1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

030810 BP Ölpest Versiegelung

3 Agustus 2010

Sebanyak 780 juta liter minyak mentah telah mencemari perairan Teluk Meksiko sejak tenggelamnya anjungan milik BP, Deepwater Horizon, April lalu. Bencana ini dianggap sebagai pencemaran minyak terburuk dalam sejarah.

https://p.dw.com/p/Oazq
Thad AllenFoto: AP

BP sebetulnya hendak mulai melaksanakan uji coba terakhir bagi aksi penutupan lubang pengeboran minyak hari Senin (2/8) kemarin. Akan tetapi akibat masalah teknis, perusahaan perminyakan Inggris itu mengundurkan uji cobanya ke hari Selasa (3/8) ini. Jika uji coba itu sukses, hari ini juga BP akan mulai menginjeksikan lumpur dan semen ke dalam lubang pengeboran pada kedalaman 1.500 meter. Campuran amat kental ini diharapkan dapat mendesak cairan minyak kembali ke lapisan cebakannya. Pimpinan misi penanggulangan kebocoran dari pemerintah Amerika Serikat, Thad Allen, mengungkapkan, “Kami rencanakan aksinya berlangsung antara 33 hingga 61 jam.“

Tutup Kebocoran Sepenuhnya

Metode penyumbatan lubang pengeboran yang bocor itu disebut “Static Kill“. Hari Senin (02/08) secara mengejutkan BP menyatakan harapannya, dengan metode ini lubang pengeboran dapat disumbat secara final, dan tidak perlu lagi dilakukan pengeboran sumur pelepas tekanan. Metode “Static Kill“ selama ini merupakan solusi baku bagi penutupan final sebuah sumber minyak.

Menanggapi harapan BP itu, Thad Allen mengatakan, “Semua menghendaki masalah ini dapat diakhiri secepatnya. Tapi tugas saya sebagai koordinator penanggulangan bencana adalah bersikap tegas. Kedengarannya agak konservatif, tapi kita tidak tahu kondisi lubang pengeboran, sampai kita pompakan lumpur ke dalamnya.“

Penggunaan Bahan Kimia

Thad Allen beberapa hari yang lalu juga menjadi sasaran kritik. Karena ia dan petugas pengawas pantai AS dituduh memberikan izin kepada BP untuk menggunakan bahan kimia sebanyak yang diminta perusahaan perminyakan tersebut. Padahal lembaga perlindungan lingkungan AS, EPA, sudah memerintahkan untuk sesedikit mungkin menggunakan bahan kimia pengurai lapisan minyak.

Bahan kimia pengurai minyak itu sudah digunakan hampir selama tiga bulan di kawasan Teluk Meksiko. Volumenya sekitar tujuh juta liter. Sejauh mana dampak negatif dari bahan kimia sebanyak itu bagi organisme di Teluk Meksiko, hingga kini merupakan pertanyaan yang belum terjawab. Penelitian terbaru dari jawatan lingkungan Amerika Serikat menyebutkan, bahan kimia itu bila tercampur dengan minyak, seharusnya tidak lebih beracun ketimbang minyaknya. Selain itu, bahan kimia bersangkutan mempercepat proses alami penguraian cemaran minyak di permukaan laut. Akan tetapi bahan kimia itu juga bereaksi di bawah permukaan laut. Masalah lingkungan apa yang akan menjadi dampaknya, hingga kini belum dapat diramalkan.

Anna Engelke/Agus Setiawan

Editor: Vidi Legowo-Ziperrer