1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Studi: Deforestasi Amazon Brasil Naik 20% Tahun 2021

Kieran Burke
19 Juli 2022

Negara terbesar di Amerika Selatan, Brasil, kehilangan 18 pohon per detik pada 2021, menurut laporan terbaru yang dirilis Mapbiomas. Deforestasi di negara tersebut juga telah meningkat lebih dari 20 persen.

https://p.dw.com/p/4EKE0
Penggembalaan ternak di lahan yang belum lama ini dibakar dan digunduli oleh peternak sapi di negara bagian Para, Brasil
Laju deforestasi di hutan hujan Amazon mencapai 18 pohon per detikFoto: Andre Penner/AB/picture alliance

Deforestasi kawasan hutan hujan Amazon, Brasil, meningkat lebih dari 20% pada tahun 2021. Data menurut laporan berbasis data satelit yang dirilis oleh lembaga pemikir lingkungan Mapbiomas, Senin (18/07).

Mapbiomas bersama universitas, LSM, dan perusahaan teknologi mengungkap, telah terjadi peningkatan deforestasi selama tiga tahun. Area yang terdeforestasi dilaporkan mencapai 42.000 kilometer persegi (4,2 juta hektare) atau hampir setara dengan luasan negara bagian Rio de Janeiro.

Mapbiomas lebih lanjut melaporkan ada 16.557 kilometer persegi (1,65 juta hektare) vegetasi asli yang hilang selama tahun 2021. Menurut penelitian, deforestasi terjadi pada tingkat 189 hektare per jam. Sepanjang tahun 2020, area yang hilang akibat deforestasi mencapai 13.789 kilometer persegi (1,37 juta hektare).

"Di Amazon saja, 111,6 hektar hutan ditebang per jam atau 1,9 hektar per menit, yang setara dengan sekitar 18 pohon per detik," lapor organisasi itu.

Pembukaan lahan untuk pertanian diketahui sebagai penyebab utama deforestasi. Disusul pertambangan, ekspansi perkotaan, dan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebagai faktor lain yang terkait deforestasi.

Para peneliti memvalidasi 69.796 "peringatan deforestasi" selama tahun 2021. "Peristiwa deforestasi" ini dievaluasi secara individual, dengan berbagai faktor yang dipertimbangkan, termasuk data dari kawasan lindung dan otorisasi dengan data dari kawasan lindung.

Kurangnya penegakan hukum jadi masalah utama

Hampir 20.000 properti ditemukan sebagai pelanggar berulang. Data ini menunjukkan kurangnya penegakan hukum di Brasil, berdasarkan studi tersebut.

"Untuk mengatasi masalah legalitas, perlu untuk memangkas impunitas, di mana risiko dihukum dan bertanggung jawab atas perusakan ilegal vegetasi asli harus nyata ditegakkan kepada pelanggar lingkungan," jelas Koordinator Mapbiomas Tasso Azevedo.

Azevedo mengatakan, perlu ada tindakan untuk memastikan bahwa "semua deforestasi terdeteksi dan dilaporkan; semua kasus deforestasi ilegal dituntut pertanggungjawabannya dan pelaku mendapat hukuman dari pelanggarannya misalnya membayar denda atau dikenai embargo, tidak boleh lagi berusaha di sektor itu."

Deforestasi meningkat di bawah pemerintahan Bolsonaro

Presiden Brasil Jair Bolsonaro memiliki rekam jejak yang dipertanyakan dalam hal pelestarian Amazon. Pemerintahannya telah dituduh membuat otoritas lingkungan tak berdaya dan mendukung langkah-langkah legislatif untuk melonggarkan perlindungan hak tanah.

Amazon sebelumnya tidak pernah mencatat deforestasi lebih dari 10.000 kilometer persegi per tahun, selama lebih dari satu dekade sebelum masa jabatan Bolsonaro dimulai pada Januari 2019.

Komunitas Pribumi Karipuna telah membawa pemerintah Brasil ke pengadilan, menuntut perlindungan permanen dari perambahan di wilayah adat mereka. Tanah Karipuna merupakan salah satu di antara delapan wilayah adat yang paling banyak ditebangi secara ilegal di Brasil.

HRW meragukan janji-janji kosong Bolsonaro

Bolsonaro berbicara di KTT Iklim yang dselenggarakan oleh Amerika Serikat pada April 2021, dan bersikeras bahwa dia berkomitmen untuk melindungi Amazon dan bahkan menjanjikan lebih banyak sumber daya untuk penegakan hukum lingkungan. Namun, sejak menjabat pada 2019, pemerintahannya tidak melakukan apa-apa selain mempercepat laju perusakan hutan hujan, menurut Human Rights Watch.

LSM tersebut mengatakan, pada titik itu "komitmen iklim Bolsonaro tidak dapat dianggap serius."

(ha/as)