1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190711 Portrait Stauffenberg

19 Juli 2011

Setiap tahun pada tanggal 20 Juli serangan percobaan pembunuhan terhadap Hitler dikenang di Jerman. Claus Schenk Graf von Stauffenberg memprakarsai serangan tersebut 1944.

https://p.dw.com/p/11ze1
Foto: AP

„Kami ingin sebuah sistem baru, yang melibatkan seluruh warga Jerman dan menjamin mereka hak dan keadilan. Claus Graf Schenk von Stauffenberg, lahir 15 November 1907.“

Setiap tamu yang mengunjungi puri Jettingen disambut dengan tulisan itu yang diukirkan ke papan peringatan yang terbuat dari besi. Puri itu milik seorang bangsawan dan terletak di antara kota Ulm dan Augsburg di selatan sungai Donau. Di sinilah Claus Graf Schenk von Stauffenberg lahir, sebagai anak ketiga sekaligus anak terakhir. Ayahnya mengabdi pada raja Württemberg dan masuk militer. Claus Stauffenberg pun memutuskan untuk menjalani jenjang karir sebagai perwira.

Dengan usia 19 tahun Stauffenberg masuk resimen kaveleri. Lalu ia melanjutkan ke sekolah kaveleri di Hannover dan akedemi perang di Berlin. Ia selalu termasuk murid terbaik. Awalnya Stauffenberg mendukung nasion ialisme sosialis, karena perjanjian Versaile 1919 yang saat itu masih berlaku, dirasakan oleh kebanyakan warga Jerman sebagai penghinaan dan harus disingkirkan. Ketika 1938 sinagoga-sinagoga di Jerman mulai dibakar, Stauffenberg mulai ragu dengan sistem Nazi.

Setelah Perang Dunia Kedua pecah, Stauffenberg mengabdi sebagai mayor di Perancis, Polandia dan Rusia. Karena melihat sendiri bagaimana warga Yahudi dibunuh oleh Nazi ia mulai memikirkan untuk keluar dari militer.

Waktu ditugaskan ke Afrika, Stauffenberg kehilangan satu mata dan tangan kanannya. Karena tidak dapat bertempur lagi di medan perang, ia mendapat pekerjaan kantoran. Kedekatannya pada markas Hitler, membuatnya memikirkan jalan untuk menggunakan kesempatan itu demi menghentikan kekejaman Nazi. Hitler harus mati. Akhirnya, ia merancang sebuah rencana rahasia yang dinamakan Walküre, nama seorang dewi pertempuran.

Bersama sebuah gerakan bawah tanah yang disebut sebagai „Kreisauer Kreises“, ia merancang serangan pembunuhan terhadap Hitler. Pada tanggal 20 Juli 1944 tepat pukul 12.42 aksi tersebut dilakukan. Stauffenberg sebuah bom waktu di markas Hitler dan ketika bom itu meledak, ia sudah berada di pesawat menuju Berlin. Stauffenberg mengira, Hitler sudah mati. Ternyata diktator itu selamat. Di radio Hitler berpidato untuk membuktikan, bahwa ia selamat dari aksi percobaan pembunuhan terhadapnya. Menteri Propaganda Joseph Goebbels mengutuk serangan itu di radio, "... dengan dipicu tangan seorang penjahat, didukung kawanan kejam dan bodoh yang hendak memusnahkan kehidupan yang paling berharga di dunia ini.“

Karena tidak tahu apa yang terjadi, Stauffenberg tetap mencoba untuk menuntaskan rencana perebutan. Namun sejumlah sekutu penting mengurungkan niatnya untuk membantu Stauffenberg. Malam itu juga, pendukung setia Hitler menahan Stauffenberg. Bersama pemberontak lainnya, ia ditembak mati di perkarangan tengah gedung Bendlerblock di Berlin, yang kini digunakan sebagai gedung kementerian luar pertahanan.

Keluarga Stauffenberg dipenjara. Orang-tua, saudara laki-laki dan sepupunya ditahan di kamp konsentrasi atau dieksekusi. Sementara itu, jenazah Stauffenberg dibakar dan abunya disebarkan.

Richard Fuchs/Andriani Nangoy Editor: Hendra Pasuhuk