1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sulitnya Hubungan India - Pakistan

Sandra Petersmann7 Januari 2013

Baru-baru ini terjadi lagi kontak senjata antara India dan Pakistan di perbatasan Kashmir. Ritual penjaga perbatasan juga menunjukkan persaingan.

https://p.dw.com/p/17FJm
Perbatasan Wagah antara India -Pakistan
Perbatasan Wagah antara India -PakistanFoto: BEHROUZ MEHRI/AFP/Getty Images

Teriakan lantang bersahut-sahutan di kedua sisi perbatasan. Para penjaga melakukan parade seperti sedang bertarung. Sikap penjaga di satu sisi perbatasan sama dengan yang ada di seberang perbatasan. Serdadu yang melangkah dengan tegap, teriakan nyaring, kaki dan tangan diayunkan serentak. Pandangan mereka lurus ke depan. Mereka dilarang tersenyum sedikitpun. Gerakan mereka sinkron dan penuh disiplin. Para penonton menyambut dengan sorakan. Begitulah pemandangan kedua sisi perbatasan India dengan Pakistan.

Ini suasana menjelang matahari tenggelam. Selamat datang di pos perbatasan Wagah Border. Pos perbatasan ini adalah satu-satunya hubungan jalan yang terbuka antara India dan Pakistan. Setiap sore, ribuan penonton naik ke tribun yang dibangun di kedua sisi perbatasan. Mereka ingin melihat seremoni bendera yang diselenggarakan oleh militer India dan Pakistan di daerah perbatasannya. Di kedua pihak, ada penggerak penonton yang berteriak memberi semangat. Penonton juga ikut bersorak dan slogan-slogan nasionalnya.

”Hidup India”, itu yang diserukan sekitar 20.000 penonton di daerah India. ”Berjaya Pakistan”, demikian slogan sekitar 5.000 penonton di daerah Pakistan. Penduduk India berjumlah 1,2 miliar orang, penduduk Pakistan sekitar 180 juta orang.

Upacara bendera di perbatasan Wagah ramai dikunjungi penonton
Upacara bendera di perbatasan Wagah ramai dikunjungi penontonFoto: Sandra Petersmann

Seremoni Penuh Emosi

Kedua negara punya sejarah panjang yang saling berkaitan. Sejak perpecahan dan kemerdekaan tahun 1947, sudah banyak darah mengalir dalam berbagai aksi pembantaian, bentrokan dan perang. Ada perebutan kekuasaan, masalah agama, pertikaian tentang tanah dan air. Perbatasan antara kedua negara ibarat tembok. Di balik tembok itu, senjata atom saling mengintai. Upacara di perbatasan antara India dan Pakistan adalah luapan emosi bagi kelompok nasionalis di kedua pihak.

”Negara saya adalah yang terbesar dan terbaik di dunia”, kata seorang pemuda yang begitu bersemangat mengibarkan bendera India. Lalu kerumunan anak muda di belakangnya melanjutkan dengan seruan-seruan seperti paduan suara: ”Pakistan Murdabad – Matilah Pakistan”.

Permusuhan Dalam Politik

India dan Pakistan secara budaya sebenarnya sangat mirip seperti seragam, sepatu lars dan langkah serdadu mereka dalam parade di Wagah Border. Seorang kakek menerangkan: ”Seremoni ini harusnya menunjukkan pada orang, bahwa kerukunan itu lebih baik dari pertengkaran. Kami sebenarnya punya biografi yang sama. Permusuhan ini hanya ada di tataran politik, tidak di tataran manusianya.” Cucu kakek ini menambahkan, orang-orang Pakistan yang bersorak di seberang perbatasan sebenarnya seperti saudara.

Upacara di perbatasan hampir selesai. Bendera sudah diturunkan. Para serdadu saling menyalami. Lalu mereka menutup gerbang, berbalik dan jalan kembali dengan lengkah tegap. Sampai hari esok. Mereka akan bertemu lagi. Diiringi tepukan puluhan ribu penonton di kedua sisi perbatasan. Banyak yang tidak menyadari, pemandangan di kedua sisi perbatasan sebenarnya serupa, seperti melihat dalam kaca.