frisk di saat turun minum. Mourinho mengadukannya ke UEFA. Frisk kemudian mengumumkan pengunduran dirinya setelah menerima ancaman pembunuhan.

Tapi ia juga dikenal dengan sikap hormatnya terhadap para pelatih yang lebih senior dari dirinya. Mourinho belajar dasar-dasar menjadi pelatih dari Bobby Robson dan kemudian Louis van Gaal. Ia memiliki hubungan sangat baik dan kompetitif dengan mantan pelatih Manchester United Sir Alex Ferguson. Media Inggris menyebutnya “frenemies”. Saat Fergie mengumumkan pengunduran dirinya, banyak yang menduga Mourinho akan menjadi sang penerus. Namun, sikap kontroversialnya dianggap direktur United tidak sesuai dengan tradisi klub.

Haus Gelar Kemenangan

Nama Mourinho identik dengan kesuksesan. Sejak 2002, ia belum pernah gagal meraih gelar atau trofi dalam satu musim. Ia telah memenangkan tujuh gelar liga dan enam piala domestik di empat negara yang berbeda. Termasuk gelar Liga Champions bersama Porto dan Inter.

Di Madrid ia sempat menikmati kesuksesan luar biasa di musim kompetisi 2011-12. Tapi ia gagal meraih Liga Champions dan musim ini Real Madrid tertinggal dari Barcelona. Mourinho kehilangan dukungan beberapa pemain bintang dan para petinggi klub di Madrid.

Flash-Galerie FC Barcelona Real Madrid Supercup Finale Mourinho
Tidak takut bersikap kontroversial (Super Cup 2011)Foto: AP

Di Inggris, ia mengatakan “mereka mencintai saya”, dan ia akan berhadapan dengan para wartawan yang siap menuliskan kutipan semua omongannya. Setelah “kegagalan” di Spanyol, Mourinho hanya ingin kembali ke negara yang membuatnya merasa diinginkan, dan kembali sebagai “the special one”.

vlz/yf (afp,dpa,ap)