1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060510 Eurokrise Spanien

6 Mei 2010

Menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa, nilai Euro berada pada posisi terendah. Spekulasi gencar bahwa Spanyol akan mengikuti jejak Yunani dan menjadi kasus bantuan zona Euro yang kedua.

https://p.dw.com/p/NFm6
PM Spanyol José Luis ZapateroFoto: AP

Spanyol berhasil menggalang dana hampir 2 trilyun Euro di pasar bursa hari Kamis (06/05) ini, dalam penjualan obligasi pemerintah yang pertama setelah peringkat kelayakan kreditnya diturunkan pekan lalu. Namun untuk itu surat obligasi Spanyol yang jatuh tempo dalam lima tahun, membayar bunga kredit yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Masalahnya, belakangan tersebar desas-desus bahwa Spanyol akan meminta bantuan dana dari Uni Eropa sebanyak 250 milyar Euro. Hal ini selama dua hari terakhir disangkal dengan berapi-api oleh pemimpin politik Spanyol dan Uni Eropa. Perdana Menteri Spanyol José Luis Zapatero, hari Selasa, (05/05) di Brussel, Belgia, menyebut desas-desus itu tidak masuk akal, merupakan kebohongan belaka dan tidak berdasar.

"Kita semua tahu bahwa situasi bisa berubah dengan cepat. Pasar finansial bereaksi terhadap segala sesuatu, kadangkala juga terhadap desas-desus yang sama sekali tak berdasar. Saya cukup yakin akan kemampuan Spanyol untuk membayar utang dan bahwa ekonomi tengah membaik,“ tukas José Luis Zapatero.

Namun ada pepatah, bahwa semakin keras seseorang menyangkal, semakin sikapnya itu dianggap mencurigakan oleh orang lain. Tampaknya, pepatah inipun berlaku di pasar uang, yang malah semakin ragu melihat sikap para pemimpin politik itu. Apalagi April lalu, lembaga pemeringkat Standar and Poor menurunkan tingkat kelayakan kredit Spanyol dari AA+ menjadi AA.

Padahal prognosa musim semi Komisi Uni Eropa menyebutkan, bahwa perkembangan ekonomi Spanyol sedikit terhambat tahun ini, tapi akan membaik pada tahun 2011. Prognosa inipun gagal menenangkan keraguan pasar. Karenanya, Presiden Dewan Uni Eropa Herman van Rompuy juga berusaha menghentikan spekulasi itu. Tegasnya, "Saya melihat perkembangan irasional di pasar-pasar finansial yang dipicu oleh desas-desus. Bukan saja terhadap Spanyol melainkan juga terhadap Portugal. Saya tegaskan, bahwa situasi kedua negara itu sama sekali tidak serupa dengan situasi Yunani."

Keraguan pasar menyebabkan risiko obligasi Spanyol akhirnya dibukukan lebih tinggi dan Spanyol harus membayar bunga yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Saat ini, semua mata di pasar bursa menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa, ECB. Mereka ingin melihat keputusan apa saja yang akan diumumkan oleh Presiden ECB Jean Claude Trichet untuk mengisyaratkan bahwa zona Euro bakal keluar dari lingkaran setan krisis kepercayaan yang disulut oleh krisis utang Yunani.

Langkah ECB akan turut menentukan, mengingat bahwa Komisaris Moneter Uni Eropa Olli Rehn juga mengatakan bahwa ada kemungkinan besar krisis kepercayaan terhadap zona Eropa bisa terus meluas. Dalam hari-hari mendatang akan terbukti apakah tembok pengaman ekonomi Uni Eropa bisa menghadapi dobrakan-dobrakan para spekulan di pasar finansial.

EK/AR/DW/afp/rtr