1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Stress Pengaruhi Tidur Jerapah

Brigitte Osterath29 Maret 2013

Kondisi jerapah di kebun binatang bisa diketahui dari pola tidurnya. Dalam keadaan lelah atau stress, hewan ini bisa melewatkan fase tidur yang penting untuk tubuh.

https://p.dw.com/p/186qK
Foto: picture-alliance/dpa

Tubuh lebih sehat jika bisa tidur delapan jam dalam sehari. Namun, ini tidak bisa dilakukan hewan yang tinggal di alam terbuka, seperti misalnya di Afrika. Karena, hewan pemangsa lawannya, bisa menerkam setiap saat. Karena itu, jerapah hanya perlu tidur selama 4,5 jam yang dibagi dalam sehari. Ahli biologi Florian Sicks menambahkan, "Mereka tidur saat istirahat makan".

Selama setengah jam, jerapah tidur dalam fase REM (Rapid Eye Movement). Ini adalah fase di mana manusia, dan kemungkinan juga binatang, bermimpi disertai gerak mata yang cepat. Saat itu otak bekerja secara aktif seperti dalam keadaan terjaga. Namun, jaringan otot dalam keadaan rileks.

Tidur Cerminan Kondisi Tubuh

Pola tidur jerapah bisa berubah, jika "jerapah dalam keadaan stress. Fase REM berkurang drastis." Ini hasil penelitian Sicks saat menulit disertasi doktornya. Proses transportasi pemindahan jerapah ke kebun binatang lain adalah salah satu alasan yang membuat jerapah stress. "Setelah itu beberapa jerapah bisa melewatkan fase REM selama enam hari." Dua hingga tiga minggu dibutuhkan jerapah untuk bisa tidur secara normal kembali.

Untuk mengetahui beban stress binatang, para peneliti biasanya mengukur jumlah hormon stress kortison yang terdapat dalam darah binatang tersebut. Tapi hasil penelitian Florian Sicks menunjukkan, jumlah kortison tidak bisa dijadikan patokan pertanda stress. Pada beberapa jerapah yang ia teliti, kadarnya berkurang di darah, walau hewan itu jelas-jelas masih mengalami stress. "Lamanya fase tidur REM lebih bisa diandalkan sebagai parameter stress", kata Sicks.

Florian Sicks Schlafforschung an Giraffen
Posisi tidur yang "benar" bagi jerapahFoto: Florian Sicks

Tidur Posisi Terlipat

Sicks mengamati 17 jerapah kebun binatang di seluruh Jerman. Ia menggunakan kamera inframerah yang merekam hewan saat tertidur. Ia tidak bisa mengamatinya secara langsung, karena jerapah adalah hewan yang sangat pemalu. "Mereka tidak akan bisa tidur kalau saya ada di dalam kandang", jelasnya.

Jerapah juga bisa tidur sambil berdiri. Tapi untuk mencapai fase REM, jerapah tidak hanya harus terbaring tapi juga dalam posisi terlipat yang benar : Kaki dilipat, kemudian berbaring di lantai, leher dijulurkan ke belakang dan kepala ditaruh di kaki belakang. "Ini agar saat fase REM, saat jaringan otot rileks, kepala tidak terantuk lantai."

Posisi tidur jerapah ini sangat membantu penelitian Florian Sicks. Ia jadi tahu, kapan jerapah tengah mengalami fase tidur REM.

Kematian Pasangan Hidup

Tidak hanya proses pindah dari kebun binatang ke kebun binatang lain yang membuat stress jerapah. Hewan ini paling menderita jika ada perubahan pada kawanan jerapah, khususnya jika pasangan hidupnya mati. Sicks meneliti George dan Jaqueline, dua jerapah di kebun binatang Opel di Frankfurt. Mereka tinggal bersama di sana selama 15 tahun.

"Suatu hari, George mati karena usia tua", kisah Sicks. "Setelah itu Jaqueline selama tiga minggu tidak sedetik pun mengalami fase tidur REM. Dan ini adalah waktu yang sangat lama. Tikus misalnya akan mati jika selama tiga hingga enam minggu tidak mengalami fase tidur REM ."